Total Pengunjung Blog

Arsip Blog

Pengikut

Popular Posts

Sabtu, 31 Desember 2011

cover catatan gadjah mada copy

 

Sesungguhnya bukan merupakan buku, hanya sebuah catatan yang dapat di jadikan sebuah inspirasi bagi para calon pemimpin.

“Setiap pemikiran satu manusia berbeda dengan pemikiran yang lain, siapa yang manusia? Adalah yang bisa menghargai pemikiran yang berbeda dengan pemikirannya dan mencoba untuk menggunakannya sebagai pembuka wawasan dalam tujuan hidupnya, yakni mengabdi untuk kemaslahatan umat manusia”

Catatan -perjalanan saya di bandung- ini sengaja saya munculkan akhir tahun 2011 sebagai bahan renungan kawan – kawan para calon pemimpin untuk memunculkan perubahan – perubahaan yang harus dilakukan di tahun 2012. Mengapa harus di akhir tahun 2011 ataukah aku ini juga salah satu manusia yang merayakan pergantian tahun baru? Bukan demikian, dalam kata pengantar ini saya sekaligus ingin mengajak dan membuktikan kepada kawan – kawan bahwa tidak sedikit orang yang menggunakan momen akhir tahun ini sebagai waktu untuk menuliskan impian – impian yang akan dicapai di tahun selanjutnya, merenungi apa yang telah dilakukan selama satu tahun ini, serta pencapaian apa yang telah dilakukan. Orang – orang yang tidak sedikit ini, tidak menggunakan waktu tahun baru untuk keluar bersenang – senang dan sejenisnya melainkan mentafakuri kejadian satu tahun lampau serta memulai hal yang akan dilakukan satu tahun kedepan. Dan mengapa harus tahun baru masehi? Karena orang – orang yang tidak sedikit ini, lebih sering menggunakan kalender masehi daripada jenis kalender lainnya dalam kehidupan sehari – hari. (namun sungguh!!! mohon maaf jika ternyata pendapat orang yang tak berilmu agama ini membuat luka para orang yang berilmu agama, red)

Terlepas dari semua itu, semoga Catatan ini dapat membuat malu saya dihari tua serta mengajak para pembaca untuk segera menuliskan idealisme – idealisme yang ada saat ini sehingga anda akan ikut malu bersama saya ketika membaca tulisan itu di hari tua. Mengapa malu? Mungkin karena kita tak bisa mewujudkannya atau mungkin karena masih banyak idealisme yang tak tercakup dalam idealisme yang telah diwujudkan. So…kemaluan mana yang akan terjadi!!Tuliskanlah dan nantikan kemaluan itu dalam sepuluh tahun kedepan.

Yogyakarta, 31 Desember 2011

Andy Eko Wibowo

 

bagi yang ingin membacanya dalam bentuk ebook saya persilahkan download  disini (karena 19 halaman), namun jika ingin membaca via blog silahkan , saya mulai disini…

Kamis, 29 Desember 2011

Aku memperkosa Allah..

“sungguh barangsiapa tidak meminta (memohon) kepada Allah, maka Allah marah kepadanya"(Hr.Al-bukhori, no. 658, At-Tirmidzi, no.3373, Ahmad, II/442, dan Ibnu Majah, no 3827)

 

Aku berusaha mencerna dan merenungi menggunakan kolbu dan pikiranku. Apakah pantas hadis ini digunakan dalam kondisiku saat ini, menyelesaikan permasalahan yang terjadi padaku.

Senin, 26 Desember 2011

    Pr juga termasuk kontrol sistem...proses transkripsi yang dinamakan faktor transkripsi, dilihat dari struktur protein, umumnya antara tiga : single, helix, disinsipeart…,

    Pertanyaannya adalah, siapa yagn mengaktifasi faktor transkripsi itu? Kemarin itu ada dua ciri, dia punya DNA binding domain, yang kedua dia berperan dalam regulasi/mengatur /berperan pada ekspresi genatau penekanann ekspresi gen…

    Klo protein yang bisa berikatan DNA tapi tidak bisa mengekspresi gen/penekan ekspresi gen maka dia bukan faktor transkripsi gen, dan begitu pula sebaliknya.

SEL Inilah yang akan bekerja menjaga stabilitas tubuh kita. Sel kita itu klo kita hitung, maka bentuknya shape berbeda beda dan beranekaragama. Padahal klo kita belajar sel dulu itu, penyusunnya sama, ada organel, membrane sel,d ll...klo bayangannya kan pasti bentuknya sama, tetapi ternyata sel satu dengan sel yang lain tidak sama. Sel darah itu ada yang pipih, ada pipih panjang, ada yang membulat. Sel jantung bentuk beda lagi, sel ototo, sel syaraf, bentuknya beda - beda. Apa yang membuat itu berbeda beda..klo kita warnai sel itu, dengan pewarna tertetnu yagn bisa memperlihatkna kerangka selnya itu, atau cycloskeleton, inilah yang membuat bentuknya beda - beda, jadi seperti itu, yang merah inti sel, yang hijau adalah cyloskeletonnya yang diwarnai dengan antitubule sehingga mikrotubulenya kelihatan, ..nah klo kita perhatikan,s eolah - seolah ada sel didalamnya penuh sesak, tidak kosong , trus ada cairan,. Ternyata tidak begitu, disamping ada organel organiel , ada juga mikrotubule yang sesak yang gunanya mempertahankan bentuk dari sel itu. Trus bagaimana pekerjaan sel itu terjadi klo ada benang - benang mikrotubule yagn seak...dan klo dierphatikan ada cytoskeletonnya ada yang keluar dan terhubung satu dengan yang lain, dan inilah yang menyebabkan tubuh kita jadi kompak dan terintegrasi, klo tidak ada hubugnan ini, mungkin mudah protol.

    clip_image001

    Bagaimana protein ini bisa aktif, ini ada proses lain..contoh hemoglobin, merupakan hasil gabungan (tetramer_) dari suatu unit - unit protein, 2 betaglobin, 2 alfa globin (4 protein), baru berfungsi). Kadang hanya satu sub unit bisa berfungsi, kadang tidak. Kemudian dari sini, klo kita lihat dari sini, DNA menjadi RNA, dan menjadi protein..tetapi dalam perjalanan kita bisa menemukan suatu organisme yang bisa mengubah RNA menjadi DNA, itu adalah retrovirus yang genomnya berupa RNA, setelah menginveksi bisa merubah menjadi DNA. Sekarang ini bisa dipakai secara invitro dalam melakukan kloning gen.

    Kita akan melihat DNA itu diperbanyak. Pada waktu sel itu akanmembelah, maka DNA itu harus diperbanayk, itu yang dinamakan DNA akan direplikation. Klo kita melihat slide.

    clip_image001

Minggu, 11 Desember 2011

Dear kawan….

kali ini aku ingin bercerita mengenai pemimpin dan yang di pimpin, mumpung dimana – mana lagi sindrom pemira (pemilihan Raya). Kawan….aku punya cerita tersendiri mengenai pemimpin, dan aku punya cerita yang lebih hebat mengenai “di pimpin”. Yah…cerita ini tak jauh jauh tentunya dari KOPI.

Terkadang, kita ini terlalu bermuluk – muluk dalam memilih pemimpin. Terkadang, kita ini terlalu berharap dalam mimilih pemimpin. Dan terkadang pula, kita ini terlalu kecewa setelah memilih pemimpin. Tapi kalian tahu kawan? Kita tidak pernah, bahkan terkadang saja tidak! kita ini berpikir, bagaimana sikap kita terhadap orang yang memimpin kita atau kita anggap sebagai “yang dipimpin”.

Rata – rata dari masyarakat kita di golongkan sebagai tipe “penuntut”.

Rata – rata dari mahasiswa kita di golongkan sebagai tipe “tak Acuh”

well dimana salahnya?

Jumat, 09 Desember 2011

cover eskalator mimpi copy2      Jika hanya menjawab pertanyaan “Bagaimana cara berprestasi di jalur akademik maupun non akademik sekaligus, maka buku ”Raih Medalimu” sangat memadai. Dalam buku tersebut serat akan berbagai tips & Trik agar pembaca dapat meraih prestasi di kedua jalur tersebut. Namun jika diajukan pertanyaan, “Bagaimana   menjadi pemuda/pemudi berprestasi yang selalu  mewujudkan impian - impiannya sesuai dengan koridor membangun Negeri Indonesia?”, maka buku raih medali menjadi tak memiliki arti. Diperlukan buku pelengkap yang mampu menjawab hal tersebut.
       
        Esakalator Mimpi, Panduan Mengkinetikkan Impian menuju Kenyataan, merupakan salah satu buku yang berusaha menjawab pertanyaan tersebut. Eskalator Mimpi memandu para pemuda agar segera membuat visi hidup untuk di turunkan dalam berbagai impian serta idealisme yang harus  dikumpulkan agar tak hilang terkikis usia. Tidak sekedar buku bacaan, namun juga merupakan suatu panduan untuk bekerja setiap harinya dalam rangka mewujudkan impian - impian  menjadi kenyataan. Dengan  konsep sebuah energi potensial mimpi, penulis mencoba untuk menjelaskan kepada para pembaca bahwa impian haruslah segera digerakkan menjadi kenyataan, dan untuk menggerakkan di perlukan suatu strategi sehingga kerja  yang dilakukan dapat mewujudkan beberapa impian secara bersamaan.

        Buku ini diharapkan mampu mengarahkan para pemuda untuk mewujudkan beberapa impian secara bersamaan dalam satu koridor, yakni memperjelas Visi Hidup para pemuda untuk Indonesia Jaya. Buku ini juga mampu menjawab apa yang harus dilakukan oleh para pemuda yang saat ini hanya sekedar, “talk, talk, Talk mengenai idealisme nya!!!” padahal untuk mewujudkan “talk, talk , talk” tersebut dibutuhkan “action-action” dalam tempo  panjang dan konsisten dimulai dari sekarang.So....mari membuat eskalator mimpi, mengkinetikkan impian menjadi kenyataan.

 

link download…….

download

link download yang sudah di edit

donwload

 

 

Oh iya, ini update komen yang sudah membaca…

 

image

 

 

image

image

Rabu, 07 Desember 2011

Soekarno pernah berkata, “beri aku 10 pemuda, maka akan aku guncangkan dunia”

Selasa lalu, ada 81 pemuda, bersemangat! datang dari  penjuru Indonesia,  membawa ide – ide yang membuat diri ini bergetar. Maka di situ, ketika aku harus memberikan pengalaman apa yang kawan – kawan KOPI miliki, yang bisa aku lakukan hanya bergetar, bergetar tak tahu harus bagaimana agar mampu memberikan mereka semangat optimistis untuk bisa mengguncang dunia dengan nyata. aku tahu, diriku ini hanya pandai berteriak dan melawak, maka saat itu juga, aku gunakan teriakanku untuk membuat sebuah balasan teriakan dari mereka, maka jadilah ketika aku berteriak dengan lantang, “81 pemuda indonesia!!!!”

maka ruangan mulai dengan gema “siap mengguncang dunia”

satu kali lagi aku berteriak seperti itu, maka guncangan suara,  menggelegar keluar dari ruangan, “SIAP MENGGUNCANG DUNIA”.

sekali lagi aku berteriak, maka jawabannya semakin menggelegar, “SIAP MENGGUNCANG DUNIA”.

image

 

***

Senin, 21 November 2011

    Pr juga termasuk kontrol sistem...proses transkripsi yang dinamakan faktor transkripsi, dilihat dari struktur protein, umumnya antara tiga : single, helix, disinsipeart…,

    Pertanyaannya adalah, siapa yagn mengaktifasi faktor transkripsi itu? Kemarin itu ada dua ciri, dia punya DNA binding domain, yang kedua dia berperan dalam regulasi/mengatur /berperan pada ekspresi genatau penekanann ekspresi gen…

    Dimerik protein yang terebusun atas 2 komplek sub unit protein , ukurannya p 50 kdalton dan ukuran p65.membentuk komplek dan mengenali sekuen spesifik. NfkB ini komplek dimerik, asalnya dari luar, dia bisa masuk...dari mana dia bisa masuk, sebelumnya, asalnya dari sini, nfk B asalnya dari kompelk p105 dan -65, nah..protein =protein ini kemudian di phosoporasilasi oleh suatu signal yaitu Lkk dan juga diaktifasi oleh jalur jalur lain, dan yang p105 dikenali esuatu enzim, yang kemudian ditempeli polipeptida kecil ubikitin, protein yagn ditempeli oleh ubikitin, merupakan suatu protein ciri kahas yang dikenali oelh suatu protein kinase, yaitu adalah enzim yang tugasnya mendegradasi protein lain. Protein yang dikenali oleh protein ini, dinamakan protein besar, namanya gloteasom, di potong menjadi P50. ketika masih di sitosol (di luar inti), di a akan di ikat oleh protein lain ikbalfa, (jadi ada protein p50, p65, dan iKb alfa. Selama protein ini diikat oleh ikb alfa, maka protein tidka bisa masuk ke dalam inti sel, sehingga tidak bisa melakukan fungsinya sebagai faktor trnskripsi.

    Bagaimana ini bisa masuk kesini?

Jumat, 18 November 2011

 

image

Umbi bengkoang dikeringkan.

What? Apa yang dikeringkan? Umbi bengkoang yang telah di iris tipis – tipis.

Why ? Mengapa dikeringkan? Untuk mengurangi kadar air hingga mencapai kurang dari 10 % sehingga reaksi enzimatik tidak lagi berjalan, sehingga tidak mendegradasi senyawa – senyawa aktif yang ada didalam bengkoang. Bagaiamana reaksi enzimatik itu berjalan? Apa aja senyawa – senyawa yang terkandung dialam bengkoang? Jika reaksi enzimatik terjadi, lalu kenapa?

When? Sampai kapan pengeringan dilakukan??seberapa kering? Kapan berhenti mengeringkan?

Where?Dimana dikeringkan? Didalam oven pada suhu 50 OC, mengapa? Karena apabila suhu terlalu tinggi, senyawa metabolit aktif akan rusak, namun jika suhu rendah waktu pengeringan lama, sehingga reaksi enzimatik akan tetap berjalan dan merusak metabolit.

How?Bagaimana cara mengeringkannya? How long? Masukkan oven pada suhu 50 OC selama 24 jam

How Much? Seberapa banyak umbi bengkoang yang dikeringkan??65 kg

Umbi bengkoang diserbuk

Tujuan apa penyerbukan? Untuk memudahkan pelarut masuk ke dalam sel sehingga bisa mengambil zat zat aktif yang diamksud. Jangan terlalu besar, dan jangan terlalu kecil diameter partikelnya.. Seberapa kecil?ada aturannya…

What? Apa yang diserbuk? Umbi bengkoang yang telah diiris –iris dan di oven menggunakan suhu 50 oC. diserbuk sampai ukuran partikel berapa??

Mengapa diserbuk? Agar zat aktif yang akan diekstraksi dengan pelarut mudah terambil.

Bagaimana cara menyerbuknya?menggunakan alat penyerbuk. Apa alatnya??

Alat apa yang digunakan untuk menyerbuk?

Berapa banyak yang diserbuk?sejumlah umbi bengkoang yang telah kering.

When ?kapan serbuk di katakana telah selesai diserbuk? Setelah ukuran serbuk sesuai dengan yang ditentukan. Bagaimana cara menentukannya? Dengan parameter apa?

Where?

Analisis Kualitatif serbuk Umbi Bengkoang.

Untuk apa analisis kualitatif serbuk umbi bengkoang? Untuk menjamin kualitas dari serbuk umbi bengkoang sesuai dengan parameter yang telah ditentukan.

Apa saja analisis Kualitatifnya?pamaremeter organoleptis, susust pengeringan, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut etanol, kadar sari larut air. Apa itu??

Mengapa harus dianalisis?Untuk menjamin kualitas serbuk, sesuai dengan parameter yang telah ditentukan. Untuk serbuk, parameter organoleptic tidak ada, hanya data nominal, sedangkan analisis susut pengeringan, kadar abu, dan kadar sari, terdapat parameter, untuk kadar abu BPOM beluem menentukan batasan kadar abu total dan abu tidak larut asam pada simplisia (belum dicari di herbal farmakope Indonesia).kadar sari larut air juga belum ditentukan. Kadar sari larut air digunakan untuk semakin besar nilai kadar sari maka senyawa yang terdapat dalam bahan juga semakin banyak.

Bagaimana cara melakukan analisis kualitatif?

Susut pengeringan : bahan uji ditimbang secara seksama sebanyak 1, 0 gram dan dimasukkan ke dalam botol timbang dangkal bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105 OC selama 30 menit dan telah ditara. Sebelum ditimbang, bahan diratakan dalambotol timbang, dengan menggoyangkan botol hinggga merupakan lapkisansetebeal lebih kurang 5 mm hingga 10 mm. Jika bahan yang diuji berupa ekstrak kental, retakan degnan bantuan pengaduk. Kemudain dimasukkan ke dalam oven, buka tutupnya, keringkan selama 5 jam pada sushu 105 O‑ C hingga bobot tetap. Sebelum setiap penimbangan, biarkan botol dalam keadaan tertutup mendingin dalam eksikator hingga suhu kamar. Bobot tetap adalah selisih antara penimbangan berikutnya dalah 0, 25 %. Susut pengeringan dihitung terhadap bahan awal.

Kadar abu:

Kadar abu total : lebih kurang 2, 0 gram bahan ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam krus silikat yang telah dipijarkan dan ditara, lalu diratakan. Kemduain dipijarkan perlahan – lahan hingg aaraing habis di muffle furnace dan ditimbanng, akdar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.

Petena[an kadar abu tidak larut asam :

Abu yang diperoleh pada peneteapan kadar abu total dididihkan degna 25 ml asam sulfat encer P selama 5 menit, lalu bagian tidak larut asam dikumplulkan, disaring melalui kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas, kertas asssairng dipijarkan bersama sias abu dalam krus yagn sama higga bobot tetap. Ditimbang. Kadar abu tidak larut asam dihitung terhadap bahan awal

Penetapan kadar sari laur tetanol

Sejumlah 1, 5 gram bahan dimaserasi selama 24 jam dengan 30 ml etanol 95 % sambil berkali – kali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudain dibarikan selama 18 jam, disaring ceapat dengan menghindarkan penguapan etanol, kemudian 20 ml filtrate diuapkan hingga kering dalam cawan dangkal ebrdasarkan rata yang telah ditara, residu dipanaskan pada suhu 10 OC hingga bobot tetap. Kadar dihitung dalam persen senaywa larut etanol 95 % terhadap bahan awal

Petetapan kadar sari larut air

Sejumlah 1, 5 g bahan dimaserasi selama 24 jam dengan 30 ml air kloroform sambil berkali kali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam, disaring cepat dengan menghidarkan penguapan etanol, kemudain 20 ml filtrate diupakan hingga kering dalam cawan dangkal berdar rat yag telah ditara, residu dipanaskan pada sushu 105OC hingga bobot tetap. Kadar dihitung dalam persen senyawa larut dalam air terhadap bahan awal.

Kapan dilakukan analisis kualitatif?

Setelah penyerbukan selesai.

Dimana melakukan analisis kualitatifnya?

Apa alat yang digunakan? Oven, muffle furnace, eksikator, kurs, cawan porselin, dan alat alat gelas.

Maserasi dengan Petroleum eter

What maserasi dengan petroleum eter??Apa tujuan maserasi petroleum eter? Untuk menghilangkan senyaw a- senyawa non polar pada umbi bengkoang, yaitu 9, 12 tricosandiene, palmitic acid, beta –sitosterol, stigmasterol, trilinolein, hexadecyl pentanoate.

Mengapa dilakukan maserasi dengan petroleum eter?karena senyawa – senyawa non polar harus dihilangkan karena yang akan di uji adalah senyawa yang bukan non polar., sementara untuk menghilangkan dapat menggunakan petroleum eter, PE merupakan pelarut non polar.

Bagaimana cara maserasi dengan petroleum eter?

Serbuk diekstrasi dengan maserasi menggunakan PE. Waktu?Cara kerja teknis?

Setelah proses maserasi berlangsung, maka disaring. Residu kemudian dikeringkan untuk menghilangkan tapak tapak PE

Dimana maserasi dilakukan?

Alat apa aja yan gdigunakan?

Maserasi dengan Ekstrak Metanol

Mengapa dilakukan maserasi dengan ekstrak methanol terlebih dahulu? Mengapa tidak langsung fraksi etil asetat?Mengapa dignakan methanol?tidak etanol?

Bagaimana cara memaserasi dengan ekstrak methanol?

Kapan maserasi berakhir?

Berapa lama maserasi dilakukan?

Menggunakan alat apa saja maserasi dilakukan?

Bagian mana yang di maserasi dengan ekstrak methanol ? bagian residu hasil maserasi PE

Pembuatan Fraksi Etil Asetat

Untuk apa membuat fraksi etil asetat : untuk menyari senyawa isoflavon yang diinginkan,

Bagiamana tahunya bahwa senyawa isoflavon itu di dalam fraksi etil asetat? Di gunakan HPLC

Bagaimana cara pembuatan fraksi etil asetat :

Ekstrak methanol kental disuspensi dengan akuades panas, kemudian dilakukan ekstraski cair – cair dalam corong pisah dengan etil asetat dengan perbandingan air : etil asetat 1:1. Filtrat frkasi etil asetat kemduian dipekatkan menggunakan vacuum rotaevaporator kemudian dilanjutkan degnan freeze dryer.

Ekstrak methanol umbi bengkoang disuspensi dengan akuades dengan perbandingan 1 bagian ekstrak dalam 2 bagian akuades. Lalu bagian air dipartisi dengan etil asetat berkali – kali (Akuades : etil asetat = 1 :1 untuk tiap partisi). Fraksi etil asetat dipekatkan degna vacumm rotaevaporator. Fraksi etil asetat pekat lalu dilakukan freeze drying. Rendemen perolehan fraks etil asetat dihitung terhadap ekstrak methanol dan tehradap serbuk bengkoang . Guna untuk mengisolasi senyaw aisoflavon dalam umbi bengkaong yan diduga berpotensi sebagai fitoestrogen.

Bagian mana yang diambil untuk di buat frkasi etil asetat ? ekstrak metanol


[a1]What?

When?

Wher?

Who?

Why?

How much?

How?

Rabu, 16 November 2011

 

 

adik adikku…

kupandangi foto pemberian kalian di hari ulang tahunku yang lalu, Nampaknya, foto ini akan menjadi teman bagiku,  mengisi hari – hari ini…

image

Adik adikku….sudah hampir satu tahun kita bersama…

aku  melihat bahwa jiwa – jiwa kepemimpinan kalian sudah mulai di butuhkan untuk berkontribusi di lingkungan farmasi. Aku kagum dengan kalian adik adikku…

Sabtu, 12 November 2011

Oleh : Andy Eko Wibowo (11/322567/PFA/1065)


SUMBER PENGETAHUAN DAN PENALARAN ILMIAH

Oleh : Andy Eko Wibowo (11/322567/PFA/1065)

Pendahuluan

Bagaimana kita sebagai ilmuwan, tentunya tidak lepas dari persoalan- persoalan penalaran dan logika. Harus tahu bagaimana menalar dan apa itu logika, khususnya harus mengetahui logika penalaraan sebagai dasar aktifitas kegiatan di bidang ilmiah. Jika manusia harus berpikir melalui bentuk penalaran, bagaimana posisi penalaran dan logika dalam bidang ilmiah?

Sabtu, 05 November 2011
Kali ini…perihal pemikiran ini, ku sampaikan kepada seorang sahabat…sahabat yang kini, aku dan dirinya berjuang bersama – sama, dengan bingkai sebuah hal yang indah di masa depan……Ledok Timoho….
Kawan……engkau seorang dokter, calon dokter tepatnya….
kawan……aku seorang apoteker, calon apoteker tepatnya…..
kawan…..sungguh…aku sangat bahagia, sebelum mengabdi pada duniaku, dunia profesiku…aku  di beri kesempatan untuk mengenalmu secara pribadi…., mengenal seorang sosok yang nantinya kita akan mengabdi dalam hal yang sama, yakni dunia kesehatan...
Rabu, 26 Oktober 2011

dear kawan….

kali ini, telah lama aku tak menuliskan tentang Ledok Timoho, tentang pergolakan yang terjadi akhir – akhir ini…

Kawan-kawan ku dimana saja, dengan berbagai latar belakang yang ada, tentunya dengan visi yang satu, yakni memajukan bangsa ini, negeri ini menjadi bangsa yang dimanusiakan oleh manusia seluruh dunia…

Kawan…

kawan dari berbagai latar belakang yang tentunya dengan berbagai pola pikir yang berbeda, meskipun aku yakin, bahwa kita memiliki persamaan yang benar – benar sama, yakni berjuang untuk menjadi pemimpin, pejuang membebaskan negeri ini dari pola mikir miskin, karena kita telah tahu dan mengerti bahwa kemiskinan itu lah yang membuat banyak sekali orang – orang merasa tidak cukup hingga hidup melarat, padahal sesungguhnya mereka selalu di berikan rezeki oleh Allah swt.

Hal ini pula, yang melandasi aku, bersama teman-teman KOPI lainnya berjuang di daerah binaan yang kini , kita di percaya untuk mengurusi masalah pendidikan baik pendidikan orang tua maupun pendidikan adik adik disana. Kawan….engkau ingin tahu, berapa bulan kami telah berjuang disana? Hampir satu tahun, kami dengan penuh keistiqomahan/konsistensi mengabdi di Negeri itu (kami sebut negeri, karena di daerah tersebut tak ada RT,RW, dan perangkat pemerintahan). Engkau tahu? Waktu tersebut tidaklah singkat apabila kita melihat bahwa setiap hari kita selalu berada di dalam lingkungan tersebut minimal empat jam/harinya.

Kali ini, aku akan bercerita tentang bagaimana perubahan sikap anak – anak yang kami didik.

Rabu, 19 Oktober 2011

    Bagaimana kita sebagai ilmuwan, tentunya tidak lepas dari persoalan- persoalan penalaran dan logika. Harus tahu bagaimana menalar dan apa itu logika..khususnya kita harus mengetahui logika penalaraan sebagai dasar aktifitas kegiatan di bidang ilmiah.

    ***

    Klo begitu manusia harus melalui bentuk berpikir , menalar..bagaimana posisi penalaran dan logika kita, seperti yagn dialami nabi adam didalam menyelesaikan masalah.

    Klo ditanya, suruh pilih mana, hidup ada masalah atau tidak ada masalah?

    ***

    Masalah apa yang kita hadapi, adalah sesuautu yang

Senin, 17 Oktober 2011

Yang nomer satu adalah

1 . Bahan, sebaiknya tidak menyebutkan mulai dari aquadest, etanol, amylum ganyong, tikus, di jentrek, tidak informatif. Yang informatif adalah dirinci untuk apa. Misalnya saja, pada isolasi anti pektin, misal bahan untuk isolasi pati apa saja, bahan untuk pemisahan amilosa dan amilopektin, kemudian bahan untuk analisis amilosa dan pektin. Termasuk untuk bahan sintesis disendirikan bahan untuk uji toksisitas disendirikan. Kumudian klo itu kromatografi kita boleh menyebut langsung sistem fase gerak atau fase gerak sitem gerak bervariasi, misal saja bahan untuk analisis kromatografi, fase gerak : l;;sdfsklfds, fase diam; silika gel f 254. begini boleh, walaupun ini nanti ada lagi di cara penelitian dan prosedur kerja.

    DM tipe dua merupakan salah satu penyakit yang diamali masyarkaat kita, yakitu 95 %.

    Hormon incretin perangsang sekresi insulin…

    Hormon incretin dibagi dua , GIP, dan GLP-1. keduanya kunci utama homeostatis kadar gula darah pada Subyek yagn sehat. Untuk GIP 1 diproduksi oleh usus halus yaitu dodedumun, dibagian promximal GI, yak itu K cell sedangkan GLP 1 di produksi di L cell

    (Prof.Edy Meiyanto., M.Sc, Apt)

    Monday, October 17, 2011

    10:09 AM

    Semua proses valid, itu ada metode- metodenya, metode itu ada dalam metopen. Salah satu aspek penting adalah pengukuran.

     

    Klo kita hubung hubungkan antara penelitian dan pengukuran, maka penelitian akan sangat dekat urusannya dengan observasi (pengamatan), entah laboratorium atau lapangan, observasi itu dalam arti pengumpulan data. Untuk itu karena kita mengumpulkan data - data, bagaimana mendapatkan data data itu dengan pengukuran, kita ukur, pengukuran data dengan pengukuran, ataupun data data yang bersifat sosial.Oleh karena itu peneletian, observasi, dan pengukuran adalah satu kesatuan.

Assalamu’alaykum wr.wb

salam pengabdian…

rekan – rekan sekalian, kali ini kita akan membahas tentang salah satu kontrol kualitas yang dilakukan terhadap DD light, Sabun cuci piring. Kebanyakan dari pelanggan bertanya kepada kami, gimana kekentalannya? encer G?kemarin aku make sabun serupa, ternyata encer, jadi lebih boros deh makenya!!!.”. Berawal dari pertanyaan itu, team kami mulai memikirkan gimana cara membuat agar kepercayaan pelanggan bertambah tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar untuk mempertahankan konsistensi kualitas produk DD light, terutama kekentalan. Oleh karena itu, dari team berpikir keras hingga menemukan metode yang teruji efektifitasnya, serta efisien, dan murah dalam mengkontrol kualitas dari produk DD light. Dengan semangat mengabdi dan berbagi ilmu kepada para peneliti, maka saya pribadi dengan sangat iklhas membeberkan metode kontrol kualitas kami dalam menguji produk DD light serta membahas metode ini agar para pembaca merasa yakin, bahwa produk lokal pun, tanpa teknologi yang canggih pun, juga di kontrol kualitasnya dengan metode yang tepat, valid, akurat, dan menjamin konsistensi produk.

terima kasih kepada salah satu team kami yang hebat, Mohammad khoirur Roziqin yang telah menyumbangkan pemikirannya…

Kamis, 13 Oktober 2011

Dear temen-temen….dapat kasus baru neh….dari adik adik angkatan…

dia bertanya apa fungsi dari aquades pada percobaan kinetika reaksi ion permanganat dan asam oksalat?? Jika tidak mengetahui cara kerjanya, maka pastinya kita juga bingung….

jadi percobaan itu mungkin seperti ini :

Isi erlermeyer dengan larutan H2C4O4 dan larutan KMnOreaksikan dengan :

Erlenmeyer 1 : 10 ml H2CO4, 2 ml KMnO4,4 ml H2O

Erlenmeyer 2 : 20 ml H2CO4, 2 ml KMnO4,7 ml H2O

Erlenmeyer 3 : 10 ml H2CO4, 4 ml KMnO4,10 ml H2O

 

nah…rasa penasarannya dia mungkin muncul??emang air kok volumenya beda – beda kenapa???

Selasa, 11 Oktober 2011

    Dear kawan…kali ini kita akan mempelajari beberapa hal :Namun sebelum nya, ada hal yang melatar belakangi…

    Struktur DNA adalah rangkaian dari nukleotida, dan satu nukelotida hanya ada empat macam, yang beda hanyalah basanya..Di lihat dari strukturnya, tidak mungkin struktur tadi stabil, padahal DNA tadi sebagai pembawa informasi tadi dituntut stabil, dan struktur terdiri dari ribosa, gula, basa dan fosfat, yang mana sangat mudah mengalami kerusakan. Makanya, genom itu tidak stabil mudah mengalami mutasi (perubahan struktur dari basa).

    Hingga akhirnya ada proses repairnya...agar tidak terjadi mutasi..

    Selain itu, dalam DNA ternyata ada sebuah fragmetn DNA yang bisa berpindah – pindah, dari satu tempat ketempat lain. Fragment tersebut sering disebut transposition atau mobile element.

     

    Jadi, saat ini, kita akan membahas tiga hal yakni :Mutasi DNA, Repair DNA proccess, dan Transposition 

Dear kawan…kali ini, andy akan njelasin tentang berbagai hal yang jarang orang ketahui tentang cairan oralit.

What oralit ? oralita adalah larutan untuk merawat diare. larutan ini sering disebut rehidrasi oral. larutan ini mempunyai komposisi campuran natrium klorida, kalium klorida, glukosa anhidrat, dan natrium bikarbonat. Orang menggunakan larutan ini untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Sering digunakan pada orang /anak – anak yang terkena diare.

 

Minggu, 09 Oktober 2011

semester 1 (Selalu di Update—update 18 oktober 2011)






jika ingin meng copy paste ke blog atau media lain, harap mencantumkan alamat asalnya ya!!!… (wani piro??hehehe)

dalam metodelogi penelitian, yang perlu dicantumkan adalah antara lain :

1 . Bahan, sebaiknya tidak menyebutkan mulai dari aquadest, etanol, amylum ganyong, tikus, di jentrek, tidak informatif. Yang informatif adalah dirinci untuk apa. Misalnya saja, pada isolasi anti pektin, misal bahan untuk isolasi pati apa saja, bahan untuk pemisahan amilosa dan amilopektin, kemudian bahan untuk analisis amilosa dan pektin. Termasuk untuk bahan sintesis disendirikan bahan untuk uji toksisitas disendirikan. Kumudian klo itu kromatografi kita boleh menyebut langsung sistem fase gerak atau fase gerak sitem gerak bervariasi, misal saja bahan untuk analisis kromatografi, fase gerak : l;;sdfsklfds, fase diam; silika gel f 254. begini boleh, walaupun ini nanti ada lagi di cara penelitian dan prosedur kerja.

Landasan Teori berasal dari tinjauan pustaka. Dari tinjauan pustaka yang sudah di tulis sebagian di latar belakang. Dari tinjauan pustaka tersebutlah dibuat landasan teori..Misalnya Anti asma, padahal penelitian yagn sudah ada antiinflamasi, maka di tinjuana pustaka harus ada hubungan antara antiasma dan antiinflamasi, dan juga dapat menyebutkan kandungan - kandungan kimia yang memilki efek antiifnlamasi pada umumnya yang memiliki hubungan antiasma. Klo tidak ada, maka tidak boleh dikasih landasan teori

    Bertolak dari hal yang sifatnya masih menjadi pengetahuan, belum dikaji ilmiah

    image

    Ilmu pengetahuan sendiri : bentuk upaya manusia seperti perasaan pikiran, penalaran, panca indra , intuisi untuk mengetahui sesuatu. Hal tersebut sudah ditemukan sebelum generasi kita, tetapi hal tersebut belum di kaji secara ilmiah apalagi dipertahankan secara disertasi atau tehsis.dan itu berada di sekitar kita.

Jumat, 07 Oktober 2011

    Kita akan melihat DNA itu diperbanyak. Pada waktu sel akan membelah, maka DNA itu harus diperbanyak, itu yang dinamakan DNA akan direplikasi. Klo kita melihat slide.

    clip_image001

    DNA itu ada 3 prime, ada 5 prime,…

Rabu, 05 Oktober 2011

     

    image Ddalam dunia filsafat kita mengenal dimensi - dimensi filosofi sebagai landasan ilmu :

    1. Metafikisa/ontologi. Ini bertolak apakah obyek ilmu pengetahuan??ilmu itu obyek apakah material atau …….
    2. Epistemologi. Bagaimana proses ilmu ? Disebut landasan epistemologi
    3. Aksiologi. Untuk apa ilmu? Disebut landasan aksiologi

Ku putuskan untuk menghilangkan setiap doa untuk engkau maaratus sholihah, doa dimana biasanya aku memohon kepadaNya agar engkau lah pendamping hidup. Karena aku tak mau, kolbu hanya berisikan engkau…yang sebenernya hanya layak di isikan Allah.

Aku tak mau, diriku melepas waktu tidur, hanya berdoa kepada Allah, yang sesungguhnya secara nyata, memperkosaNya, memalakNya, hanya berniat untuk mendapatkan suatu hal saja.

Selasa, 04 Oktober 2011

Jika dia jodohku, ya Allah...maka tunjukkanlah isyarat, seperti apa aku harus meminangnya

Jika dia igaku, ya Allah...maka berikanlah waktu yang tepat dengan cara yang tepat, aku harus mengatakannya…

Dan jangan jadikan alasan untuk menghindar dari jihad menuntut ilmu dan ibadah, apabila ia memang bukan rusukku...

ku perbaiki ilmu dengan peningkatan kualitas diri, karena ku yakin….Engkau tidak pernah tidak mengabulkan doaku….

Jumat, 30 September 2011

Penemuan obat sulfunylurea--> DM. ditemukan zaman perang dunia kedua..ditemukan secara kebetulan. Ditemukan ketika seseorang menggunakan obat sulfonamid (antibiotik popoler). Digunakan mengakibatkan efek samping penurunan kadar darah. Padahal belum ada obat keculai insulin. Kemudian diteliti, dan disintesis suatu senyawa yang masih mengandung sulfonamid, senyawa ini dinamakan tolbutamid. Penemuannya fenomenal karena belum ada obat diabetes kecuali insulin.

Kamis, 29 September 2011

Farmakologi molekuler -->ilmu , lanjutan dari farmakologi dasar, ilmu yang mempelajari tentang obat. Kemudian Berkembang, ilmu yang mempelajari interaksi antara obat dan organisme hidup . Klo interaksi antara orang satu dengan orang lain, maka Saling mempengaruhi. Ketika obat berada didalam tubuh, obat mempengaruhi organisme hidup, dan organisme hidup mempengaruhi obat. Pengaruh obat thdp organisme hidup melakukan apa? Obat di dalam tubuh, oleh tubuh diapakan saja…

Tubuh terhadap obat akan melakukan ADME, manefestasi terhadap pengaruh organisme terhadap obat. Sebaliknya pengaruh obt thd tubuh, manifestasinya adalah suatu efek. Obat untuk menghasilkan efek harus bereaksi .bekerja, contoh CTM, mencegah adanya reaksi antialrgi, kerjanya menghambat antihistamin.






Dear teman…..dear kawan-kawan sejawat farmasi dan kawan-kawan tercinta…meninjau kebutuhan teman-teman profesi terutama untuk yang angkatan baru…terutama lagi angkatan lama yang sudah lupa – lupa, terutama angkatan yang belum punya uang buat beli buku Cara Pembuatan Obat yang Baik 2006 Maupun Petunjuk Operasional Cara Pembuatan Obat yang Baik 2009, maka dengan ini saya secara memfasilitasi free download CPOB 2006 & PCPOB 2009. Monggo…didownload dan dinikmati, serta di sebar luaskan…Selain itu, disini juga saya tambahkan catatan catatan sejarah yang saya tuliskan di blog karena terlalu mengganggur ketika PKL , hehehe..(sambil logat congkak dan sombong)…monggo dinikmati….
Oh iya….demi ilmu pengetahuan, kawan-kawan bisa request ingin tulisan apa…insyaallah saya akan tuliskan…!!!hehehe…..
Selasa, 27 September 2011

 

Jauh yang lalu….aku tak mimiliki keberanian untuk bermimpi, memimpikan pendamping seperti dirimu. Membayangkan bagaimana indahnya kehidupan bersamamu, surut padam melihat kokohnya benteng yang harus aku lalui. Tak kurang dan tak lebih, hanya mampu sekedar menatap sekali tatap dan menundukkan pandang, entah….namun setiap papasan, engkau pun melakukan hal yang sama. Aku tahu, inilah norma, agama, dan kesucian yang menjadi benteng kokoh memanjang tak berujung dan tak tahu dimana pintunya, untuk memasukinya dengan salam. Tak mungkin aku merobohkan sebuah norma, agama, dan kesucian yang telah disusun semenjak engkau lahir.

Senin, 26 September 2011

    Buku Panduan : CLARKE'S ANALYSSYS

    SAMPEL PREPARATION menjadi hal yagn benar - benar penting…

    clip_image001

    Menempati 61 persen dari waktu, maka dikaitkan dengan kesalahan yagn terjadi, hal ini sangat berperan.waktu untuk sampel prosesing juga panjang, maka disitulah kita akan berbuat kesalahan.Dengan demikian orang analitik diharapkan harus menempuh jalan yang pendek preparasi untuk menempuh analisis. Jika dikatakan dalam bahasa ilmiah, maka preparasi sampel memiliki prosesing error distribution yang sangat besar…

    Bagaimana seharusnya menyiapkan sampel???

Chromosom, dna, antiprotein.

image

 

DNA merupakan penyusun kromosom. DNA berada dalam struktur kromosom yang terdapat didalam nukleus.

Gen merupakan fragmen dna didalam kromosom. Yang mengkode sesuatu protein adalah Gen,bukan DNA. DNA itu hanya pembawa sifat, tetapi yang memberikan sifat itu adalah protein.

DNA pada human ada di dalam mitokondria dan nukleus

 

image

 

Glukosa juga bisa menembus sel beta pankreas. Pada sel beta pankreas, terdapat tipe GLUT-2 , ini ready, berbeda dengan GLUT 4. dia ada selalu dimembrane sel beta pankreas. Otomatis glukosa masuk ke sel beta pankreas. Glukosa masuk ke sel betapankreas, berlangsung sama nasibnya dengan di sel – sel lainnya, yakni digunakan sebagai substrate metabolisme energi yang meng hasilkan ATP. ATP ini yang kemudian meng in aktivasi suatu kanal yang dinamakan ATP-sensitive K+ channel. (kanal potasioum yang sensiteive terhadap keberadaan ATP). Adanya ATP yang dihasilkan dari metabolisme energi mengakibatkan kanal potasium tertutup. Klo kanal potasium tertutup, maka (ion K+ yang lebih banyak didalam sel daripada diluar sel) maka potasium tidak bisa bergerak dari dalam ke luar sel sehingga kadar potasium didalam sel meningkat. Potasium ion positif, sehingga mengakibatkan potensial aksi/potensial listrik pada daerah intrasel. Depolarisasi terjadi. Akibatnya potensial meningkat yang mengaktivasi suatu channel voltage gates Ca+ channel. (adanya voltase membuka kanal calsium). Akiabtnya ion calsium masuk karena kadar didalam sel rendah. Klo kanal calsium terbuka, calsium masuk karena ion klsium jauh lebih  banyak daripada didalam sel. Mengapa demikian? karena sel itu berupaya menjaga kadar ion ini serendah mungkin. Suatu sel menjaga dengan jalan mengeluarkan ion kalsium melalui proses kalsium eflux atau menyimpannya di dalam retikulum endoplasma. Kalsium masuk, akan terjadi Akan terjadi perubahan /fungsional/fisiologi didalam sel tersebut, salah satunya proses eksositosis granul yang mengandung insulin sehingga akan melepaskan insulin.

Minggu, 25 September 2011
Chemical Modification and Biological Evaluation of New Semisynthetic Derivatives of
28,29-Didehydronystatin A1 (S44HP), a Genetically Engineered Antifungal Polyene Macrolide Antibiotic

Antimikroba adalah suatu senyawa yang dapat membunuh mikroorganisme. Terdapat berbagai macam penamaan fungsi atau daya membunuh mikroorganisme ini berdasarkan mekanisme, kandungan aktif atau mikroorganisme targetnya. Seperti antibiotika adalah senyawa yang dihasilkan mikroorganisme atau eukariot, yang dapat membunuh mikroorganisme dan antifungi merupakan senyawa yang dapat membunuh sel jamur
Jumat, 23 September 2011

Dokumentasi merupakan salah satu bagian yang esensial dari pemastian mutu. Menurut CPOB 2006 Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dimana berperan dalam pemastian bahwa tiap personil menerima urian tugas yang relevan secara jelas dan rinci sehingga dapat memperkecil resiko terjadinya salah tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul Karena hanya mengandalkan komunikasi lisan.

Di dalam Petunjuk CPOB 2009 dalam bab Bangunan dan Fasilitas disebutkan bahwa

Inspeksi diri bertujuan untuk mengevaluasi apakah semua aspek produksi dan pengawasan mutu telah memenuhi ketentuan CPOB. Program inspeksi diri dirancang untuk mendeteksi kelemahan dalam pelaksanaan CPOB dan menetapkan tindakan perbaikan yang diperlukan.

Apa itu kalibrasi???

 

Kalibrasi adlaah kegiatan Membandingkan kesesuaian nilai yang dihasilkan suatu alat terhadap standar  pada kondisi tertentu, bisa farmakope indonesia, USP, EP, maupun British parmacope.

Kalibrasi lebih mudah dilakukan secara desentrasilasi, yakni masing-masing bagian melakukan kalibrasi terhadap instrument/alat uji yang berada di bagiannya masing-masing. Di Industri Farmasi, biasanya yang mengurusi kalibrasi adalah Unit GMPC (Good Manufactured Pharmaceutical Complaince). GMPC akan membuat jadwal kalibrasi yang terdiri dari due date (batas waktu kalibrasi yang mengacu pada jadwal rutin kalibrasi), planning date (tanggal yang direncanakan yang umumnya dilakukan 3 hari sebelum due date), dan execution date (tanggal pelaksanaan kalibrasi yang berada di antara planning date dan due date). Pelaksanaan kalibrasi lebih baik saat planning date karena dikhawatirkan apabila telah due date alat tiba - tiba dipakai, maka alat bisa saja tidak sesuai dengan parameter standar.

Frekuensi kalibrasi direkomendasi oleh buku petunjuk operasional CPOB 2006, tetapi dapat pula mengacu kepada buku alat/referensi yang dikeluarkan oleh manufacturer dari alat tersebut. Frekuensi kalibrasi juga dapat dibuat secara internal dengan melakukan justifikasi berdasarkan penggunaan dan kritisasi penggunaan alat. Justifikasi ini harus memperoleh approval dari bagian QA. Instrument/alat yang harus dikalibrasi adalah alat/instrument yang digunakan untuk mengukur, menimbang, memeriksa, dan mencatat. Kalibrasi dilakukan setelah kualifikasi (kualifikasi desain, kualifikasi instalasi, kualifikasi operasional, dan kualifikasi kinerja) selesai dilakukan.

Dear temen…kali ini andy akan membahas bahwa ternyata retain sampel produk jadi dan ongoing stability itu berbeda…serta guna retain sampel bahan baku…monggo….

image Di Industri Farmasi dikenal berbagai macam air (Water for Pharmaceutical use) yakni :

1. Drinking Water

2. Purified Water

3. Highly Purified Water

4. Water for Injection

5. other grades of water

Perawatan berkembang sendiri sesuai dengan kebutuhan. Perawatan macamnya dibagi menjadi :

 

1. Breakdown Maintenance.

Kegiatan perawatan dilakukan saat mesin itu rusak. Apabila mesin tidak rusak maka G diperbaiki. Kelemahannya karena kita tidak bisa memprediksi kapan mesin rusak, akibatnya apabila mesin tersebut mesin produksi, maka produksi dapat terganggu. Di sini PPIC marah – marah karena target produksinya tidak tercapai.

Selasa, 20 September 2011

Sesuai dengan namanya, NMR berhubungan dengan sifat magnet dari inti atom.

Dari pernyataan tersebut maka timbul pertanyaan, Kenapa Inti atom dapat bersifat magnet?

Untuk menjelaskan hal tersebut, mari kita bahas dari konsep dasarnya.

 

PRINSIP

Cukup jelas.

UMUM

3.1 Dalam memilih lokasi bangunan hendaklah diperhatikan apakah ada sumber pencemaran yang berasal dari lingkungan. Sebaiknya dipilih lokasi di mana tidak ada risiko pencemaran lingkungan. Bila karena perubahan struktur tanah, atau perencanaan kota, lingkungan pabrik tidak dapat dihindarkan dari pencemaran hendaklah diambil tindakan sebagai berikut:

Lingkungan

Bentuk Cemaran

misalnya :

Tindakan Pencegahan

misalnya :

Udara

Berbagai jenis debu, misalnya debu jalan, debu dari industri lain dan partikel pestisida.

melengkapi sistem ventilasi dengan saringan udara awal dan saringan udara akhir yang masing-masing mempunyai efisiensi 30-40 % dan 90-95 % (diukur menurut ASHRAE)

Tanah

Bekas timbunan sampah dan bahan kimia.

- konstruksi bangunan yang kokoh dan kedap air sesuai dengan per-aturan bangunan yang berlaku;

- bebas dari rembesan air, serangga, binatang pengerat serta dari kontaminan lain; dan

- dilengkapi dengan saluran pem-buangan air yang efektif untuk mencegah banjir.

Air tanah

- Bekas timbunan bahan kimia.

- Air sadah air yang mengan-dung zat koloid.

- Mikroba patogen.

- semua bekas timbunan bahan harus digali dan dibuang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku, bekas penimbunan ini hendaklah dinetralisasi (misal: dengan kapur tohor);

- pelunakan air;

- sedimentasi dan penyaringan;

- disinfeksi misal: dengan klorinasi

3.2 Konstruksi bangunan hendaklah memenuhi syarat dan peraturan yang berlaku untuk bangunan. Hendaklah diadakan sarana perlindungan seperlunya terhadap:

Lingkungan

Tindakan Pencegahan

antara lain dengan

Cuaca

- memberikan cat tahan cuaca pada tembok;

- memasang alat penyerap kelembaban udara secara pendinginan atau secara penyerapan oleh bahan kimia yang higroskopis.

Banjir

- mendesain letak bangunan dibuat cukup tinggi terhadap permukaan air banjir;

- memasang saluran pembuangan air yang efektif.

Rembesan air

- memasang saluran pembuangan air yang efektif;

- membuat pondasi dan lantai bangunan yang tahan rembesan air sesuai dengan tehnik bangunan yang berlaku.

Masuk dan bersarangnya binatang kecil, tikus, burung, serangga dan hewan lain

- memasang saringan udara pada alat pengendali udara;

- memasang kawat kasa dan/atau tirai plastik;

- melaksanakan pest control. Lihat contoh:

· Protap Pemusnahan / Pencegahan Serangga, Lampiran 5.19a dan

· Protap Pemusnahan/Pencegahan Tikus, Lampiran 5.19b.

3.3 Bangunan dan fasilitas hendaklah dirawat secara teratur agar senantiasa bersih dan rapi. Contoh program pembersihan ruangan, lihat contoh Program Pembersihan Ruangan, Lampiran 3.3.

3.4 Setiap pelaksanaan perbaikan dianjurkan dilakukan di luar waktu kegiatan produksi.

3.5 Lihat Tabel Rekomendasi Jumlah Partikel di Lingkungan Produksi Nonsteril.

Kelas

Nonoperasional

Keterangan

Jumlah maksimum partilkel /m³ yang diperbolehkan untuk

kelas setara atau lebih tinggi dari

0,5µm (d)

5µm

E

3.500.000

20.000

Jumlah mikroba ditetapkan oleh masing-masing industri farmasi, misal: ruang pengolahan dan pengemasan primer.

F

Tidak ditetapkan

Tidak ditetapkan

Ruang pengemasan sekunder yang tidak berhubungan langsung dengan area luar; untuk memasuki ruang ini disarankan melewati suatu ruang penyangga atau ruang lain.

G

Tidak ditetapkan

Tidak ditetapkan

Ruang penyimpanan (gudang).

Lihat Rekomendasi Sistem Tata Udara Untuk Tiap Kelas Kebersihan, Lampiran 3.5a.

Lihat Rekomendasi Kekuatan Cahaya Untuk Ruangan/ Daerah Kegiatan, Lampiran 3.5b.

3.6 Desain dan Tata Letak Ruang

Lihat contoh:

· Rancangan Blok Bangunan Pabrik, Lampiran 3.6a;

· Tata Letak Ruang Produksi Nonsteril, Lampiran 3.6b;

· Tata Letak Ruang Produksi Steril dengan Proses Aseptis, Lampiran 3.6c; dan

· Tata Letak Ruang Produksi Steril dengan Proses Sterilisasi Akhir, Lampiran 3.6d.

a) Rancang-bangun hendaklah dibuat sehingga untuk kegiatan yang berhubungan langsung dengan daerah luar sarananya dikelompokkan. Kegiatan yang berhubungan langsung dengan daerah luar antara lain adalah:

· penerimaan bahan awal;

· keluar-masuk karyawan;

· pemakaian seragam kerja;

· mandi, cuci tangan dan buang air kecil;

· penyerahan produk jadi untuk distribusi.

Rancangan di atas perlu ditekankan agar tidak berdampak negatif terhadap kegiatan produksi yang dilakukan di area dengan kelas kebersihan lebih tinggi.

b) Tata letak ruang hendaklah dikaji sejak tahap perencanaan konstruksi bangunan demi keefektifan semua kegiatan, kelancaran arus kerja, komunikasi dan pengawasan serta untuk menghindari ketidakteraturan. Peralatan produksi, barang, dan fasilitas lain yang akan ditempatkan serta lalu-lintas barang dan orang hendaklah digambarkan dengan benar pada tata letak ruang sesuai dengan ukuran yang direncanakan.

3.7 Untuk mencegah penggunaan daerah produksi sebagai lalu-lintas umum bagi karyawan atau barang/bahan hendaklah disediakan koridor dari mana tiap ruang produksi dapat dicapai tanpa harus melalui ruang produksi lain. Untuk mencegah daerah produksi digunakan sebagai tempat penyimpanan hendaklah disediakan ruang penyimpanan yang memadai.

3.8 Cukup jelas. Lihat contoh Tata Letak Ruang Produksi Nonsteril, Lampiran 3.6b.

AREA PENIMBANGAN

3.9 Desain area penimbangan, lihat contoh Desain Area Penimbangan, Lampiran 3.9.

AREA PRODUKSI

3.10 Contoh produk yang dapat menimbulkan sensitisasi tinggi adalah golongan sefalosporin, karbapenem dan karbasefem. Untuk golongan ini dapat dibuat dalam satu bangunan dengan non betalaktam namun sistem HVAC terpisah.

Lihat contoh Rancangan Blok Bangunan Pabrik, Lampiran 3.6a.

Untuk pengolahan produk yang mengandung bahan yang menimbulkan sensitisasi tinggi dan senyawa immunosupresif hendaklah disediakan fasilitas tersendiri untuk masing-masing produk. Udara yang keluar dari fasilitas itu hendaklah dilewatkan melalui saringan udara HEPA dengan efisiensi minimal 99,5 % (class H12 EN1822) atau melalui suatu sistem yang sesuai sebelum dilepaskan ke atmosfir.

Bila produksi dari produk tersebut dilaksanakan dalam satu bangunan untuk non-betalaktam, tata ruang hendaklah diatur sedemikian rupa sehingga:

- daerah produksi untuk produk tersebut sama sekali dipisah dari daerah lain;

- keluar masuk karyawan dan bahan dipisah sama sekali dari keluar masuk untuk produk lain; dan

- sistem pengolahan udara yang terpisah tersedia.

3.11 Cukup jelas.

3.12 Cukup jelas. Lihat contoh Tata Letak Ruang Produksi Nonsteril, Lampiran 3.6b.

3.13 Lihat contoh Tata Letak Ruang Produksi Nonsteril, Lampiran 3.6b.

Luas area kerja produksi hendaklah minimal dua kali luas yang diperlukan untuk penempatan peralatan (termasuk wadah yang diperlukan untuk suatu kegiatan) ditambah luas area untuk keperluan pembersihan dan perawatan mesin oleh operator produksi dan/atau teknisi.

3.14 Permukaan lantai, dinding, langit-langit dan pintu hendaklah:

- kedap air;

- tidak terdapat sambungan untuk mengurangi pelepasan atau pengumpulan partikel;

- tidak merupakan media pertumbuhan mikroba;

- mudah dibersihkan serta tahan terhadap proses pembersihan, bahan pembersih dan disinfektan yang digunakan berulang kali dengan memperhatikan faktor kepadatan, porositas, tekstur dan sifat elektrostatis.

Untuk daerah pengolahan dan pengemasan primer hendaklah dihindari pemakaian bahan dari kayu. Bila terpaksa menggunakan bahan dari kayu hendaklah diberi lapisan misal cat poliuretan atau enamel. Lapisan cat tidak mudah mengelupas, lihat contoh Jenis Bahan Bangunan, Lampiran 3.15.

3.15 Cukup jelas. Lihat contoh Jenis Bahan Bangunan, Lampiran 3.15.

3.16 Lampu hendaklah rata dengan langit-langit dan diberi lapisan untuk mencegah kebocoran udara atau bila menonjol keluar mempunyai desain sudut yang mudah dibersihkan. Dianjurkan agar lampu dapat diperbaiki dari atas langit-langit. Colokan listrik hendaklah datar dengan permukaan dan kedap air agar tidak ada rongga atau celah dan dapat dibersihkan. Kabel listrik yang dihubungkan dengan mesin produksi hendaklah datang dari atas atau dari koridor yang berada sepanjang ruang produksi.

3.17 Cukup jelas.

3.18 Pipa saluran udara hendaklah dipasang di atas langit-langit atau di koridor untuk menghindari penumpukan debu yang sulit dibersihkan di permukaan pipa.

3.19 Lubang udara masuk dan keluar serta pipa-pipa dan salurannya hendaklah dipasang sedemikian rupa untuk mencegah pencemaran terhadap produk.

Lihat contoh Instalasi Lubang Udara Masuk, Lampiran 3.19.

3.20 Cukup jelas. Lihat contoh Desain Sistem Drainase, Lampiran 3.20.

3.21 Lihat Butir 3.5.

3.22 Sarana penunjang khusus dapat berupa sistem penghisap debu atau sarana yang dilengkapi LAF. Lihat contoh Sistem HVAC untuk Sarana Penimbangan Bahan, Lampiran 3.22.

3.23 Cukup jelas.

Untuk mencegah kontaminasi silang hendaklah diatur tekanan udara. Lihat contoh Kaskade Tekanan Udara Di Area Pengemasan Untuk Mencegah Kontaminasi , Lampiran 3.23.

3.24 Cukup jelas. Lihat Rekomendasi Kekuatan Cahaya Untuk Ruangan/ Daerah Kegiatan, Lampiran 3.5b

3.25 Disarankan mempunyai ruang tersendiri untuk pengawasan-selama-proses.

3.26 Cukup jelas. Lihat contoh Desain Pintu Darurat, Lampiran 3.26.

AREA PENYIMPANAN

3.27 Cukup jelas. Lihat contoh Desain Gudang Penyimpanan, Lampiran 3.27.

3.28 Cukup jelas.

3.29 Cukup jelas.

3.30 Area penerimaan dan pengiriman hendaklah terpisah dari area penyimpanan barang.

3.31 Sistem lain misalnya cara komputerisasi serta pemberian penandaan bar-code.

3.32 Cukup jelas. Lihat contoh Desain Ruang Pengambilan Sampel, Lampiran 3.32.

3.33 Cukup jelas.

3.34 Obat berbahaya lain, antara lain golongan psikotropika dan prekursor.

3.35 Cukup jelas.

AREA PENGAWASAN MUTU

3.36 Lihat contoh Desain Tata Letak Ruang Laboratorium Pengawasan Mutu, Lampiran 3.36

Sistem tata udara laboratorium pengawasan mutu hendaklah terpisah dari sistem tata udara area produksi.

Laboratorium fisiko-kimia, mikrobiologi, dan radioisotop hendaklah memiliki ruang tersendiri dengan sistim pengendali udara terpisah, karena perbedaan jenis pengujian, peralatan dan bahan-bahan penguji yang terdapat di laboratorium masing-masing. Di dalam laboratorium mikrobiologi perlu disediakan meja kerja dengan aliran udara laminar di dalam suatu ruang bersih (kelas D atau lebih tinggi) untuk pengujian potensi, cemaran mikroba. Untuk pelaksanaan uji sterilitas hendaklah dilakukan dalam kondisi aseptis. Kondisi ini dapat dicapai, misal, menggunakan lemari laminar air flow (kelas A) di dalam ruang bersih kelas B atau menggunakan teknik isolator.

3.37

s/d

3.39 Lihat butir 3.36.

AREA PENDUKUNG

3.40 Sangat dianjurkan agar fasilitas produksi yang menimbulkan sensitisasi (misal: penisilin) maupun sitotoksik mempunyai kantin tersendiri. Lihat contoh Rancangan Blok Bangunan Pabrik, Lampiran 3.6a.

3.41 Cukup jelas. Lihat contoh Skematik Ruang Ganti Pakaian, Lampiran 3.41

Lihat butir 5.14

3.42 Cukup jelas.

3.43 Cukup jelas. Lihat contoh Rancangan Blok Bangunan Pabrik, Lampiran 3.6a.

BAB 4

P E R A L A T A N

DESAIN DAN KONSTRUKSI

4.1 Bahan inert yang digunakan untuk bagian peralatan yang bersentuhan dengan bahan awal , produk antara atau produk ruahan antara lain adalah:

B A H A N

UMUMNYA DIGUNAKAN UNTUK

(a) baja tahan karat AISI 304

(American Iron and Steel Institute 304) yang mengandung antara lain krom 18-20 % dan nikel 8-12 %

- peralatan atau bagian peralatan yang tidak bersentuhan langsung dengan bahan atau produk.

(b) baja tahan karat AISI 316 atau 316 L (L = low carbon) mengandung antara lain krom 16 – 18 %, nikel 10 – 14 % dan molibden 2 – 3 % dengan atau tanpa elektropolis

- pengolahan dan pengisian produk steril dan non steril;

- sistem pemipaan untuk air murni dan air untuk injeksi.

(c ) gelas (juga untuk pelapis)

- pengolahan bahan baku yang bereaksi terhadap baja tahan karat

(d) Lain-lain, misalnya

politetrafluoroetilen (PTFE); polypropylene (PP); polyvinylidenedifluoride (PVDF); dan perfluoroalkoxy.

- pengolahan bahan baku yang bereaksi dengan bahan di butir (a), (b), (c) tersebut di atas, tetapi tidak bereaksi dengan PTFE, PP, PVDF dan perfluoroalkoxy

(e) uPVC (unplasticized polyvinylchloride)

- untuk peralatan pengolahan air yang belum dimurnikan misal : tabung penukar kation-anion dan pelunak air.

4.2 Cukup jelas.

4.3 Bahan pelumas jenis food grade hendaklah digunakan apabila ada kemungkinan bahan tersebut bersentuhan dengan produk, misal: pelumas untuk punch and die.

4.4 Cukup jelas.

4.5 Untuk memastikan kemudahan dan kesempurnaan pembersihan maka rancang bangun peralatan dibuat sedemikian rupa agar:

a. sederhana tapi sesuai dengan tujuan penggunaan, mudah dibongkar dan dipasang kembali sebelum dan setelah dibersihkan;

b. tidak ada bagian yang tidak terjangkau pada pembersihan;

c. tidak ada bagian yang menahan sisa produk atau larutan pencuci; dan

d. tidak berkarat dan tidak mudah tergores.

4.6 Untuk pencucian dan pembersihan dianjurkan menggunakan:

- lap bebas serat;

- mesin penghisap debu daripada udara bertekanan; dan

- sikat nylon daripada sikat ijuk.

4.7 Cukup jelas.

4.8 Semua motor peralatan dan instalasi listrik yang digunakan untuk mengolah bahan yang mudah terbakar hendaklah kedap ledakan dan dibumikan dengan benar, Lihat contoh:

- Perlengkapan Listrik Kedap Ledakan, Lampiran 4.8a ;

- Pembumian Wadah, Lampiran 4.8b; dan

- Pembumian Wadah Kecil, Lampiran 4.8c; dan

- Sistem Pembumian untuk Penanganan Pelarut Mudah Terbakar Volume Kecil, Lampiran 4.8d.

4.9 Cukup jelas. Lihat contoh Protap Kalibrasi dan Verifikasi Harian Timbangan, Lampiran 6.33.

4.10

s/d

4.11 Cukup jelas.

Pemasangan dan Penempatan

4.12 Di dalam satu ruangan hanya boleh ada satu atau satu set peralatan untuk satu produk agar tidak terjadi pencemaran silang.

4.13 Lihat butir 3.13.

4.14 Cukup Jelas.

4.15 Pemipaan adalah seluruh jenis pipa termasuk sambungan, katup dan insulator pipa. Semua pemipaan kecuali yang ditanam di bawah tanah dan pipa listrik hendaklah diberi tanda jelas.

Penandaan terdiri dari :

- Tulisan atau singkatan yang menunjukkan nama bahan yang terdapat dalam saluran;

- Tanda panah yang menunjukkan arah aliran bahan dalam pipa, terutama pada percabangan dan pada persilangan pipa; dan

- Warna yang spesifik untuk mengidentifikasikan bahan yang terdapat dalam saluran, lihat contoh Penandaan Pipa, Lampiran 4.15.

Penandaan hendaklah ditempatkan:

- dekat keran atau sambungan;

- bersebelahan dengan perubahan arah;

- pada percabangan;

- bila pipa menembus dinding atau lantai; dan

- pada jarak yang teratur pada saluran yang panjang.

4.16 Pemberian nomor pada peralatan diperlukan bila terdapat lebih dari satu mesin dari merk dan tipe yang sama. Peralatan utama yang perlu diberi nomor pengenal yang jelas antara lain:

- mesin pengaduk;

- alat pengering;

- mesin pencetak tablet;

- mesin penyalut; dan

- mesin pengemas strip.

4.17 Cukup jelas. Lihat contoh Protap Penandaan, Lampiran 6.13

Perawatan

4.18 Cukup jelas. Lihat contoh:

- Program Perawatan Peralatan, Lampiran 4.18a;

- Catatan Pemeliharaan Alat, Lampiran 4.18b; dan

- Catatan Perbaikan Alat, Lampiran 4.18c.

4.19 Waktu pelaksanaan perbaikan dan perawatan hendaklah disesuaikan dengan jadwal kegiatan produksi.

4.20 Hendaklah ditetapkan spesifikasi internal untuk bahan pendingin, pelumas dan bahan kimia lain yang digunakan untuk keperluan produksi.

4.21 Cukup jelas. Lihat contoh Protap Perawatan Mesin Cetak Tablet, Lampiran 4.21.

4.22 Cukup jelas. Lihat contoh Buku Log Pemakaian dan Perawatan Alat, Lampiran 4.22.

BAB 5

PRINSIP

Cukup jelas.

HIGIENE PERORANGAN

5.1 Cukup jelas, lihat Contoh Pakaian Pelindung Sesuai dengan Ruang Kelas Kebersihan, Lampiran 5.1. Untuk produk steril lihat Aneks 1, Pembuatan Produk Steril, Butir 34.

5.2 Cukup jelas, lihat Contoh Protap Memasuki Ruangan Produksi, Lampiran 5.2.

5.3 Cukup jelas, lihat Contoh Protap Mengenakan Pakaian Kerja untuk Area Produksi Non-Steril, Lampiran 5.3a.

Pakaian pelindung untuk pembuatan obat steril, lihat Aneks 1, Pembuatan Produk Steril, Butir 33.

Cukup jelas, lihat Contoh Gambar Pakaian Pelindung Personil untuk Pembuatan Obat Steril, Lampiran 5.3b.

5.4 Cukup jelas, lihat Contoh Program Higiene Perorangan, Lampiran 5.4.

5.5 Cukup jelas, lihat Contoh Program Pemeriksaan Kesehatan, Lampiran 5.5.

5.6 Cukup jelas, lihat Contoh Protap Penerapan Higiene Perorangan, Lampiran 5.6.

5.7 Hendaklah dibuat peraturan bahwa tiap personil yang mengidap penyakit atau mempunyai luka terbuka segera melapor kepada atasan langsung.

Tiap atasan hendaklah memastikan bahwa peraturan tersebut dilaksanakan secara konsisten dan mengamati apakah ada personil yang mengidap penyakit atau mempunyai luka terbuka.

5.8 Pelaporan keadaan yang dapat merugikan produk hendaklah dilakukan sesuai dengan suatu prosedur, lihat Contoh Protap Penanganan Penyimpangan, Lampiran 1.2k.2. Keadaan yang dapat merugikan produk lihat Keadaan Pabrik, Peralatan dan Personil yang Dapat Merugikan Produk, Lampiran 5.8.

5.9 Untuk menghindari persentuhan langsung antara tangan dengan bahan awal, produk antara atau produk ruahan yang terbuka operator hendaklah mengenakan sarung tangan yang tepat, misalnya sarung tangan karet atau plastik yang meliputi paling sedikit 10 cm dari pergelangan tangan dan utuh. (Sarung tangan yang dibuat dari kain tidak memadai karena berpori-pori).

5.10 Hendaklah dibuat prosedur tertulis untuk mencuci tangan sebelum memasuki area produksi dengan menggunakan sarana yang disediakan.

Lihat Contoh Protap Mencuci Tangan, Lampiran 5.10a.

Poster cara mencuci tangan hendaklah ditempatkan di lokasi yang tepat yaitu di area cuci tangan sebelum memasuki area produksi. Lihat Contoh Poster Cara Mencuci Tangan, Lampiran 5.10b.

Hendaklah disiapkan disinfektan yang dipilih untuk digunakan dalam prosedur mencuci tangan. Disinfektan yang dipilih hendaklah dirotasikan untuk mencapai efektifitas yang diinginkan. Pilihan disinfektan lihat Spektrum Antimikrobial dan Karakteristik Bahan Antiseptik, Lampiran 5.10c.

5.11 Di area produksi, area gudang, laboratorium dan area lain dapat disediakan ruangan khusus hanya untuk air minum dan diberi tanda.

5.12 Cukup jelas.

SANITASI BANGUNAN DAN FASILITAS

5.13 Lihat Bab 3, Butir 3.14.

5.14 Hendaklah disediakan toilet untuk pria dan wanita yang terpisah. Oleh karena persyaratan higiene bagi personil produksi yaitu yang bekerja di area kelas kebersihan lebih tinggi, relatif lebih ketat maka letak toilet tersebut hendaklah di area loker sebelum masuk ke ruang ganti pakaian bersih untuk masuk ke area produksi, lihat contoh Tata Letak Ruang Produksi Nonsteril, Lampiran 3.6b.

Jumlah minimum toilet yang dianjurkan berdasarkan jumlah personil adalah :

Jumlah Personil

Jumlah Minimum Toilet yang Diperlukan

1 – 15

1

16 – 35

2

36 – 55

3

56 – 80

4

81 – 110

5

111 – 150

6

Lebih dari 150 orang : tambah satu toilet untuk setiap penambahan 40 orang personil.

Ventilasi hendaklah sanggup menghilangkan bau yang timbul di ruang toilet yakni 10 x pertukaran/jam (Section R432-6-22. Mechanical, Heating, Cooling and Ventilation Systems, ASTM E90 dan E413).

Hendaklah disediakan tempat cuci tangan yang cukup bagi personil, yang dilengkapi dengan antara lain :

- air bermutu air minum,

- sabun antiseptik (umpama yang mengandung kloroksilenol 0,5% b/b) atau sabun cuci tangan cair, dan

- alat pengering tangan atau tisu sekali pakai atau handuk yang setelah dipakai dicuci kembali.

5.15 Sarana penyimpanan pakaian rumah hendaklah didesain sedemikian rupa sehingga ada pemisahan kompartemen penyimpanan pakaian dan sepatu. Kompartemen penyimpanan hendaklah dilengkapi dengan sistem ventilasi yang dapat menghilangkan bau dan kelembaban serta sistem yang dapat menampung kotoran atau debu yang mungkin lepas dari sepatu.

Lihat Contoh Gambar Sarana Penyimpanan Pakaian Rumah, Lampiran 5.15a dan Contoh Gambar Sarana Penyimpanan Sepatu Rumah, Lampiran 5.15b.

5.16 Cukup jelas.

5.17 Hendaklah ada prosedur dan jadwal pengosongan dan pembersihan tempat sampah, yang dilengkapi dengan penandaan, untuk menghindarkan penumpukan sampah.

5.18 Cukup jelas.

5.19 Cukup jelas, lihat :

§ Contoh Protap Pemusnahan Serangga, Lampiran 5.19a;

§ Contoh Protap Pemusnahan Tikus, Lampiran 5.19b ;

§ Bahan Pestisida & Rodentisida yang Terdaftar di Departemen Pertanian RI, Lampiran 5.19c; dan

§ Bahan Insektisida yang Terdaftar di Departemen Pertanian RI, Lampiran 5.19d.

5.20 Hendaklah disiapkan prosedur pembersihan dan sanitasi untuk tiap ruangan (bukan prosedur yang berlaku bagi lebih dari satu ruangan, meskipun dengan kelas kebersihan yang sama) yang mencakup pembersihan/sanitasi perabot dan barang-barang-kecuali mesin-yang diletakkan dan/atau dipasang dalam ruangan berkaitan. Lihat Contoh Protap Sanitasi Ruang Pencetakan Tablet, Lampiran 5.20a.

Bahan yang digunakan untuk membersihkan dan untuk sanitasi hendaklah dipilih sedemikian rupa sehingga tidak merugikan produk (mudah dihilangkan, tidak meninggalkan residu). Khusus terhadap bahan yang digunakan untuk sanitasi (yakni desinfektan) hendaklah dilakukan rotasi dalam interval tertentu. Lihat :

Daftar Bahan Disinfektan untuk Sanitasi, Lampiran 5.20b; dan

Daftar Beberapa Bahan Pembersih untuk Sanitasi, Lampiran 5.20c.

5.21 Cukup jelas.

5.22 Praktik tidak higienis di area pembuatan atau area lain yang dapat berdampak merugikan terhadap mutu produk, antara lain :

a) Kesehatan personil:

Personil bekerja dalam kondisi tidak sehat seperti mengidap penyakit infeksi pada saluran pernafasan bagian atas, influenza (batuk pilek), terkena alergi. Juga dalam keadaan mempunyai luka terbuka, bercak-bercak, gatal, bisul atau penyakit kulit lain. Bila baru sembuh dari suatu penyakit menular atau baru kembali dari daerah wabah penyakit menular hendaklah dinyatakan layak bekerja oleh dokter sebelum bekerja di area pembuatan atau area lain yang dapat berdampak merugikan terhadap mutu produk.

b) Higiene perorangan:

Melakukan praktik kebiasaan non-higienis/buruk seperti :

Ø membersihkan hidung atau telinga dengan jari tangan;

Ø menggaruk kepala;

Ø tidak mematuhi prosedur mencuci tangan sebelum memasuki area pembuatan;

Ø tidak mematuhi prosedur mencuci tangan sesudah dari toilet;

Ø tidak mematuhi prosedur pemakaian tutup kepala sebelum memasuki ruangan produksi;

Ø bersin tanpa ditutup dengan masker atau tidak keluar dari ruangan pengolahan; dan

Ø mengunyah, makan, minum atau merokok.

c) CPOB

Ø tidak mengenakan alat pelindung yang disediakan perusahaan sesuai dengan prosedur pada waktu menangani produk terbuka; dan

Ø tidak mengenakan pakaian kerja sesuai prosedur.

5.23 Lihat Pembuatan Produk Steril, Aneks 1.

PEMBERSIHAN DAN SANITASI PERALATAN

5.24 Lihat Butir 5.27 serta Contoh Label Bersih untuk Peralatan, Lampiran 5.24.

Peralatan yang sudah dibersihkan :

a) hendaklah disimpan dalam keadaan bersih dan kering (keadaaan lembab atau basah merupakan kondisi yang baik untuk pertumbuhan bakteri);

b) sambil menunggu pemakaian selanjutnya hendaklah diberi penutup bersih dan kering dari bahan yang tidak melepaskan serat, misalnya bahan plastik, khusus untuk peralatan tersebut; dan

c) disimpan di ruangan yang tingkat kebersihannya sama dengan tingkat kebersihan waktu peralatan tersebut digunakan.

5.25 Penggunaan udara bertekanan dapat mengakibatkan partikel menyebar.

5.26 Cukup jelas.

5.27 Cukup jelas, lihat Contoh Protap Pembersihan Mesin Cetak Tablet, Lampiran 5.27.

5.28 Catatan mengenai pelaksanaan pembersihan, sanitasi, sterilisasi dan inspeksi sebelum penggunaan peralatan merupakan bagian dari log book.

5.29 Cukup jelas.

VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN DAN SANITASI

5.30 Lihat Butir 12.35 s/d 12.39

BAB 6

PRODUKSI

PRINSIP

Cukup jelas.

UMUM

6.1 Cukup jelas, lihat Butir 2.1.

6.2 Cukup jelas, lihat contoh:

· Protap Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Awal dan Bahan Pengemas, Lampiran 6.2a;

· Protap Penimbangan dan Penyerahan Bahan Awal untuk Produksi, Lampiran 6.2b;

· Protap Pengolahan dan Pengemasan, Lampiran 6.9; dan

· Protap Pengambilan Sampel Bahan Awal, Lampiran 7.23.

6.3 Cukup jelas, lihat contoh Protap Penandaan, Lampiran 6.13.

6.4 Masalah lain misal: wadah tidak berlabel, salah label, label tidak jelas, label ganda dan segel rusak.

6.5 Cukup jelas.

6.6 Dalam hal ini produk antara dan produk ruahan yang diterima adalah yang dibeli dari luar industri. Lihat Butir 6.2.

6.7 Cukup jelas, lihat contoh Protap Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Awal dan Bahan Pengemas, Lampiran 6.2a.

6.8 Cukup jelas.

6.9 Cukup jelas, lihat contoh Protap Pengolahan dan Pengemasan, Lampiran 6.9.

6.10 Cukup jelas.

6.11 Pencegahan terhadap penyebaran debu akibat pengolahan bahan atau produk kering dapat dilakukan dengan alat atau sistem penghisap debu selama proses pengolahan. Operator hendaklah terlindungi terutama terhadap bahan yang sangat aktif atau dapat menyebabkan sensitisasi dengan masker dan alat pelindung khusus. Lihat contoh Pakaian Pelindung Sesuai dengan Ruang Kelas Kebersihan, Lampiran 5.1.

6.12

dan

6.13 Cukup jelas, lihat contoh Protap Penandaan, Lampiran 6.13.

6.14 Cukup jelas.

6.15 Lihat Butir 1.2.

6.16 Cukup jelas.

6.17 Fasilitas pembuatan obat dapat juga digunakan untuk produk nonobat, misal: kosmetik, produk komplemen (complimentary products) dan obat tradisional nonsimplisia.

BAHAN AWAL

6.18 Hendaklah dibuat daftar pemasok yang disetujui dan nama pemasok dapat dicantumkan dalam spesifikasi bahan.

6.19 Lihat Butir 10.21. Pilihan lain yaitu dengan sistem komputerisasi yang tepat dapat digunakan untuk pengawasan dan pencatatan bahan awal yang keluar dan masuk.

6.20 Cukup jelas.

6.21 Tiap penerimaan atau tiap bets bahan awal hendaklah diberi nomor referensi (misal: control number) yang ditetapkan oleh Bagian Pengawasan Mutu.

6.22 Cukup jelas.

6.23 Lihat Butir 6.2.

6.24 Lihat Butir 6.13.

6.25 Lihat Butir 7.33.

6.26 Cukup jelas.

6.27 Cukup jelas.

6.28 Lihat Butir 6.13. Jika menggunakan sistem komputerisasi, label “Diluluskan” dapat berupa bar-code.

6.29

s/d

6.30 Cukup jelas, lihat contoh Protap Penandaan, Lampiran 6.13.

6.31 Tergantung dari kestabilan bahan awal, penyimpanan hendaklah dilakukan dalam ruangan atau tempat yang suhunya diatur. Untuk penyimpanan hendaklah tersedia ruang dengan suhu berbeda-beda antara lain dengan:

suhu ruang (ambient) : £ 30°C;

suhu ruang berpendingin udara (AC) : ≤ 25°C;

dingin : 2o - 8°C ; dan

beku : di bawah 0°C.

Kondisi penyimpanan hendaklah disesuaikan dengan yang tercantum pada label bahan awal atau sesuai dengan sifat fisik dan kimia bahan tersebut.

Lihat contoh Protap Penyimpanan Bahan Awal, Lampiran 6.31.

6.32 Cukup jelas.

6.33 Cukup jelas, lihat contoh Protap Kalibrasi dan Verifikasi Harian Timbangan, Lampiran 6.33

6.34 Bahan awal yang “ditolak” hendaklah disimpan di tempat khusus yang dikunci.

Untuk memudahkan pengendalian bahan awal yang ditolak atau tidak diluluskan ini hendaklah diberi label yang jelas dan berbeda dengan label lain, lihat Butir 6.13.

VALIDASI PROSES

6.35

s/d

6.36 Lihat Bab 12. Kualifikasi dan Validasi.

6.37 Lihat Butir 12.44.

6.38 Cukup jelas.

PENCEGAHAN PENCEMARAN SILANG

6.39

s/d

6.41 Cukup jelas.

6.42 Tindakan pencegahan terhadap pencemaran silang dan efektifitasnya hendaklah diperiksa secara berkala, misal dengan melakukan:

- pemeriksaan rutin pada saringan udara apakah masih baik, bocor atau sudah harus diganti;

- pemeriksaan lingkungan terhadap kemungkinan pencemaran; dan

- pemeriksaan perbedaan tekanan udara antar-ruang, terutama ruang penyangga.

Lihat contoh:

- Protap Pemantauan Lingkungan Produksi dengan Cawan Papar, Lampiran 7.37b.1;

- Protap Pengujian Cara Apus, Lampiran 7.37b.2; dan

- Protap Pemantauan Lingkungan terhadap Mikroba, Lampiran 7.37b.3.

SISTEM PENOMORAN BETS / LOT

6.43

dan

6.44 Cukup jelas, lihat contoh Protap Pemberian Nomor Bets/Lot, Lampiran 6.43.

6.45 Yang dimaksud dengan tidak diperkenankan memakai nomor bets atau nomor lot yang sama adalah selama periode waktu tertentu, yaitu paling sedikit dalam jangka waktu 10 tahun. Untuk bets yang diolah ulang hendaklah diberikan kode tambahan terhadap nomor bets tersebut, misal: penambahan huruf P (pengolahan ulang)

6.46 Cukup jelas.

PENIMBANGAN DAN PENYERAHAN

6.47 Cukup jelas.

6.48 Cukup jelas, lihat contoh Protap Penimbangan dan Penyerahan Bahan Awal untuk Produksi, Lampiran 6.2b.

6.49 Pencatatan dapat dilakukan secara manual atau secara elektronik/komputer yang tervalidasi. Lihat contoh Formulir Permintaan Bahan, Lampiran 6.49.

6.50

dan

6.51 Cukup jelas.

6.52 Lakukan pemeriksaan kesiapan jalur penimbangan sebelum proses penimbangan. Lihat contoh Daftar Periksa Kesiapan Jalur Penimbangan, Lampiran 6.52. Label pelulusan dapat juga berupa label “Diluluskan” turunan (Lihat contoh Protap Penandaan, Lampiran 6.13) yang ditempelkan pada wadah bahan baku yang tidak diberi label “Diluluskan”.

6.53

s/d

6.57 Cukup jelas, lihat contoh Protap Penimbangan dan Penyerahan Bahan Awal untuk Produksi, Lampiran 6.2b.

6.58 Sesudah ditimbang atau dihitung, semua bahan untuk tiap bets hendaklah disimpan dalam satu kelompok, biasanya di atas satu palet atau kalau lebih dari satu palet, palet-palet tersebut didekatkan satu sama lain sehingga merupakan satu kelompok bahan untuk satu bets. Kemudian, kelompok bahan untuk satu bets tersebut diberi penandaan yang jelas.

PENGEMBALIAN

6.59 Bahan awal, produk antara dan produk ruahan yang dikembalikan hendaklah diberi penandaan, jumlahnya diperiksa kembali dan disetujui oleh petugas yang diberi wewenang.

Bahan pengemas yang telah diberi kode tidak boleh disimpan kembali.

Bahan awal yang telah dikeluarkan dari wadah aslinya serta dipindahkan ke dalam wadah lain dan diberi label “Kemas Ulang” dapat dikembalikan ke ruang penyimpanan atau tetap disimpan di ruang penyimpanan yang terdapat dalam area produksi.

Lihat contoh Protap Penandaan label “Kemas Ulang”, Lampiran 6.13.

6.60 Cukup jelas.

PENGOLAHAN

6.61 Cukup jelas.

6.62 Pada saat proses pengolahan suatu produk di suatu ruang pengolahan, hendaklah tidak memasukkan bahan lain selain bahan untuk bets yang sedang diolah tersebut. Bahan/produk lain hanya dapat dimasukkan ke dalam ruang pengolahan tersebut bila ruang pengolahan tersebut telah bebas dari produk sebelumnya dan ruangan serta peralatan telah dibersihkan. Protap dan dokumentasi hendaklah dibuat untuk mencapai tujuan ini.

Lihat contoh Protap Pencegahan Pencemaran Silang dan Campur Baur Selama Pengolahan, Lampiran 6.62.

6.63 Pemantauan kondisi daerah pengolahan dan langkah yang harus dilakukan sebelum mulai proses pengolahan hendaklah menggunakan suatu daftar periksa yang mencakup antara lain kebersihan ruangan dan peralatan, perbedaan tekanan antar ruangan, bebas dari bahan dan produk sebelumnya, bila perlu suhu dan kelembaban nisbi. Lihat contoh Daftar Periksa Kesiapan Jalur Pencampuran. Lampiran 6.63.

6.64 Lihat butir 6.63 dan lampirannya. Peralatan yang telah dibersihkan hendaklah diberi penandaan yang sesuai.

Lihat contoh Label status kebersihan ruangan dan mesin produksi, lampiran 4, dalam Protap Penandaan, Lampiran 6.13.

6.65 Semua kegiatan pengolahan dan kejadian yang terjadi di luar prosedur yang ditetapkan hendaklah dicatat pada catatan pengolahan bets disertai alasan dan penjelasan penyebab penyimpangan tersebut terjadi dan hal ini dilaporkan kepada kepala bagian Produksi.

Lihat contoh Protap Penanganan Penyimpangan, Lampiran 1.2k.2

6.66 Wadah dan penutup yang digunakan untuk bahan yang akan diolah hendaklah terbuat dari bahan yang inert antara lain polietilen, kaca, baja tahan karat (dianjurkan SS316 atau SS316L). Bahan tersebut tidak berpori, mudah dibersihkan dan bukan merupakan media pertumbuhan mikroba.

6.67

dan

6.68 Lihat Butir 6.13.

6.69 Pencatatan seluruh hasil pengawasan-selama-proses hendaklah dilakukan pada catatan pengolahan bets bersangkutan atau pada suatu formulir pengawasan-selama-proses. Lihat Butir 7.38.

6.70 Jika terjadi penyimpangan terhadap hasil nyata, penanganannya lihat Butir 6.65.

6.71 Lihat Butir 6.39 s/d 6.42 tentang Pencegahan Pencemaran Silang.

6.72 Batas waktu dan kondisi penyimpanan produk-dalam-proses (produk antara sebelum dilakukan pengemasan primer) hendaklah ditetapkan agar produk tidak mengalami penurunan mutu selama penyimpanan sebelum dilakukan proses selanjutnya. Penetapan batas waktu dan kondisi penyimpanan tersebut hendaklah divalidasi. Lihat contoh Protap Kondisi Penyimpanan Produk Antara dan Produk Ruahan, Lampiran 6.72.

6.73 Hendaklah disiapkan sistem manual tervalidasi untuk mengganti sistem komputerisasi kritis yang tidak berfungsi.

BAHAN DAN PRODUK KERING

6.74 Cukup jelas.

6.75 Cukup jelas.

6.76 Sebelum dan sesudah pengolahan petugas produksi hendaklah memeriksa antara lain: ayakan, punch dan die mesin tablet terhadap kerusakan atau keausan yang dapat menimbulkan serpihan logam dalam produk. Instruksi tertulis yang sesuai dapat dimasukkan dalam prosedur tetap atau dalam prosedur pengolahan induk.

Jika pada waktu selesai pengolahan diketahui ada kerusakan pada alat pengolahan yang digunakan, serpihan alat ini hendaklah ditemukan secara lengkap sebelum proses dilanjutkan. Bila perlu alat pendeteksi logam dapat digunakan. Kejadian seperti ini hendaklah dicatat pada catatan pengolahan bets.

6.77 Pemeriksaan kemungkinan adanya tablet atau kapsul yang terselip pada alat hendaklah tercantum dalam pemeriksaan kesiapan jalur atau dalam prosedur pengolahan bets.

Pencampuran dan Granulasi

6.78 Cukup jelas.

6.79 Lihat Butir 10.16.

6.80 Untuk mencegah pencemaran lingkungan dan pencemaran silang udara yang keluar dari alat pengering fluid bed drier hendaklah disaring melalui:

Ø filter debu dengan klasifikasi F9 – EN 779 untuk produk yang berpotensi rendah;

Ø filter HEPA dengan klasifikasi H12 – EN 1822 untuk produk yang berisiko tinggi, misal penisilin, hormon dan serbuk toksis.

6.81 Untuk menghindari risiko pertumbuhan mikroba pada larutan atau suspensi dianjurkan agar antara lain:

1. larutan atau suspensi dibuat segera sebelum digunakan dan dibuat secukupnya agar habis dipakai pada hari yang sama;

2. jika suspensi mengandung bahan nabati atau hewani, bahan awal ini hendaklah tidak mengandung mikroba lebih dari 1000 unit pembentuk koloni (cfu) tiap gram atau ml bahan dan tidak mengandung mikroba patogen misalnya Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Salmonella atau bakteri koliform;

3. bila perlu, dapat ditambahkan bahan pengawet yang diizinkan; dan

4. wadah larutan atau suspensi hendaklah ditutup rapat.

Pencetakan Tablet

6.82 Untuk mengendalikan debu biasanya digunakan alat penghisap debu yang dilengkapi dengan filter HEPA.

6.83 Pemeriksaan kesiapan jalur pencetakan tablet dilakukan sebelum pencetakan tablet dilaksanakan. Lihat contoh Daftar Periksa Kesiapan Jalur Pencetakan Tablet, Lampiran 6.83.

6.84 Lihat Butir 6.33.

6.85 Cukup jelas.

6.86 Cukup jelas.

6.87 Tiap kali sebelum dipakai, punch dan die hendaklah diperiksa terhadap keausan dan kerusakan, di samping itu hendaklah secara berkala diperiksa pula tinggi punch dan diameter lubang die. Jika ukurannya sudah di luar batas toleransi yang ditetapkan, punch dan die hendaklah tidak digunakan lagi karena dapat menimbulkan variasi berat tablet yang besar. Tiap hasil pengukuran punch dan die tablet hendaklah dicatat. Catatan hasil pengukuran ini hendaklah disimpan.

Penyalutan

6.88 Filter yang dipakai untuk menyaring udara yang dialirkan ke dalam panci penyalut hendaklah mempunyai efisiensi paling sedikit 95 %.

Suhu udara pengeringan yang dialirkan berpengaruh terhadap mutu hasil penyalutan, sehingga perlu dipantau dan dicatat.

6.89 Lihat Butir 6.81.

Pengisian Kapsul Keras

6.90 Untuk menjaga kestabilan, cangkang kapsul hendaklah disimpan dalam ruangan bersuhu 15° - 25°C dengan kelembaban nisbi antara 40 % - 60 %.

6.91 Cukup jelas.

Penandaan Tablet Salut dan Kapsul

6.92 Pada satu jalur hanya diizinkan satu macam produk dan satu bets pada satu waktu, kalau tidak hendaklah diberi pemisah. Pemisahan hendaklah dilakukan dengan menggunakan partisi setinggi minimum 1 m.

6.93 Hendaklah tersedia dokumen untuk membuktikan tinta yang digunakan adalah tinta yang diperbolehkan untuk dipakai pada produk makanan.

6.94 Lihat Butir 6.92.

CAIRAN, KRIM DAN SALEP (non-steril)

6.95 Karena sifat alamiah produk, maka untuk melindungi produk dari pencemaran mikroba dianjurkan agar semua alat yang berhubungan langsung dengan produk didisinfeksi lebih dahulu sebelum dipakai, misal dengan alkohol 70%, isopropanol atau hidrogen peroksida 3%.

6.96 Untuk mencegah ada sambungan mati (deadlegs), sambungan hendaklah tidak lebih panjang dari 2 kali diameter pipa sampai katup.

Hendaklah menggunakan jenis katup diafragma atau katup kupu-kupu dan bukan katup bola.

6.97 Cukup jelas.

6.98 Air yang digunakan untuk produksi hendaklah memenuhi persyaratan minimal kualitas Air Murni (Purified Water). Parameter kimia dan mikrobiologi hendaklah dipantau secara teratur minimal seminggu sekali, sedangkan pH dan konduktivitas hendaklah dipantau tiap hari. Terhadap data hasil pemantauan harus dilakukan analisis kecenderungan (trend analysis). Lihat Persyaratan Air Untuk Produksi, Lampiran 6.98a.

Sanitasi sistem pengolahan air dapat dilakukan dengan cara:

Ø Pemanasan

Ø Kimiawi

Untuk sanitasi dengan cara pemanasan, lihat contoh Protap Sanitasi Sistem Pengolahan Air Murni, Lampiran 6.98b.

6.99 Tiap pipa transfer hendaklah diberi penandaan yang jelas dengan mencantumkan identitas produk.

6.100 Cukup jelas.

6.101 Cukup jelas.

6.102 Homogenitas hendaklah dipertahankan selama pengisian dengan pengadukan terus menerus sejak awal sampai akhir proses pengisian.

6.103 Kondisi penyimpanan produk antara dan produk ruahan hendaklah disesuaikan untuk menghindari perubahan mutu produk. Jangka waktu dan kondisi penyimpanan produk antara hendaklah divalidasi.

Lihat Butir 6.72.

BAHAN PENGEMAS

6.104 Cukup jelas.

6.105 Cukup jelas.

6.106 Tiap penerimaan atau tiap bets bahan pengemas hendaklah diberi nomor referensi (misal: control number) yang ditetapkan oleh Bagian Pengawasan Mutu.

6.107 Bahan yang akan dimusnahkan hendaklah ditempatkan di area terpisah, diberi label “Ditolak” dan dikeluarkan dari sistem persediaan. Tindakan ini untuk menghindari kesalahan pengambilan bahan pengemas. Sistem persediaan dapat dibuat secara manual atau elektronis yang mencakup antara lain:

a). nomor kode dan nama bahan atau produk;

b). tanggal penerimaan dan pengeluaran atau penyerahan;

c). jumlah penerimaan atau penyerahan dan sisa persediaan;

d). nomor bets/lot;

e). nama pemasok;

f). tanggal daluwarsa atau uji ulang;

g). status bahan, apakah karantina, diluluskan atau ditolak.

6.108 Yang boleh dimasukkan ke dalam ruang kodifikasi pada saat yang sama hanya bahan pengemas cetak atau bahan cetak yang akan dipakai untuk satu bets dari satu sediaan dan dari satu produk yang bersangkutan untuk menghindari campur baur.

KEGIATAN PENGEMASAN

6.109

dan

6.110 Cukup jelas, lihat contoh Protap Pelaksanaan Pengemasan, Lampiran 6.110.

6.111

dan

6.112 Lihat Butir 6.117 dan contoh Daftar Periksa Kesiapan Jalur Pengemasan, Lampiran 6.117

Pra-kodifikasi Bahan Pengemas

6.113 Setiap bahan pengemas sebelum dan sesudah pra-kodifikasi hendaklah dihitung dan dicatat. Sebelum proses pra-kodifikasi dimulai, supervisor hendaklah memeriksa kebenaran bahan pengemas yang diperlukan serta nomor bets atau lot, tanggal daluwarsa dan informasi lain yang diperlukan. Pemeriksaan ini hendaklah dilakukan oleh dua orang secara terpisah. Pemusnahan bahan pengemas yang tidak layak pakai hendaklah dilakukan setelah proses rekonsiliasi dan dicatat pada catatan pengemasan bets.

6.114 Cukup jelas.

6.115 Cukup jelas.

6.116 Cukup jelas.

Kesiapan Jalur

6.117 Untuk keperluan pemeriksaan dan kesiapan jalur pengemasan diperlukan suatu prosedur tetap. Lihat contoh Daftar Periksa Kesiapan Jalur Pengemasan, Lampiran 6.117.

Praktik Pengemasan

6.118 Cukup jelas.

6.119 Pemisahan secara fisik dapat dilakukan antara lain dengan :

- jarak antara jalur pengemasan paling sedikit 1,5 m diukur dari sisi terluar, atau

- diberi sekat pemisah dengan tinggi minimum 1 m dari lantai.

6.120 Cukup jelas.

6.121 Lihat Butir 6.67

6.122 Cukup jelas.

6.123 Cukup jelas.

6.124 Lihat Butir 5.17 dan 5.25

6.125 Cukup jelas.

6.126 Cukup jelas.

6.127 Lihat butir 6.67

6.128 Cukup jelas, lihat contoh Protap Pembersihan Mesin Label Otomatis, Lampiran 6.128

6.129 Untuk mencegah penyebaran debu dari pengemasan produk yang tidak berisiko tinggi dapat digunakan sistim penghisap debu. Pada pengemasan produk yang berisiko tinggi, penggunaan penghisap debu saja tidaklah cukup, tetapi hendaklah disediakan ruangan tertutup dan terpisah dari ruangan lain.

6.130 Jika menggunakan sikat hendaklah digunakan alat vakum pada pembersihan akhir untuk menghisap partikel yang tersisa pada alat.

6.131 Pakaian kerja sebaiknya tidak dilengkapi dengan saku. Apabila harus menggunakan saku, hendaklah saku tersebut dilengkapi dengan penutup. Lihat Butir 5.3.

6.132 Cukup jelas.

Penyelesaian Kegiatan Pengemasan

6.133 Cukup jelas.

6.134 Satu palet hanya boleh dipakai untuk menyimpan satu macam produk dan dari lot atau bets yang sama. Jika pada satu palet disimpan satu macam produk dengan lot atau bets yang berbeda, hendaklah disusun sedemikian rupa agar terdapat pemisahan yang memadai, misal dengan menggunakan penyekat berupa jala atau sekat lain yang tepat.

6.135 Sebelum dikembalikan ke gudang untuk dimanfaatkan kembali, kelebihan bahan pengemas hendaklah diperiksa secara teliti. Bahan pengemas yang dikembalikan ke gudang hendaklah disimpan dalam suatu wadah yang terpisah, ditandai secara jelas dengan nama produk, nomor bets, nomor analisis, jumlah dan keterangan lain yang diperlukan. Sisa bahan pengemas yang telah diberi kodifikasi, bahan pengemas dan bahan cetak yang rusak, kotor atau penampilannya tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan tidak boleh dikembalikan ke gudang dan hendaklah dimusnahkan untuk mencegah campur-baur, penggunaan kembali dan penyalahgunaan.

Produk ruahan yang dikembalikan ke gudang hendaklah ditempatkan dalam suatu wadah terpisah dan diberi tanda yang jelas, antara lain dengan nama produk, nomor bets, jumlah dan keterangan lain yang diperlukan.

6.136

dan

6.137 Lihat Butir 6.125.

6.138 Lihat Butir 6.65.

6.139 Produk dalam status karantina hendaklah diberi label “karantina” dan disimpan dalam rak khusus untuk karantina atau di tempat yang diberi tanda khusus sehingga mudah dibedakan dengan produk yang telah diluluskan.

PENGAWASAN SELAMA PROSES

6.140 Cukup jelas.

6.141 Lihat Butir 7.38.

6.142 Cukup jelas.

6.143 Lihat Butir 7.21 dan 7.22.

6.144 Cukup jelas.

6.145 Cukup jelas.

BAHAN DAN PRODUK YANG DITOLAK, DIPULIHKAN DAN DIKEMBALIKAN

6.146 Cukup jelas.

6.147 Pengolahan ulang terhadap produk antara atau produk ruahan hanya dapat dilakukan bila tersedia prosedur pengolahan ulang yang telah divalidasi. Lihat Butir 7.41 dan 7.42.

6.148 Otorisasi pelaksanaan pemulihan hendaklah diberikan berdasarkan analisis risiko dan bukti-bukti yang cukup bahwa produk pulihan memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan. Jumlah produk ruahan, produk antara atau sisa produk yang ditambahkan pada bets berikutnya hendaklah diperhatikan, dihitung secara teliti dan dibatasi jumlahnya agar mutu produk yang akan diperoleh tidak terpengaruh.

Prosedur penanganan produk yang akan dipulihkan dapat dibuat secara terpisah atau dicakup dalam prosedur pengolahan induk. Lihat contoh Protap Penanganan Produk Pulihan, Lampiran 6.148.

6.149 Cukup jelas.

6.150 Penambahan produk pulihan harus dicantumkan dalam Catatan Bets.

6.151 Suatu obat dapat dikemas ulang apabila obat tersebut memenuhi standar, spesifikasi dan karakteristik yang telah ditetapkan.

Suatu obat yang telah daluwarsa atau obat yang disimpan dengan kondisi penyimpanan yang tidak baik seperti pada suhu tinggi, kelembaban tinggi, terkena asap, wangi-wangian, atau karena musibah alam seperti kebakaran, kebanjiran, atau yang diragukan kondisi penyimpanan dan penanganannya tidak boleh dikemas ulang.

KARANTINA DAN PENYERAHAN PRODUK JADI

6.152 Produk jadi yang masih dalam status karantina hendaklah diberi label “Karantina“ dan tidak didistribusikan sebelum diluluskan oleh bagian Pemastian Mutu, lihat contoh Label Status Bahan Dan Produk, Lampiran 1 dalam Protap Penandaan, Lampiran 6.13.

6.153 Setiap penyerahan produk jadi dalam status karantina hendaklah disertai dengan surat penyerahan, lihat contoh Surat Penyerahan Produk Jadi, Lampiran 6.153a, serta dicatat di sistem persediaan produk jadi status karantina.

Produk jadi dalam status karantina ini hendaklah disimpan di daerah karantina yang terpisah secara fisik atau pada area yang sama untuk produk jadi yang telah diluluskan tetapi dipisah dan dikendalikan secara administratif.

Setelah diluluskan oleh bagian Pengawasan Mutu, produk jadi ini dapat dipindahkan ke daerah penyimpanan produk jadi dan dicatat di sistem persediaan produk jadi.

Tata-cara untuk penerimaan, penyimpanan dan pengiriman produk jadi hendaklah dibuat secara tertulis, lihat contoh Protap Penerimaan, Penyimpanan dan Penyerahan Produk Jadi, Lampiran 6.153b.

6.154 Cukup jelas.

6.155 Cukup jelas.

6.156 Cukup jelas.

6.157 Cukup jelas.

6.158 Lihat Butir 7.3.

6.159 Pemindahan ini bisa dilakukan secara fisik maupun secara administratif.

6.160 Lihat Butir 6.153.

CATATAN PENGENDALIAN PENGIRIMAN OBAT

6.161

s/d

6.164 Sistem distribusi hendaklah dibuat tertulis sehingga menjamin pelaksanaan prinsip Pertama Masuk-Pertama Keluar atau Pertama Daluwarsa-Pertama Keluar. Penyimpangan dari prinsip ini hendaklah mendapat persetujuan dari kepala bagian Pemastian Mutu. Lihat contoh Protap Penerimaan, Penyimpanan dan Penyerahan Produk Jadi, Lampiran 6.153b.

PENYIMPANAN BAHAN AWAL, BAHAN PENGEMAS, PRODUK ANTARA, PRODUK RUAHAN DAN PRODUK JADI

6.165 Sistem penyimpanan dapat dilakukan secara :

(a) Sistem Acak

Barang disimpan di atas palet di area penyimpanan (dapat berupa rak atau lantai) mana saja dalam satu ruangan. Tiap area penyimpanan hendaklah diberi nomor lokasi penyimpanan. Tiap palet hendaklah berisi satu jenis barang saja dan dari satu bets/lot. Untuk melaksanakan sistem acak, pada sistem persediaan dicatat juga nomor lokasi penyimpanan tiap barang. Lihat Butir 6.19 dan Butir 10.26.

(b) Sistem Kelompok

Pada sistem ini barang ditempatkan pada area penyimpanan berdasarkan jenis barang dan statusnya.

(c) Kombinasi dari Sistem Acak dan Sistem Kelompok

Sistem yang akan digunakan tergantung dari jumlah jenis barang yang akan disimpan, kapasitas gudang dan sistem pengendalian barang.

6.166 Cukup jelas.

6.167 Bahan yang mudah terbakar hendaklah disimpan di gudang khusus untuk bahan mudah terbakar yang letaknya terpisah sesuai dengan peraturan keselamatan kerja yang berlaku.

Sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku bahan awal psikotropika, prekursor hendaklah disimpan di tempat terkunci dan kuncinya disimpan oleh penanggung jawab yang ditunjuk.

6.168 Kondisi penyimpanan obat dan bahan diperlakukan sama dengan kondisi penyimpanan bahan awal. Lihat Butir 6.31.

6.169 Cukup jelas, lihat contoh Catatan Pemantauan Lingkungan Ruang Penyimpanan, Lampiran 6.169.

6.170 Cukup jelas.

6.171 Kegiatan lain, misal produksi dan pengujian, hendaklah dilakukan di daerah terpisah dari gudang.

6.172 Cukup jelas.

6.173 Cukup jelas.

Penyimpanan Bahan Awal dan Bahan Pengemas

6.174 Cukup jelas.

6.175 Cukup jelas, lihat contoh Protap Penerimaan, Penyimpanan dan Penyerahan Bahan Awal, Lampiran 6.2a.

6.176 Cukup jelas.

6.177 Cukup jelas.

6.178 Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kesalahan, maka bahan cetak hendaklah disimpan di dalam ruangan atau lemari terkunci.

6.179 Cukup jelas.

6.180 Lihat Butir 7.39.

Penyimpanan Produk Antara, Produk Ruahan dan Obat Jadi

6.181 Cukup jelas.

6.182 Cukup jelas.

6.183 Cukup jelas.

6.184 Cukup jelas.

PENGIRIMAN DAN PENGANGKUTAN

6.185 Bahan atau obat hendaklah ditempatkan dalam wadah yang sesuai dan cukup kuat untuk memastikan bahan atau obat tidak mengalami kerusakan fisik selama proses transportasi. Kondisi pengangkutan, misal suhu, hendaklah sesuai dengan yang tertera pada label.

6.186 Cukup jelas.

6.187 Suhu selama transportasi dapat dipantau dengan alat “electronical temperature recorder” yang ditempatkan di dalam dus (shipper = corrugated box) bersama-sama dengan produk jadi yang dikirimkan. Setelah sampai di tujuan, “electronical temperature recorder” tersebut dikirim kembali ke pabrik untuk dievaluasi.

6.188 Tiap pengiriman produk jadi hendaklah disertai dengan dokumen pengiriman produk jadi yang mencantumkan antara lain: nama sediaan, nomor bets, jumlah, tanggal pengiriman, nama dan alamat penerima. Pengiriman produk jadi hendaklah didokumentasikan untuk memudahkan penelusuran kembali bila ada keluhan dari pelanggan atau bilamana suatu obat harus ditarik dari peredaran. Lihat contoh Order Pengiriman, Lampiran 6.188.

6.189 Cukup jelas, lihat contoh Protap Pengiriman Obat Jadi, Lampiran 6.189.

6.190 Cukup jelas.

6.191 Lihat contoh Order Pengiriman, Lampiran 6.188.

6.192 Catatan yang mudah diakses akan memudahkan penelusuran kembali bilamana ada keluhan dari pelanggan atau bilamana obat harus ditarik dari peredaran.