Total Pengunjung Blog

Arsip Blog

Pengikut

Popular Posts

Jumat, 08 April 2011

 

sebelum menginjak ke pelayanan obat tanpa resep kita harus tahu terlebih dahulu apa itu obat tanpa resep???

klo obat dengan resep itu terdiri dari obat narkotika, psikotropika dan obat keras, maka obat yang dapat dilayani tanpa resep antara lain OTC yang terdiri dari obat bebas , dan bebas terbatas, berbagai supelemen makanan serta obat wajib apoteker.

Lalu manfaat apa yang diharapkan dengan adanya pelayanan obat tanpa resep dokter?

dengan adanya pelayanan obat tanpa resep dokter maka diharapkan pasien dapat melakukan upaya swamedikasi

swamedikasi=upaya mengobati diri sendiri tanpa mengunjungi dokter.

kapan seorang apotek boleh membantu pasien untuk melakukan swamedikasi ?

pada saat pasieen mengalami keluhan – keluhan ringan (minor illnes) seperti diare, nyeri, pusing, batuk, sakit maag, penyakit kulit

image batuk kan ada berbagai  macam, seperti batuk kering dan batuk dahak, dengan tingkat keparahan berbulan bulan. flu-pun ada yang ringan sampai yang parah (salesma). Nyeri – bisa saja merupakan gejala umum penyakit ringan tapi juga bisa sampai gejala penyakit yang lainnya

 

untuk itulah perlu adanya ilmu yang di miliki apoteker sehingga apoteker dapat berperan dalam memutuskan kapan pasien harus dirujuk ke dokter dan kapan pasien bisa di swamedikasi. ANtara lain adalah :

 

jenis batuk yang perlu di waspadai antara lain batuk berdarah, tidak sembuh-sembuh, warna sputum tidak lazim (hijau). Tindakan merujuk ke dokter

flu /salesma –batasan gejala salesma ringan ???kapan salesma harus di rujuk ke dokter?kategorinya harus dengan resep yakni saat dengan demam lama sekali tidak kunjung sembuh

 

 

nyeri juga sangat luas, pertanda gejala penyakit yang lain. untuk mengetahuinya dirujuk ke dokter atau tidak, kita harus menanyakan ke pasien lokasi nyeri dimana?pada lokasi nyeri apakah ada peradangan, bengkak, benjolan,?riwayat juga ditanyakan sesuai dengan kondisi pasien?pernah megnalami hipertensi??

sakit maag yagn sampai muntah sampai muntah darah perlu diwaspadai

diare harus diketahui secara spesifik bagaimana demamnya dan bagaimana tinjanya apakah berlendir, atau apakah ada darah, bagaimana  perubahan warna dan konsistensi. misal jika terkena penyakit kolera maka akan sering buang air besar dengan cairan yang mirip air cucian beras. klo amoeba ada lendir ada darah dan perubahan bau yang lebih tidak enak.

penyakit kulit, kita perlu melihat seperti gangguan apa kulitnya apakah hanya infeksi pada jamur atau sampai luka.

 

jika ternyata penyakit mengarah gejala lebih berat maka kita harus segera merujuk ke dokter dan kita dapat mengurangi gejala dengan diberikan obat symtomatis dimana obat itu bisa merupakan obat swamedikasi. seperti diary maka diberikan cairan rehidrasi.

 

tentang swamedikasi yang rasional. Swamedikasi dikatan rasional  apabila :

1. aspek keamanaan (efek samping, dosis tepat, kemanjuran, sesuai dengan gejala, sesuai dengan indikasi, sesuai dengan bentuk sediaan).

2. obat bukan merupakan obat yang penggunaan nya perlu dibantu tenaga kesehatan, kecuali insulin

3. aspek biaya  dalam menentukan obat sesuai degnan tarif pasien

tujuan alternatif untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan. karena tidak dengan kontrol dokter perlu peran dari apoteker.

 

 

 

cara memilih obat untuk swamedikasi

sesuai dengan gejala yagn dirasakan, apabila demam maka diberi antipiretik, apbila nyeri maka diberi analgetik

memperhatikan kondisi khusus untuk  tiap tiap pasien misal hamil, menyusui, ada gol owa yang tidak boleh digunakan ibu hami,bayi, dan lanjut usia. pasien DM, serta pasien yang menggunaakan obat rutin harus diperhatikan interaksi obatnya.

mempertimbangkan juga riwayar alergi (reaksi obat yang tidak dikehendaki dari obat itu). misal asetosal banyak yang mengalami alergi. bagaimana mengenali alergi :

gejalanya seperti apa , klo seseorang alergi terhadap obat???gatal, merah, klo yang parah sampai bengkak, sampai sesak nafas, bisa langsung sampai pingsan.aspriin antalgin itu sering menyebabkan alergi

 

kita memperhatikan nama obat, khasiat, kegunaan , cara pemakaian , efek samping, dan interaksi obat yan dapat dibaca pada ietikae datau pbrsorusur.

memeilih obat yang sesuai dengan gjejala penyakit dan tidak ada interaksi obat dengan obat yang sedang diminum.

Sekarang, kita akan mengenal dan membuka wawasan kita mengenai obat – obat yang dapat dilayani tanpa resep satu persatu.

OBAT BEBAS & BEBAS TERBATAS

image antasida, oralit , parasetamol, vitamin.

antara obat ini bisa berganti menjadi golongan obat lain. misal vitamin B kompleks klo oral obat bebas, klo injeksi obat keras, karena sediaan tidak bisa digunakan pasien, dan resiko bahaya klo digunakan sendiri.

imageada obat bebas yang naik tingkat menjadi obat bebas terbatas, seperti bodrek. Hal ini disebabkan parasetamol yang mulanya obat bebas karena dikombinasikan oleh obat lain yang termasuk golongan bebas terbatas, maka bodrek tersebut menjadi obat bebas terbatas.

 

ciri khas untuk obat bebas  terbatas kecuali memiliki  logo biru, dia juga dapat ditandai dengan P no 1 sampai P no 6

 image sediaan untuk asma, yang bisa di bakar dan dihisap.

 

 

klo kita melayani obat bebas dan obat bebas terbatas kita beri informasi pasien untuk selalu menunjukkan dosis, efek samping, dan penggunaannya.

 

golongan obat wajib apoteker

OWA=obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker tanpa resep dokter dengan jumlah tertentu.

contoh:kontrasepsi—>pertama menggunakan, maka pil kontrasepsi harus dengan resep dokter. Namun pembelian kedua sampai kelima (masing –masing pembelian satu strep) tanpa resep dokter.Yang ke enam harus pakai resep lagi agar  berkonsultasi ke dokter.

asam mefenamat juga termasuk OWA yagn sering di apotek, untuk nyeri sakit gigi dengan merk dagang ponstan, mefinal.

Terramycin –antibiotik topikal boleh diberikan dengan batasan 1 tube.

kriteria obat menjadi OWA (PERMENKES No.919/MENKES/PER/X/1993) :

 

image

Tidak IK for pregnan, kid<2th, geriatik 65 th

swamedikasi tanpa resiko pada kelanjutan penyakit

non health equitment must be helped by health medicine

for hight prevalensi disease in indonesia

rasio khasiat keamanan dapat dipertangung jawabkan ukt pengobatan sendiri

 

 

obat yang masuk kriteri wajib apotek :

DAFTAR OWA NO 1

DAFTAR OWA NO 2

DAFTAR OWA NO 3

image harus dicermati , terkadang ada obat tertentu, yagn awalnya  ditetapkan sebagai daftar owa 1, bisa saja dikeluarkan kembali menjadi obat keras. atau malah menjadi obat bebas terbats.

 

KEWAJIBAN APOTEKER DALAM OWA CARE

memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang disebut dalam OWA yang bersangkutan

membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan

memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakai, KI, efek samping, dan hal yang perlu diperhatikan pasien lainnya

 

informasi yagn diberikan secara rinci :

apoteker menerangkan dengan jelas khasiat obat sesuai atau tidak dengan indikasi atau gangguan kesehatan yagn dialami pasien. Misal sekian jam harusnya demam turun, nyeri berkurang. klo sampai tidak berkurang harus di rujuk ke dokter

kontrakindikasi misal apakah pada ibu hamil dan menyusui bisa digunakan??hal ini agar pasien menyadari tentang siapa yang boleh menggunakannya berbahanya

kemungkinan gejala efek samping yagn mencul.misal CTM efek samping mengantuk,

 

cara pemakaian rute bagiamana? frekuensi?, ditelan?, atau dioleskan, atau dimasukkan ke anus atau sebagaimanya.

dosis sesuai dengan kondisi pasien

waktu pemakain sebelum atau sesudah , makan atau selama makan

lama penggunaan

pantangan makan atau tidak boeluh minum obat ternteu bersama

jika lupa memakai obat hal yang harus dilakukan

cara penyimpanan obat

 

beberapa permasalah yagn sering terjadi di masyarakat yang terkait dengan swamedikasi :

membeli obat resep tanpa resep /beli bebas—misal membeli amoxixilin tanpa resep.

permasalahannya adalah apotek yang melayani obat( harus dengan resep) tapi diberikan tanpa resep adalah permasalahan yang dipicu oleh UANG…MASYAALLAH…..

pasien pun kurang edukasi atau malah karena apotek memberikan maka dia tidak tahu bahwa obat ini harus menggunakan resep, sehingga dia sudah tahu klo sakitnya ini, darpida ke dokter harus mbayar, maka lebih baik langsung nembung ke apotek.

dan dokter pun sering melayani obatnya sendiri ke pasien.

 

solusi ?sistem asuransi??apakah bisa sistem asuransi menyelsaikan permasalahan ini ??

di thailand apotek yang mempunyai privat apotek swasta sangat jarang, karena semua dokter praktek di rumah sakit. sehingga pasien priksa ke dokter langsung dapat obat di apotek di rumah sakit itu.

di indonesia pemerintah menetapkan kelompok diagonsis, berdasarkan keparahan penyakitnya. kelompok 1 biaya x, kelompok 2, biaya lebih rendah dari x, kelompok 3 lebih rendah lagi dari kelompok 2.

image permasalahan lainnya adalah meminta kopi resep untuk penggunaan ulang padahal tidak ada iterasi karena pertimbangan ekonomi. Kopi resep wajib diberikan klo ada pengulangan. padahal diresep g ada, tapi apoteker memberikan.

peraturan klo apoteker melayani pasien dengan kopi resep yagn harus dilihat adalah det dan net det

 

apoteker juga bersaing dengan toko obat dan toko lainnya yang menjual obat – obat ini dengan sangat bebas. contoh obat keras yagn sering dibeli tanpa resep ":dexamethasone; captopril dan glibenklamide—>sigunakan pasien penyakit kronis. perlu dilakukan cek ulang idealnya apakah pasien membutuhkan obat yang sama atau tidak, amoxycillin—>masyarakaat sudah mulai mengenal antibiotik untuk mengobati radang, acyclovir,omeprazole, ketokonozale, imodium (diary ), voltadek Na diklorofenak dan postan  berisa asam mefenamat ,supertetra—tetrasiklin –untuk binatang yagn disayanginya misal ayam jago yang diadu.

 

ketidak rasional swamedika di praktek

penggunakan antibotik untuk kasus ringan

jumlah obat yang kurang , supertetra 3, FG troches 2, padahal minimal 3 hari

penggunaan obat yang relatif aman secara berlebihan-=keluhan kecil segera minum obat , vitamin, analgaesi digunaknsecara berlebihan

penggunana obat herbal yagn tidak aman dan tberlebihan . biasnyanya iming-iming iklan televisi

¢Menggunakan obat-obat yang mengandung lebih dari satu zat aktifnya secara berulang-ulang.

menggunakan beberapa obat dengan zat aktif yagn sama.

menggunakan obat – obat yagn maahal (bermerek) karena persepsi masyarakat obat yang lebih mahal itu lebih manjur.

 

peran apoteker dalam  swamedikasi

mencegah drug related problem –>rasionalitas obat.

menjadmin kemaanam penggunana obat

optimlasiasi pengugnana obat

mencegah penyalaahng uananan

menjamin ketsersedian dan keterjangkuan

-Edukasi

¢Peran apoteker sangat penting dalam swamedikasi à menjamin bahwa masyarakat mendapatkan obat yang benar, digunakan secara tepat, dan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dan efek samping yang minimal

¢

2 komentar:

Muchtar mengatakan...

belom lama ini saya abis beli "obat keras" di apotek tanpa resep dokter. dan dengan mudah tanpa ditanya apotekernya ngambilin. ini di apotek ugm lho.
banyak hal kayak gitu di apotek2. kalo gini gimana solusi terbaiknya?

Anonim mengatakan...

orang sakit kalo pengen sembuh jangan dipersulit, negara tidak melindungi fakir miskin dan anak terlantar