Total Pengunjung Blog

Pengikut

Popular Posts

Sabtu, 12 Desember 2015
Silahkan di share, enteng enteng aja, karena ada rahasia marketing langit.!!!
Hukum pertumbuhan bisnis yang kita pahami, survive, grow & Lead (mulai memimpin). Tiga fase yang pasti alami ketika kita istiqomah membesarkan bisnis kita. Itu tiga indikator bisnis kita ada dimana. Fase lead itu, jangankan duwit, kompetitor itu datang untuk menjadi mitra. Fase survive indikatornya penderitaan tanpa akhir. Yang lucu, pada fase survive itu, teman - teman pada menjauh juga, bahkan bank juga, fase survive ini duwet susah banget datang kepada kita, susah sekali untuk datang kepada kita. Biasanya dialami oleh perusahan baru dan perusahaan bermasalah. Perusahaan baru : 1 karena dia belum punya pelanggan, akhirnya mencari pembeli pembeli baru, pembeli pembeli baru juga ragu, apakah pemain baru cukup asik klo bertransaksi dengan kita. Pada fase ini ada perbaikan secepatnya dan raih simpati pasar secepatnya supaya pasar mau jadi pelanggan kepada kita, karena pelangganlah yang sukarela untuk datang belanja lagi - belanja lagi. Fase survive itu tujuannya membangun reputasi, brand.
Fase grwo ketika pelanggan sudah mulai banyak, pelanggan datang sendiri. Beda pelanggan dengan pembeli baru adalah pelanggan sudah punya eksperient menggunakan transaksi kita, sedang pembeli baru sama sekali belum bertransaksi dengan kita, masih meragukan etikat baik dari kita.  Memaintainance pelanggan agar tidak kabur.

Fase leading adalah fase dimana agar kita bisa mengoptimalkan potensi yang ada agar dapat duwit. Kompetitor aja bisa ngantri menghasilkan duwet. Fase leading itu duwetnya ngantri ngantri untuk dijualin. Kapan kita bisa grow secepatnya, lead secepatnya?? Nah...dengan the great marketing road map ini harus dilakukan tahap demi tahap, tidak boleh lompat lompat. Karena satu langkah menjadi pondasi berikutnya. 3 langkah ini bisa diurai 14 langkah. Klo kita produk , maka harus mentarget penjualan per item perharinya, harus diselesaikan bagaimana caranya laku.

Apapun yang dipelajari di buku apapun, kita pasti akan ktemu 4 hal ini : brainstroming, stroming, normalizing, performing. Ini adalah sikulus perubahan yang harus siap anda hadapi dalam membesarkan bisnis. Semua yang kita pelajari, hanya akanmenghasilkan sesuatu , ketika yang dipraktekkan. Ketika dipraktekan akan bertemu seribu macam ketidak edealan dan seribu macam permasalahan.  Begitu di jalani, maka tentunya saat ketidak edealan tersebut membuat besoknya menjadi tidak semangat. Fase stroming adalah disini, ada perlawanan karena beribu permasalahan tersebut. Otak (brain nya hilang). Pada saat normalizing, pokoknya saya harus tetap jalan untuk membuat target, pokoknya saya harus tetap jalan membuat target, besoknya coba lagi ketika hari ini gagal, coba lagi, coba lagi, masalah ada, tapi terobos, masalah ada tapi terobos. Lama - lama, klo dipaksa terus jalan, maka akan mulai terbentuk performancenya. Disini kita kemudian akan melakukan temuan - temuan masalah baru dan kembali ke fase brainstroaming-stoarming, normalizing, performance. Fase ini tidak bisa diskip saja begitu saja. Harus dilewati meskipun menyakitkan. Begitu reputasi kita dapat, apapun yang kita jual akan mudah.
Maka, fase ini menyakitkan ?? Iya!!!jika kita tidak lewati, dan kita acuhkan , maka fase kita berada dalam fase survive saja, tidak naik ke fase growt.

Berapa Rp target pendapatan yagn anda harapkan dari bisnis anda setipa bulannya? Berapa milyar?berapa ratus juta? Sudah ada blue print strateginya?apa pengorbanan yang siap anda lakukan utnuk mendapatkan semua itu sercara rutin dalam 3-6 bulan kedepan? Dari target ini kita bisa membuat rencana kerja dari hari perhari, sehingga kita bisa target secara keseluruhan. Belum di bagi perproduk, kira - kira mungkin g kita jualan sesuai target perhari tersebut? Bagaimana caranya?(ini nanti....) setidaknya kita harus tahu caranya mencapai target tersebut, serapan pasarnya, lokal, regional, nasional, internasional. Nama besar harus dibangun

Contoh kasus :ada sebuah lemabga pendidikan (doni bening photographer), dia kemarin dengan semangat banggaknya dapat omzet 1, 7 milyar dari 23 cabang, kantor pajak seluruh jawatimur. Dia cerita , bisa g ? Penghasilan 1, 7 milyar ini dikunci? G perlu nyari nyari!!! Ini dapat 1, 7 tapi jalan - jalan? 1, 7 tapi g perlu keluar dari daerah???membangun customer base (membangun basis pelanggan, karena pelanggan ini akan datang terus menerus,),kita harus tahu market size yang akan kita jadikan pelanggan itu!!!

Tolong dicoacing agar dapat mahasiswa yang tergerus oleh UMM, Unibraw? Masalah yang dihadapi puluhan ribu mahasiswa yang berhasil di grap oleh UMM, brawijaya adalah mahaiswa yang skripsi, bermasalah di skripsi. Bimbingan skripsi 5 juta sampai lulus. Kita harus sensitif untuk hidup dari masalah orang lain. Karena didalam kerumuan maslaah tersebut adalah uang!!!!

Mau ditarget 1 M, 500 juta, ini enteng sebenernya, klo kita MAU TAHU!!!pasti ada jawabannya!!!!!Yang namanya target pasti butuh syarat dan ketentuan berlaku, berarti harus rela melakukan apapun untuk mendapatkan itu dalam jangka waktu 3-6 bulan. Proses ini terlihat dalam waktu 3 bulan, klo dalam 6 bulan g cukup, maka ada proses yang salah. Banyak teman - teman yang punya usaha, setiap harinya bengong!!!!jadi selain target uang, maka juga harus ada jangka waktunya.

Salah satu teknik untuk memecah target , dengan menjalankan tiga pilar :
Target sebesar apapun, akan berer dengan tiga pilar ini. 
  1. Perbanyak pilar pemasukan (
  2. Bangung keunggulan bersaingnya
  3. Jalankan pemasaran berkesinambungan (kemasan mendukung pemasaran berkesinambungan)
Packing itu barang yagn biasa menjadi wow, naik 125 ribu biaya produksi, tetapi nilai jual 100-200 kali lipat.

Rahasia membangung peilar pemasukkan yang effective adalah klo bangunan ditopang oleh 1 pilar atua 2 pilar saja pasti runtuh, dalam bisnis juga begitu. Klo kita hanya mengandalkan satu produk untuk mencapai satu target pasti berat. 
Pilar - pilar terbentuk dari 4 hal (mastering supply & demand warfare), :
  1. Sediakan produk atau jasa yang menjadi better solution bagi masalah yang diahadapi oelh pasar.  (Kita terjebak pada produknya!!!bisnismu apa??? Bisnis kita adalah membantu pasar. Klo penjualan seret, jangan jangan kita belum mendifinisikan ulang bisnis kita. Ini adalah kunci utama kita harus mengetahui ini!!tidak terjebak pada produknya, tapi bisnis kita itu adalah membantu menyediakan solusi yang lebih baik bagi maslaah yang diahapi oleh pasar dengan suatu produk. Apapun bisnis kita adalah membangun aset, bukan mati hidup sebuah produk. Banyak teman teman kliru, tersesat, mati matian membela produk. Hanya berjibaku pada satu ranah saja dan kadang tidak tepat sasaran.) Bisnis harus memberikan solusi, klo pun bisnis kita memberikan solusi, klo tidak lebih baik , ngapain juga pembeli harus beralih ketempat orang lain.   Masing - masing punya produk turunan. Misal property, maka setelah jualan rumah, maka produk turunannya adalah bagaimana cara memantaince ya, karena kita tahu struktur bangunannya, seperti renovasi, interior exterior design, landscaping, taman, pasang solar sell. Nek apotek apa aja????


  1. Kenali serapan pasar dan spot areanya (kita harus mengenali membangun pilar yang efektif, yang palign gampang adalah definisikan kembali arti dari bisnis kita, bisnis kita sebanranya adalah membantu menyediakan solusi yagn lebih baik bagi masalah yang diahadapi oleh pasar, bisnsi kita hanya akan terus hidup selama pasasar terus bermasalah dengan hidup mereka). Satu contoh lembaga pendidikan indonesia yang membikin pasar expart. Dia tawarkan 9 juta untuk pelatihan itu kepada para expatria. Dalam 1 tahun dia tidak lebih dari 85 juta. Lalu tanya pak las, gimana cara mengenali ini? Modul ini yang membutuhkan memang orang asing, tapi bisa jadi, orangnya tidak harus di indonesia.  Maka buatlah online, bisa diakses pertahun, hp, dll. Yang bisa dibidik tahun pertama , ketiga sekitar 10 juta orang x 25 dolar =3,5 trilyun. Dengan mengenali serapan pasarnya saja, bisa luas sekali. Cerita ibu ibu terpuruk bapak ibunya terlibat /terjerat investasi bodong terjerat 750 juta.  Lagi dines di tawian dosen mandarin, inggris , g tega dia pulang untuk membantu bapak ibunya. Beliau balik ke indonesia, bingung usaha suaminya tidak bagus bagusnya, lagi declear . Mbk nya ini pulang , harus punya usaha. Dirumah yang ada hanya mesin jahit padahal dia juga tidak bisa jahit. Dengan sisa uang yagn ada jual barang bekas, sempet sempetnya beli buku. Dia contek habis studi kasus perusahaan garmen yang head to head melawan bread nasional. Dia punya produk , mereka bikin cataloque yang sangat eklusif, orang lihat aja, pasti brand besar. Masalahnya dia tidak punya kemampuan untuk menjual.akhirnya dia lihat segmen pasar itu adanya di mall mall, untuk menjual produk tersebut dnegan harga yang bagus maka mau g mau harus jual di mall. Tembus 2 M. Kenali pasar aja udah tembus 2 M.
  2. Temukan strategy terbaik untuk menggarap masing - masng market spot. Masing - masing market spot punya startegi masing - masing, dikota beda, di online beda, di mall beda, di ruang dosen beda.  1 produk saja bisa punya pilar anak lainnya. 1 kota di bidik itu pilar baru, klo 10 kota maka berapa pilar? Banyak teman - teman punya produk macem macem tapi hanya BERHARAP KEAJAIBAN, keajabian pembeli datang terus menerus. Banyak strateginya, ada copy writing, display, dll.
  3. Bagnun die hard team untuk menjalankan strategy tersebut setiap market spot. Banyak dari teman - teman yang terlalu pelit untuk bagi insentif, dengan team penjualannya. Begitu mereka terlalu pelit, teamnya tidak cukup termovitasi. Balai kartini, bagaimana orang yagn masuk kita bisa menginpres bahwa balai kartini paling bagus!!!! Marketing, klo bisa tembus 25 m,, aku kasih mobil seharaga 125 juta. Kita bisa membangun die hard team klo kita juga g pelit juga pada mereka. Klo insentiv dari teamnya tidak menarik (kecil), maka tidak termotivasi!!!


Kalaupun kita sudah memeiliki pilar piliar pemasukkan yang effektiv dari 4 hal diatas, sudakah kita mengupgrade keunggulan bersaing dari setiap pilar pemasukan bisnis kita tersebut????meningkatkan daya saing dari keempat pilar tersebut, kita lenal dengan the better 5 P. 5 langkah membaung reputasi bisnsi yang effektive
  1. Build your product better. Klo kita punya prduk yang bagus, maka packaging nya harus keren...harganya bisa  bagus. Ini urutan!!! Produk, kemasan,harga,build your promotion better.kemasan harganya berapa>??tapi ndongkrak penjualan. Klo ktia punya apotek, setiap saat kita sedang pameran tunggal, yang membiaya customer, layani sebaik mungkin karena kita sedang melakukan pameran. Betapa luar biasanya kita dengan competitor. Kemasan yagn bagus untuk membuat orang yagn pakai. Sudahkah kita menjadikan setiap moment orang datang ketempat kita, menunjukkan the best moment. Masalah terbesar ternyata ada di orang - orang kita. Kenapa orang - orang kita resisten? Karena kita sendiri kurang keras untuk membina mereka menjadi die hard team!!!!!!
  2. Set your packaging better
  3. Set yur price better
  4. Bulild your promotion better. Promosi membuat pasar yang tadinya tidak tahu menjadi tahu.  Klo kita sudah promosi yang bagus, hati - hati di people. Banyak orang yang tidak aware di people, padahal penting banget!!!
  5. Train your people better. ini meningkatkan daya saing kita bersaing di 4 titik yang menentukan. Sudah habis habisnya membangun produk, pakacing, price, promotion, orang kita ngelayani judes nya luar biasa..  Masalah apotek ada disini!!! Pegawai front line dan back line. Pegawai didepan upayakan yang good loocking, bahasanya adalah orang yang punya bodi pekerti yang bagus. Setelah itu upgrade budi pekerti mereka.
Definisi puas--> ketika seseorang menerima lebih dari yang dia bayar. Untuk membuat puas itu, minimal 5 hal ini harus di jalankan.. Kaitan 5 hal ini adalah orang yang berurusan dengan kita (Costumer) akan menjadi marketing kita sendiri. Tidak harus simultan, tidak harus diselesaikan dulu. Ini adalah upaya untuk menjadikan customer menjadi happy customer sehingga menjadi ower greates marketing in the words, key performnace indikatornya (KPI) dari program ini berhasil adalah repead order /pelanggan kita akan bertambah secara eksponensial!!(word of mounth=mulut kemulut). Ini digunakan untuk membuat orang bertransaksi di bisnis kita membuat mereka mendatangkan 10 orang lain untuk bisnis kita. 1 orang terpuaskan akan mentriger 10 orang yang datang ketempat kita. Mau online maupun off line tetap sama, karena yang dilayani manusia.





Rabu, 09 Desember 2015

“DUA HAL PENTING YANG INGIN DIKETAHUI OLEH PENGUSAHA :

Jumlah kekayaannya dan usahanya untung atau rugi

Jumlah kekayaannya dapat dilihat dari NERACA AKTIVA PASIVA

Usahanya untung atau rugi dapat dilihat dari NERACA LABA RUGI”

 

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dear para pembaca blog yang setia menunggu tulisan itheng cemani….

kali ini itheng cemani akan berbagi mengenai cara membaca neraca keuangan aktiva pasiva beserta fungsinya.

Banyak pengusaha yang malas membuat neraca keuangan karena tidak tahu pentingnya hal tersebut. Di blog ini akan saya buat seperti kondisi nyata sehingga dapat menggambarkan fungsi dari neraca keuangan secara nyata.

Suatu pengusaha ingin membuat bisnis jualan rokok dengan modal uang 10.000.000.  Dia membelanjakan uang tersebut dengan rincian sebagai berikut :

4 juta untuk uang cash

5 juta untuk stok persediaan (rokok)

1 juta untuk asset tidak lancar seperti gerobak

 

Jika di tuliskan dalam sebuah neraca keuangan, maka akan menjadi seperti berikut :

image

gambar 1. uang cash 4.000.000, piutang tidak ada, persediaan barang 5.000.000, gerobak 1.000.000. Untuk piutang, hutang dagang, hutang bank, biaya penyusutan, dan laba ditahan belum ada, karena baru mulai usaha dan belum mulai jualan.Etalase (gerobak) dan sewa tempat diperkirakan akan rusak setelah satu tahun digunakan, sehingga nanti setelah satu tahun digunakan, harus ganti baru.

 

Margin keuntungan yang akan diambil pengusaha tersebut adalah 10 %. Sedangkan biaya operasional (gaji, bayar listrik, transport belanja/parkir, dll)= 1.000.000/bulan.

 

maka yang akan dilakukan pengusaha tersbut adalah menggelar dagangannya (jualan!!) dengan alur sebagai berikut :

image

 

Setelah satu tahun, maka dilakukan perhitungan stok dan perhitungan seluruh aset

image

sehingga diperoleh   kondisi usahanya adalah sebagai berikut :

uang cash per tanggal saat stok opname adalah 11.000.000, persediaan barang 7.000.000, hutang dagang 2.000.000, gerobak sudah Rp.0 (Harus ganti). Lihat pada biaya penyusutan gerobak ada anggaran 1.000.000, ini digunakan untuk beli gerobak baru.

image

Nah…dari pembacaan neraca keuangan diatas, stelah 1 tahun usaha berjalan, maka kita akan tahu fungsi dari neraca keuangan adalah :

1. dapat mengetahui kondisi harta kita baik dalam bentuk uang, piutang, barang dagangan dan juga hutang dagang. Selain itu, dengan melihat modal awal, maka kita dapat mengetahui laba ditahan jumlahnya berapa. Laba ditahan adalah laba yang digunakan untuk pengembangan usaha kita dan belum diambil). Laba ini dapat diambil jika ingin diambil atau didiamkan untuk pengembangan usaha. Laba ini  yang nantinya akan kita gunakan untuk “bagi hasil” jika usaha merupakan rekanan. Dalam pengalaman saya, tanpa bekerja sama dengan orang lain, maka saya akan mengambil laba tersebut 50 % untuk keuntungan, dan 50 % menjadi  laba ditahan sebagai pengembangan usaha. Jika anda bekerjasama dengan orang lain, maka hitung – hitungan pembagian keuntungan adalah pada  laba ini. Banyak bisnis rekanan yang bubar karena tidak memahami perihal laba ini. Dalam bisnis rekanan, Biasanya 30 % laba tetap ditahan, sisanya untuk bagi hasil.

 

Misal setelah 1, 5 tahun, kondisi usaha menjadi seperti ini :

image

apa yang terjadi dengan perusahaan tersebut ???

Kondisi perusahaan sedang rugi, dan sekarat, karena modal yang 10.000.000 hanya tinggal 6.000.000. Ada beberapa factor yang bisa menjadi penyebabnya. Namun yang jelas, secara matematis pengusaha rugi 6,500.000!!! Harus dicari neh…kenapa bisa rugi seperti ini, bisa jadi kukut klo g dibenahi!!!

faktor yang bisa menjadi penyebabnya antara lain

1) selama 5 bulan omzet tidak lebih besar dari pengeluaran operasional

2) karyawan ada yang mencuri uang atau barang dagangan

3) pengeluaran operasional tidak terkontrol sehingga menggerogoti uang

4) pembelian barang secara tempo  terlalu banyak sehingga menimbulkan hutang dagang yang pada saat pelunasan menghabiskan uang cash dan meninggalkan persediaan yang banyak , padahal omzet kurang dari jumlah pembelian (tidak berlaku pada neraca diatas)

 

Setelah dua tahun, kondisi keuangan menjadi seperti berikut :

image

Usaha mulai menampakkan peningkatan profit daripada dipertengahan tahun yang lalu. Namun, pada tahap ini, Ternyata, perusahaan kesusahan melunasi hutang, Hal ini terjadi akibat uang cash yang dimiliki hanya setengahnya dari hutang dagang. Padahal dia memiliki piutang 10.000.000, untuk itu pengusaha agar tidak kesusahan melunasi hutang harus menagih piutang tersebut agar menjadi uang cash.

 

 

Setelah 3 tahun, maka

image bisa kita lihat, bahwa setelah 3 tahun laba ditahannya adalah 10.000.000, sama dengan modal yang kita gunakan. artinya pada tahun ini kita telah mencapai Balik modal (Pay back period/PBP), artinya jika modal kita ambil, maka usaha akan tetap berjalan.

 

Melihat perjalanan dari 1 tahun, 1,5 tahun, 2 tahun, hingga 3 tahun, maka tidak mungkin laba ditahan tersebut didapat pada tahun pertama maupun kedua, kemungkinan besar laba mulai meningkat dan terlihat adalah pada tahun 2 sampai tahun ketiga. AKAN TETAPI, dari sinilah kita dapat belajar !!! bahwa realitanya, tidak setiap usaha selalu untung, ada pasang surutnya.

dan justru dari sini, kita dapat belajar ternyata sebelum usaha dimulai, kita dapat memperkirakan kapan kita balik modal.

Kapan kita balik modal saat usaha belum dimulai ??? maksudnya ???

Dengan membuat target tiap bulannya kita harus memperoleh laba bersih sekian rupiah, maka kita dapat memprediksi waktu kita dapat balik modal.

 

misal kasus diatas, jika kita ingin balik modal selama 3 tahun, maka kita harus memiliki laba bersih setiap bulannya adalah 10.000.000/(3x12bulan) = Rp. 277.777

Untuk mendapatkan laba bersih sebesar 277..777 dengan kebutuhan operasional 1.000.000/bulan maka laba kotor yang harus diperoleh adalah 1.277.777

dengan demikian, berapa omzet perbulannya jika Margin keuntungan yang akan diambil pengusaha tersebut adalah 10 %  (harga jual= harga beli +laba kotor, sementara laba kotor = 10%harga beli )?

Omzet = total harga beli barang + laba kotor

laba kotor = 10% total harga beli

1.277.777 = 10% total harga beli

1.277.777/10% = total harga beli

12.777.777 = total harga beli

omzet = total harga beli + laba kotor

omzet  = 12.777.777 + 1.277.777

            = 14.055.554/bulan

maka dari itu, pengusaha harus memperoleh omzet setiap harinya : 14.055.554/30 hari = 468.518

dari sini kita dapat mengetahui jika kita ingin balik modal dalam tempo 3 tahun, dengan kebutuhan operasional tiap bulan 1.000.000, maka kita harus memiliki target omzet harian 468.518 atau target omzet bulanan sebesar 14.055.554

Lalu kita sesuaikan, apakah target tersebut realistis? Apakah target tersebut sangat bisa dicapai? Cara mengukur realistis atau tidaknya adalah melihat berapa item barang dagangan yang akan kita jual !!! Misal harga jual barang kita rata – rata adalah 10.000/biji, maka  setiap hari kita harus menjualkan barang rata – rata 47 biji. (468.518/10.000). Realistiskah dicapai? Bagaimana cara mencapainya? Maka disinilah waktunya untuk menyusun strategi marketing agar kita mampu berjualan perhari 47 biji.

Jika tidak realistis target penjualannya? Cobalah di mundurkan lagi waktu balik modalnya.

Misal dengan modal tadi (10.000.000), waktu balik modalnya menjadi 4 tahun.

maka berapa omzet kita perhari? Jika margin keuuntungan yang diambil 10% dan operasional perbulan 1.000.000

laba bersih /bulan = 10.000.000/(4x12bulan) = 208.333

laba kotor /bulan  = 208.333 + 1.000.000 = 1.208.333

laba kotor /bulan = 10% total harga beli  ==> diperoleh dari margin keutungan 10%

1.208.333             = 10% total harga beli

1.208.333 /10%  = total harga beli

total harga beli = 12.083.330

 

 

maka omzet setiap bulannya adalah : total harga beli + laba kotor

                                                          : 12.083.330 + 1.208.333

                                                          : 13.291.663

 

maka omzet setiap harinya yang harus kita capai adalah 13.291.663 / 30 hari = 443.055

 

 

 

 

dari sini kita memperoleh ilmu bahwa kita dapat mengatur usaha kita, kapan kita balik modal dan berapa target penjualan yang harus kita lakukan tiap harinya agar dapat balik modal. Inilah fungsi nomer dua dari neraca keuangan.

 

Suplemen tambahan mengenai Balik modal, titik impas tidak untung tidak rugi, dan % ROI atau sering disingkat BEP, PBP, ROI dapat dibaca secara rumus di alamat http://rs-marjianto.blogspot.co.id/2014/12/pbp-bep-dan-roi.html.

mari kita lanjutkan membahas apa saja yang bisa diketahui dari neraca keuangan.

Setelah 4 tahun, neraca keuangan yang terjadi adalah sebagai berikut:

 

image

Pada kondisi ini, omzet pengusaha rata – rata 2.000.000/hari, akan tetapi akhir – akhir ini pengusaha selalu menolak permintaan pelanggan karena barang banyak yang kosong, mengapa ini terjadi??? Ya…karena persediaan barang hanya 3.000.000, padahal omzet perhari 2.000.000, sehingga persediaan barang sangat kurang, karena satu hari jualan, persediaan tinggal 1.000.000, dan tentunya barang banyak yang habis!!!!

Jika menghadapi kondisi tersebut, tentunya kita harus order barang agar persediaan barang kita dapat bagus sehingga pengusaha tidak selalu menolak permintaaan pelanggan.

pertanyaannya adalah, jika omzet perhari rata rata adalah 2.000.000, agar pengusaha tidak “kepontal – pontal” dalam melakukan order barang, maka pengusaha harus order  berapa juta???

karena uang cash yang ada 14.000.000, jika uang tersebut dibelikan barang semuanya secara cash, maka pengusaha akan melakukan order lagi 7 hari kemudian (14.000.000/omzet perhari = 7 hari). Dengan kondisi finansial yang ada, pengusaha dapat order 7 hari sekali.

Resikonya pada hari itu juga jika dibelanjakan semuanya, pengusaha tidak memiliki uang cash lagi, namun hari itu juga mendapatkan omzet kurang lebih 2 juta.

Jika pengusaha terlalu takut apabila tidak memegang uang cash, Ada alternatif lainnya, yakni membeli barang secara tempo. Karena uang kita 14.000.000, maka agar aman dan tenang, membeli barang secara tempo dapat disamakan dengan uang cash kita yakni 14.000.000. sehingga kondisi neraca keuangan kita adalah sebagai berikut :

image

dari kondisi ini, pengusaha tetap memegang uang 14.000.000 dan memiliki hutang dagang 15.000.000. Jika jatuh tempo hutang dagang sehari, maka pengusaha akan tetap tenang karena memiliki kemampuan melunasinya (14.000.000 + omzet harian (2.000.000). Namun jika jatuh tempo hutang dagang seminggu, maka pengusaha dapat melunasi hutang dagang tersebut dari omzet saja (2.000.000 x 7 = 14.000.000). Yang perlu diingat adalah, dari segi resiko dan tidak dalam kondisi khusus, pembelian barang sebaiknya kurang dari omzet.

dari sini, kita juga dapat menilai, apakah order selama 1 minggu sekali terlalu berat atau tidak? jika terlalu berat, maka berapa kali dalam 1 bulan kita harus order? Agar ringan, 1 bulan order sekali, maka persediaan barang yang harus kita miliki adalah : 2.000.000 x 30 = 60.000.000 .

jika omzet kita memang telah stabil, ada dua alternatif yang dapat kitalkukan :

1. Hutang dagang sebanyak 60.000.000 (tempo berapa hari???)

2. Hutang bank sebanyak 60.000.000 (tempo berapa tahun???),

dari sinilah kita dapat menilai kapan kita harus hutang!!!! yakni ketika nilai persediaan kita tidak mampu mengcover omzet penjualan kita.

pada kondisi ini, jika omzet memang sudah stabil, dan tidak ada kondisi khusus yang membuat bangkrut usaha, maka biasanya dengan semakin bertambahnya nilai persediaan maka omzet juga akan semakin naik.

seberapa besarkah kita diperbolehkan hutang dagang ?? menurut pengalaman bisnis saya, relatif tergantung omzet kita (perputaran uang kita) dan jatuh tempo hutang dagang tersebut. Untuk amannya jumlah hutang dagang = uang cash yang kita miliki.

dan ingat, hutang dalam artian ini adalah hutang produktif = hutang yang menghasilkan omzet lagi bukan hutang konsumtif.

beberapa bacaan yang dapat digunakan dalam memperlincah cara membaca neraca keuangan dapat digunakan sumber website ini http://www.slideshare.net/triysr/memahami-logika-laporan-keuangan-neraca-dan-laba-rugi

 

kunci yang harus dipegang “":

image

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dari sini kita akan belajar mengenai BEP (Break event point/waktu dimana pengusaha tidak untung juga tidak rugi) dan Balik modal (waktu dimana pengusaha dapat mengambil modal awalnya tadi dan disaat yang sama perusahaan tetap berjalan).

APa pentingnya BEP dan Balik Modal ??? sebagai dasar menyusun target penjualan!!!

HITUNGAN NILAI MATEMATIS TARGET PENJUALAN BERASAL DARI BEP dan BALIK MODAL ini !!!!

 

suplemen untuk pengetahuan dasar mahasiswa

 

diperoleh dari http://rs-marjianto.blogspot.co.id/2014/12/pbp-bep-dan-roi.html

PBP, BEP dan ROI

Catatan pribadi lagi. Sering kita dengar tentang BEP (Break Even Point), tetapi seringnya BEP diartikan sebagai "balik modal". Banyak di brosur-brosur investasi franchise menggunakan istilah BEP untuk menunjukan "balik modal". Saking banyaknya istilah BEP digunakan, membuat saya ragu dengan pemahaman saya tentang BEP selama ini.
Hasil baca-baca dan browsing-browsing menghasilkan catatan sebagai berikut:
BEP adalah titik dimana biaya operasional setara dengan keuntungan hasil usaha kita. Atau dengan kata lain "impas". BEP berguna untuk kita sebagai:

  1. Perencanaan Laba, berapa minimal unit yang perlu kita jual perhari.
  2. Alat kontrol kita, seberapa baik penjualan kita perhari / perbulan. 
  3. Dasar penentuan harga jual, bersamaan dengan target penjualan unit perhari.

Dengan rumus deskripsi BEP adalah TFC + ( BOU x n) = HJU x n

  • Total Fixed Cost (TFC): Biaya operasional tetap, sebagai contoh: gaji pegawai, sewa lokasi, listrik, dan sejenisnya.
  • Biaya Operasional perUnit (BOU): modal per unitnya/biaya operasional yang diperlukan per unitnya.
  • Harga Jual per Unit (HJU): udah jelas dari namanya kan. 
  • n : jumlah / target jumlah unit yang harus kita jual perhari atau perbulan untuk mencapai BEP
contoh kasus:
Biaya operasional sebuah warung nasgor adalah sbb:
  • Gaji Pegawai Rp. 1.000.000 x 5 = Rp. 5.000.000
  • Listrik Rp. 2.000.0000
  • Air Rp. 500.000
  • Sewa Rp. 6.000.000 / tahun -->Rp. 500.000 / bulan

jadi TFC perbulan adalah: 5.000.000 + 2.000.000 + 500.000 + 500.000 = Rp. 8.000.000. TFC perhari jadinya (30 hari) Rp. 267.000.

Biaya satu piring nasgor contohnya adalah Rp. 5000 (modal beras, bumbu, gas) dan harga jual 1 piring nasgor adalah Rp. 15.000. Ok, mari kita hitung berapa piring nasgor yang harus dijual perhari agar tercapai BEP.
n = TFC / (HJU - BOU).
n = 267.000 / (15.000 - 5000)
n = 267.000 / (10.000)
n = 27 piring.
Jadi untuk mencapai BEP kita harus menjual 27 piring nasgor jika satu bulannya 30 hari.
Bagaimana jika dibisnis retail dengan berbagai macam barang? Nah untuk yang ini terus terang belum nyari detailnya, cuman bisa kita ambil inti dari rumus diatas bahwa HJU - BOU adalah keuntungan kotor penjualan kita.
Kita ambil sebuah studi kasus sebuah apotek dengan 10 pegawai, untuk gaji pegawai perbulan rata-rata Rp. 25.000.000. Biaya listrik, air, telp dan internet kurang lebih Rp. 5.000.000. Biaya amortisasi pembelian showcase Rp. 300.000 dan penyisihan untuk THR pegawai Rp. 1.000.000. Margin penjualan rata-rata adalah 20%. Pertanyaannya, berapa target omset penjualan perbulannya?
TFC = keuntungan kotor
TFC = margin * omset
omset = TFC / margin
omset = (25.000.000 + 5.000.000 + 300.000 + 1.000.000) / 20%
omset = 156.500.000
Jadi Omset perbulan yang diperlukan untuk BEP adalah Rp. 156.500.000  atau Rp. 5.217.000 perhari (30 hari).
Ok, jadi itu sekilas tentang BEP.
PBP (Pay Back Period) adalah analisa berapa lama modal yang kita investasikan akan kembali. Atau dengan kata lain, berapa lama kita bakal balik modal. Semakin kecil nilai PBP semakin baik nilai investasi untuk dilakukan. Rumusnya gampang aja, yaitu:
PBP = total invest / laba bersih
contoh: seorang teman bercerita dia baru saja join sebuah franchise minuman dengan modal Rp. 9.000.000. Perbulan dia mendapat laba bersih rata-rata Rp. 2.500.000.
PBP = 9.000.000 / 2.500.000
PBP = 3.6 atau dibulatkan 4
Jadi dalam 4 bulan dia bisa balik modal. Wow!!
ROI (Return On Investment) atau rentabilitas atau earning power menunjukan kemampuan modal yang kita investasikan pada sebuah usaha untuk menghasilkan keuntungan. Semakin besar ROI, semakin tinggi kemampuan usaha kita untuk mengembalikan modal dan semakin menjanjikan pula usaha kita. Rumus ROI adalah
ROI = (laba bersih / total invest) * 100%
Contoh kasus: investasi yang digunakan untuk sebuah usaha adalah Rp. 800.000.000 dan keuntungan bersih yang didapat adalah Rp. 18.000.000 perbulan.
ROI = (18.000.000 / 800.000.000) * 100%
ROI = 2.25%
Maka nilai ROI perbulannya adalah 2.25% atau 27% pertahun.
Pertanyaannya sekarang adalah, berapa nilai ideal ROI / nilai ROI yang baik?
hasil baca-baca dari browsing-browsing dikit, mohon masukan juga kalo kurang benar.
Baru nemu dua jawaban, ini pun hasil baca dari forum / blog.

  1. ROI idealnya lebih tinggi dari bunga bank.
  2. ROI idealnya lebih tinggi dari bunga pinjaman

Beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan ROI:

  1. Meninggikan margin
  2. Meningkatkan penjualan
  3. Menurunkan biaya operasional usaha
  4. Menurunkan modal perunit, contoh mencari suplier dg harga yang lebih murah, dll.
Jumat, 24 April 2015

artikel ini khusus untuk Yanti, mahasiswi semester 8 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

 

Pertanyaan :

Assalamualaikum pak Andy, Saya Yanti yang kemarin nemuin Bapak di Lab. Begini Pak, Saya merasa kesulitan dalam menuliskan reaksi kimia yang terjadi pada preparasi sampel tulang yang dilakukan di LPPT UGM karena tidak bisa mengikuti proses pengerjaannya. jadi yang ingin dilihat dari sampel ini adalah kadar kalsiumnya pak. mohon bantuannya Pak. Terimakasih :)

Preparasi sampel

1. Timbang tulang dalam wadah Erlenmeyer

2. Tambahkan 15 ml HNO3 + 3 ml HClO4 sedikit demi sedikit melalui dinding

3. Destruksi di plate pemanas hingga larut dan jernih

4. Destruksi dilanjutkan hingga sampel tinggal ±3 ml

5. Tambahkan 25 ml air suling hingga tanda

6. Baca dengan Spektrofotometer Serapan Atom

Pengukuran kadar kalsium tulang pada SSA menggunakan cara Destruksi basah, pembacaan absorbansinya dengan λ422,7 nm dengan larutan standar dari CaCO3

sesungguhnya saya juga kurang paham dengan alasan apa hubungannya tidak bisa mengikuti proses pengerjaannya dengan penulisan reaksi kimia, karean tidak ada hubungannya.

 

sebelum saya menjelaskan reaksi kimia tersebut, akan saya jelaskan terlebih dahulu konsep kerja atomic absorbsition spectro

 

image

1. Misal kita memiliki sampel yang telah selesai di preparasi (biasanya preparasi sampel menggunakan metode destruktif ), maka sampel akan dimasukkan ke alat dimana didalam alat tersebut akan di radiasi oleh sumber radiasi sehingga mengalami proses atomizer (atomisasi). Setelah proses atomizer tersebut selesai maka atam logam yang terkeksitasi, dimana kemudian masuk ke monokromator. logam yang masuk ke monokromator tersebut akan kemudian dideteksi oleh detektor dan masuk ke proses pembacaan data.

2. Yang adek tanyakan adalah bukan pada proses pembacaan sAAnya tapi pada proses preparasinya seperti apa reaksi kimianya. Maka jawabannya adalah, HClO3 dan HNO3 merupakan asam kuat yang sama sama berfungsi sebagai media distruksi basah, yakni melarutkan dan menghancurkan sampel (tulang) (lebih lengkapnya ikatan – ikatan senyawa organik yang ada ditulang putus semua karena penambahan HClO3 dan HNO3 sehingga tinggal tersisa logam – logam seperti calsium, Cu, dan lain lainnya. Pendiaman satu malam menyempurnakan kerusakan ikatan organik). Nah….HNO3 ini ternyata memiliki fungsi lainnya, yakni berfungsi untuk menstabilkan logam logam tersebut sehingga logam – logam tersebut bereaksi dengan HNO3 menjadi suatu larutan.

HNO3   --> H+        +    NO3-

misal logam calsium

maka

Ca2+            +    2NO2 -       ---> Ca2+2NO2- (dalam bentuk larutan)

larutan ini lebih stabil daripada bentuk calsium saja.

 

nah….larutan tersebut kemudian siap untuk dimasukkan kedalam SAA.

didalam SAA, maka akan diradiasi dengan sumber radiasi (proses atomizer) yang bisa adek baca disini

image

dan seterusnya, nanti ebooknya akan saya berikan ke adek..

 

dimana dalam tahap atomizer, akan terjadi reaksi kimia seperti dibawah ini :

 

WIN_20150424_161437

larutan tersebut dalam alat akan disemprotkan sehingga membentuk aerosol dimana dalam bentuk ion yang selanjutnya dengan energi (delta H) akan membentuk molekul, dan delta H tertentu membentuk atom, dan dalam energi tertentu Hv(sinar UV ya klo g salah), akan tereksitasi dan inilah yang bisa dibaca.

Nah…yang bisa dibaca itu ternyata atom ca  yang tereksitasi satu elektron, dan yang dalam bentuk terion (ca2+) itu tidak bisa dibaca di SAA (ini argumentasi saya saja melihat dari literature, dasar ilmu yang lebih dalam harus adek baca sendiri)

nah…kenapa di panjang gelombang λ422,7 nm , mungkin calsium bisa dibaca di situ, tapi saya tidak tahu alasannya, karena panjang gelombang tersebut adalah visible..dan saya masih belum paham.

ini contoh lainnya terjadinya reaksi kimia pada logam lain

 

 

 

ebook yang harus kamu baca

 

image

image

 

nah…selanjutnya, klo mau tanya sama aku, maka kamu g boleh polosan, tapi kamu harus baca dulu apa yang kamu ketahui tentang problemmu itu, jelaskan yang kamu ketahui, trus yang kamu butuhkan apa biar kamu lebih paham, itu kamu baru tanya ma aku

 

 

jadi strukturnya kaya gini :

pak saya mau tanya….

bla bla bla

 

yang saya ketahui itu

bla bla bal

dan saya udah baca bla bla bla,

tapi kok saya belum pahamnya tuh ini kok bisa gini tuh gimana caranya…

Senin, 30 Maret 2015

dear kawan….

satu pertanyaan tentang apotek?

Apa yang paling penting menurut anda ? Dalam suatu pengelolaan apotek?

marketing? pelayanan? keuangan? pengawasan? SDM? pengendalian barang?

Bagiku, yang paling sulit dilakukan dan sangat penting dalam pengelolaan apotek adalah PENGENDALIAN BARANG / PENGENDALIAN PERSEDIAAN?

(gambar didapat dari google)

Mengapa? karena pada kenyataannya, uang sebagai modal yang kita miliki 80 % di ubah dalam bentuk barang/persediaan. Jika kita tidak mampu mengendalikan persediaan/barang, jelas kita telah gagal dalam mengelola bisnis. Andai kalian tahu, sebagian besar perusahan retail selalu mencari jalan untuk meminimalkan barang hilang.

bagaimana dengan apotek? Nampaknya, hanya beberapa apotek besar saja yang sadar terhadap hal ini, sedangkan yang lainnya tidak terlalu menggubrisnya (coz butuh pemikiran yang tidak ringan!!!).

Padalah, jika kawan – kawan tahu,  pengendalian persediaan ini berdampak luas pada kondisi bisnis dan karyawan anda

1. Jika barang barang anda tidak dihitung, maka karyawan bisa saja mengambil barang – barang anda setiap saat

2. Jika barang barang anda tidak dihitung, maka karyawan bisa saja mengambil uang kasir, dengan cara tanpa input dikomputer dan uang masuk saku

3. Jika barang  barang anda tidak dihitung, maka anda tidak akan tahu bahwa karyawan ternyata sering melakukan salah input baik salah input jenis barangnya atau salah input jumlah barangnya.

selain itu, juga berdampak pada kondisi psikologi anda :

1. jika barang barang anda tidak dihitung, maka anda tidak akan tahu nilai kehilangan barang anda, yang mana bisa saja  menjadi salah satu sumber kebangkrutan bisnis anda.

2. Jika barang anda tidak dihitung, maka anda tidak akan sanggup meninggalkan usaha tersebut dalam jangka waktu yang lama

2. jika barang barnag anda tidak dihitung, anda tidak akan merasa rugi jika ada barang barang yang rusak

3. Jika barang barang anda tidak dihitung, anda tidak akan bisa menghitung laporan laba rugi

4. jika barang  barang anda tidak dihitung, anda tidak akan bisa mengetahui neraca keuangan anda

artinya, anda tidak mungkin bisa mengambil keputusan tentang bisnis anda.

Kali ini, saya akan mengupas tentang pengendalian persediaan, khususnya pengendalian barang hilang.

Sistem pengendalian barang beragam jenisnya. Secara teknis, pengendalian dilakukan dengan sesimple mungkin dan seefektif mungkin. Sebut saja indom*rt, retail yang paling populer menurut saya, bagaimana dalam  pengendalian barang, retail ini mengalami perubahan sistem dari tahun ketahun. Pertama kali indom*rt berjalan, dia melakukan pilihan melakukan perhitungan stok dengan membebankan tanggung jawab tersebut kepada karyawan. Karyawan melakukan perhitungan setiap hari setiap rak, dimana dalam tempo waktu satu bulan maka akan diperoleh nilai akumulasi kehilangan barang. Nilai kehilangan barang inilah yang dijadikan patokan prestasi para karyawan ataupun hukuman karyawan. jika nilai kehilangna barang melebihi 0,2 % dari omzet (secara teoritik nilai kehilangna barang perbulannya adalah 0,5% omzet), maka karyawan akan menanggung sisa kerugian tersebut dengan potong gaji. Dari waktu ke waktu, sistem ini tidak lah menjadi sistem pengendalian barang yagn sempurna, seiring perjalanan waktu, karyawan mulai pintar memanfaatkan celah karena efek “manusiawinya” dimana sebisa mungkin tidak menanggung sisa kerugian. Celah yang dimaksud adalah dalam proses perhitungan stok selain ada barang hilang (tidak sesuai dengan komputer) tentunya ada juga barang lebih (stok komputer lebih sedikit daripada stok nyata). Maka oleh karyawan, stok tersebut dianggap bukan milik toko, melainkan miliknya sendiri. Parahnya lagi, ada karyawan yang malas untuk melakukan tugas ini, sehingga setiap diberi lembar perhitungan stok, pengisian lembar tersebut disamakan semua dengan angka komputer tanpa dihitung.

Pada akhirnya rusaklah sistem perhitungan stok dengan cara ini, terlebih lebih jika semua karyawan berkongkalikong  curang. Cara ini sesungguhnya masih tetap efektif, jika dan hanya jika pengendalian karyawan dapat dilakukan dengan baik yakni selalu melakukan cek pakaian setiap karyawan selesai shift atau menanam orang kepercayaan dimana tidak dimasukkan dalam hitungan ganti rugi nilai barang hilang dan harus ada validasi hasil perhitungan stok.

Sadar akan kelemahan sistem pengendalian barang ini, maka managemen indom*rt kemudian merombak sistem pengendalian barang hilang tersebut.  Bergantilah sistem pengendalian dengan membuat team khusus yang melakukan perhitungan stoknya selama 1 bulan sekali. Cara ini lebih menguntungkan dilihat dari sisi kecurangan karyawan, meskipun jika kita baru memiliki satu toko pasti memperbesar biaya operasional. Disamping itu, sistem perhitungannya mulai dirubah dari metode manual, menggunakan alat DCP dan setiap barang langsung discanner via barcode.

WIN_20150330_204659gambar alat DCP

Dari sistem perhitungan stok tersebut, maka dihasilkan data :

1. Nilai stok yang selalu valid. Nilai stok yang selalu valid ini, digunakan untuk menghitung harga pokok penjualan sehingga nanti mampu digunakan untuk menghitung laba kotor pada laporan laba rugi. Selain itu juga digunakan untuk mengetahui persediaan barang pada neraca keuangan perusahaan.

2. nilai barang hilang. Nilai barang hilang ini digunakan untuk mengikat karyawan, agar karyawan tanggung jawab dalam pekerjaannya. untuk itu, barang hilang harus dikendalikan.

3. memudahkan sistem order.

4, memperkirakan nilai persediaan yang harus dimiliki pengusaha

Target pengendalian barang hilang, maksimal tidak lebih dari 0.2% dari penjualan semua produk dalam 1bulan. (0,2 % adalah keputusan managemen, padahal secara teori 0,5%. Mengapa o,2%, agar karyawan pasti dapat potong gaji, heheheehe).
misal penjualan all produk dalam satu bulan :Rp.255.000.000
Maka target barang hilang yang harus dicapai  harus dibawah: 0.2%x255.000.000=  510.000

Jika lebih dari itu kaya apa? maka karyawan nombok berdasarkan tanggung jawabnya.

Misal;
* penghasilan penjualan  dalam satu hari; rp 5.000.000
*penghasilan penjualan dalam satu bulan: rp 5.000.000× 30hari= rp 150.000.000
* buget dari perusahaan 0,2 % dalam satu bulan
0,2%× 150.000.000=300.000
dan ternyata barang hilang dalam satu bulan : rp 900.000
maka jika personil toko terdiri dari:
Kepala toko=1 orang= perhitungan penggantian barang hilang=2,5×per penggantian
Asisten ka toko= 1 orang= perhitungan penggantian barang hilang=2xper penggantian
Md toko=1 orang= perhitungan penggantian barang hilang=1,5×per penggantian
Kasir toko=3 orang= perhitungan penggantian barang hilang=1x3 per penggantian
Pramuniaga= 4 orang =pperhitungan penggantian barang hilang= 1×4 per penggantian
Total 10 orang : total pengganti=13
Total nkl yang harus diganti oleh karyawan adalah
900.000-300.000=600.000 dibagi 13 adalah 46 .153/ per  pengganti
Perhitungan untuk setiap personilnya ;
Kepala toko=2,5xdari penggantian =115.382
  Asisten  katoko=2 kali dari pengganti=92.306
Md toko=1,5× dari pengganti=69.229
Pramu 4 orang jadi 1× 4 orang× pengganti=184.612
Kasir 3 orang jadi 1×3 orang× pengganti=138.459 jumlah 599.988.

 

Bagaimana dengan apotek ?

pada dasarnya perhitungan stok apotek lebih mudah daripada retail swalayan, asal software anda mendukung, SDM anda terkendali, serta memiliki orang yang bertugas menganalisis perhitungan stok. Metode yang kami gunakan adalah melakukan perhitungan barang setiap harinya. Setiap satu orang bertanggung jawab menghitung satu rak (satu bagian) setiap harinya. Meskipun terdapat kelemahan menggunakan sistem ini seperti yang telah saya ungkapkan diatas, namun sistem perhitungan per hari ini mampu mendeteksi proses barang hilang tersebut, apakah terjadi kesalahan dalam penginputan item barang  atau barang  hilang tak berbekas.

Pengendalian stok barang dengan sistem ini sesungguhnya menguras energi yang luar biasa baik energi berupa waktu dari karyawan maupun energi berupa uang yang harus dikeluarkan karena khusus membayar karyawan penganalisis hasil stok. Meskipun demikian, kami tetap menggunakannya berkaitan dengan kepentingan kami dalam menjaga stok agar selalu sesuai dengan kondisi nyata.Bagaimana dengan kelemahan sistem ini seperti yang saya ungkapkan diatas? Karena kami masih menunggu apotek sendiri, maka kami selalu melakukan cheking baju usai kerja, dan memiliki kunci validasi dalam membaca stok yang dikerjakan karyawan.

Berikut saya berikan contoh data gambaran analisis diapotek saya :

image

imageimage

image

 

Pertanyaannya adalah, kenapa kok barang barang itu bisa hilang? dan tiap bulan selalu saja ada yang hilang ?apa dicuri ? bisa ya bisa tidak. Bisa ya, jika pengawasan anda terhadap karyawan tidak mendetail (jangan percaya dengan karyawan anda, negeri ini atasnya aja udah bobrok, apalagi bawahnya!!!!, hehehe). Bisa jugA tidak dicuri, karena kesalahan paling banyak adalah pada peng inputan barang di komputer. Beberapa kesalahan penginputan yang menyebabkan barang hilang antara lain :

1. barang yang dinput tertukar, misal pharflox 400 diinput pharflox 200mg

2. barang yang diinput kurang jumlahnya, misal pharflox 400 jumlah 15, diinput 10 tablet

3. barang tidak diinput dikomputer, langsung diserahkan pasien.

Lantas, bagaimana cara mengatasi permasalahan –permasalahan diatas?

1. Untuk masalah karyawan, maka diperlukan sistem pengawasan yang menurut saya kompleks. Hingga saat ini saya belum menemukan sistem yang tepat dalam pengawasan terhadap karyawan.

2. Untuk masalah kesalahan input, maka perlu adanya pemisahan antara penginput software dan kasir. Penginput software tugasnya nginput, sedangkan kasir selain keuangan juga mencocokkan barang yang dibeli sesuai tidak dengan yang  di nota. Kelemahan dari sistem ini, pelayanan menjadi lebih lama.

demikian uraian dari saya mengenai pengendalian persediaan apotek. Teknis mengenai tata cara pengendalian akan saya kemukakan di blog selanjutnya. So…jika saya bertanya, pentingkah pengendalian persedian di apotek? Pentingkah perhitungan barang hilang? Maka ada dua jawaban, jika perputaran barang di apotek anda cepat sekali, maka wajib hukumnya melakukan pengendalian persediaan. Namun, jika perputaran barang anda masih lambat, saya rasa stok opname setiap hari belum begitu perlu. (jika anda bertanya bagaimana menilai perputaran barang cepat atau lambat, maka akan saya bahas di blog selanjutnya).

Bagi kawan – kawan yang ingin berdiskusi dengan saya bisa hub 085729420847 atau facebook andy eko wibowo.

 

 

salam hormat,