Total Pengunjung Blog

Pengikut

Popular Posts

Rabu, 10 Agustus 2011

 

Dear kawan….kali ini andy lagi PKL di Industri farmasi bagian PPIC. Namun, berhubung pembimbing saya langsung seorang manager dan beliau sepertinya sayang sama aku sehingga tidak melimpahkan tanggung jawabnya ke orang lain, maka diriku berada di posisi yang sulit, G ada kerjaan, karena selalu ditinggal metting. Namun, saya selalu ingat dengan buku yang selalu saya bawa sekarang “Tundukkan Setan pikiranmu karya Krishnamurti seorang mindset movitator terkenal,,

Berhentilah menunggu kondisi membaik. lakukan sesuatu…lakukan sesuatu..agar kondisi semakin membaik…

maka saya secara otodidak belajar sendiri tentang bagaimana caranya melakukan produktion scheduling. Berbekal ilmu yang saya miliki dari pabrik Deterjen saya dulu, maka alhamdulilah secara teori saya dapat menguasai ilmu ini. Baiklah…akan saya sebarkan ilmu ini ketemen-temen semua dan insyallah akan saya buatkan softwarenya (halah) untuk perusahaan DD – light.Oke, kita mulai dari teori.

Perencanaan produksi dimulai pada saat bagian marketing menyerahkan data forcast atau perencanaan penjualan untuk satu tahun kedepan. Data Forcast ini beruba jumlah barang yang akan dijual,……………..,…………………,………………Data tersebut digunakan sebagai target untuk melakukan pembuatan perencanaan produksi tahunan. Untuk membuat rencana produksi tahunan tidak cukup hanya menggunakan data forcast, namun juga dibutuhkan beberapa data lagi seperti data permintaan actual untuk masing – masing produk, status inventory (barang sisa digudang tetapi bukan safety stock), data perencanaan safety stock, lead time (waktu proses produksi dari BB menjadi produk jadi, bukan waktu pendatangan bahan baku karena lead time untuk bahan baku sudah pada bagian yang berbeda, yakni material requirement Planning), demand time fence, dan planning time fence; dan kapasitas produksi.

Lalu bagaimana cara kita untuk melakukan perencanaan produksi?

Setelah memiliki data tersebut barulah dibuat MPS (Master Production Schedule). Misalkan hasil forcest selama 1 tahun adalah menjual sejumlah 100.000 produk. Dari data permintaan actual untuk masing – masing produk terlihat bahwa untuk produk A 60.000, dan produk B 40.000. Maka Rencana Produksi tahun mendatang adalah 60.000 produk A dan 40.000 produk B. Setelah itu kita melihat stok gudang, ternyata terdapat 1000 produk A sebagai inventory stock, dan 500 produk A sebagai safety stock. Sedangkan untuk produk B 500 dalam inventory stock dan 500 sebagai safety stock. Maka akan diperoleh data sebagai berikut :

Produk

A

B

Forcast

60.000

40.000

Stock inventory

1000

500

Safety stock

500

500

Kapasitas produksi/tahun

12500/bulan x 12=150.000

Persediaan total (stock inventory+safety stock)

1500

1000

Setelah itu kita harus melihat demand time fence untuk masing – masing produk dalam tiap bulannya. Data didapat pada data forcast, misalnya sebagai berikut :

 

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUNI

JULI

AUG

SEPT

OKT

NOV

DES

 

A

5000

5000

10000

4500

5500

6000

2000

2500

10000

4500

3000

2000

60000

B

2500

4000

2500

1000

2500

5000

2500

5000

3500

1500

4000

6000

40000

JUMLAH

7500

9000

12500

5500

8000

11000

4500

7500

13500

6000

7000

8000

100000

Dari data maka kita dapat membuat rencana produksi untuk produk A :

 

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUNI

JULI

AUG

SEPT

OKT

NOV

DES

 

A

5000

5000

10000

4500

5500

6000

2000

2500

10000

4500

3000

2000

60000

Produksi

12500

-

12500

-

12500

-

-

-

12500

-

12500

-

 

Psdian total

1500

9000

4000

6500

2000

8500

6500

4000

6500

2000

11500

9500

 

Stok terakhir pada bulan desember adalah 9500. Padahal safety stoknya adalah 500. Jadi stock inventorynya 9000. Disinilah perlunya kita melihat kapasitas produksi kita dengan permintaan, seandainya kapasitas produksi kita terlalu besar (jika hanya untuk produk A), maka akan timbul kerugian karena barang yang menumpuk di dalam gudang.

Dan untuk produksi produk B :

 

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUNI

JULI

AUG

SEPT

OKT

NOV

DES

 

B

2500

4000

2500

1000

2500

5000

2500

5000

3500

1500

4000

6000

40000

Produksi

12500

-

-

-

-

12500

-

-

-

12500

-

-

 

Psediaan total

1000

9500

7500

6500

4000

11500

9500

4500

1500

12500

8500

2500

 

Disini kita melihat bahwa produksi pada bulan Januari, bersamaan. Lalu bagaimana? Inilah pentingnya planning time fence dimana kita harus mengatur jadwal produksi yang terjadi secara bersamaan. Planning time fence juga berfungsi untuk mengatur jadwal apabila lead time produksi sangat panjang. Misalnya saja, untuk memproduksi produk A dalam 1 kapasitas produksi dibutuhkan waktu setengah bulan dari bahan baku sampai produk jadi, maka kita harus mengundurkan waktu produksi yang tadinya di awal bulan januari menjadi pertengahan bulan desember. Apabila 1 kapasitas produksi mempunyai waktu leadtime selama 1 bulan, maka kita harus produksi pada awal bulan desember untuk memenuhi permintaan bulan januari. Untuk produksi yang bersamaan, sebaiknya salah satu produksi di undur. Ada pertanyaan kenapa kita tidak membagi 1 kapasitas produksi menjadi setengah – setengah produksi A, dan setengah produksi B? Tentunya akan terjadi pemborosan waktu, energy, dan SDM.

Jadi dari data tersebut dapat disimbulkan bahwa Master Produktion Scheduling adalah sebagai berikut :

 

DES

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUNI

JULI

AUG

SEPT

OKT

NOV

DES

A

12500

   

12500

 

12500

     

12500

 

12500

 

B

 

12500

       

12500

     

12500

   
                           

*Ini digunakan apabila mengabaikan leadtime…

Apabila menggunakan leadtime 1 bulan, maka Master Produktion Scheduling adalah sebagai berikut :

 

NOV

DES

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUNI

JULI

AUG

SEPT

OKT

NOV

DES

A

12500

   

12500

 

12500

         

12500

   

B

 

12500

       

12500

             
                             

Nah…baru setelah itu, produksi kita turunkan ke level mingguan dalam setiap bulannya. Asumsi bahwa leadtime tidak membutuhkan waktu yang lama untuk memproduksi produk, sehingga yang digunakan adalah tabel nomer dua dari atas. Untuk membuat Master Production Sceduling mingguan, kita harus mengetahui kapasitas produksi harian maupun mingguan.

Akan saya bahas pada lain waktu…

3 komentar:

Majeh mengatakan...

Makasih da share ilmunya. Lebih mudah dipahami dr teori ppic yg penuh dg rumus rumus rumit. Thanks bro

Majeh mengatakan...

Makasih da share ilmunya. Lebih mudah dipahami dr teori ppic yg penuh dg rumus rumus rumit. Thanks bro

Anonim mengatakan...

Jika jadwal seperti itu, Ada beberapa bulan yang tidak produksi? jadi produksi nganggur?