Total Pengunjung Blog

Arsip Blog

Pengikut

Popular Posts

Rabu, 26 Oktober 2011

dear kawan….

kali ini, telah lama aku tak menuliskan tentang Ledok Timoho, tentang pergolakan yang terjadi akhir – akhir ini…

Kawan-kawan ku dimana saja, dengan berbagai latar belakang yang ada, tentunya dengan visi yang satu, yakni memajukan bangsa ini, negeri ini menjadi bangsa yang dimanusiakan oleh manusia seluruh dunia…

Kawan…

kawan dari berbagai latar belakang yang tentunya dengan berbagai pola pikir yang berbeda, meskipun aku yakin, bahwa kita memiliki persamaan yang benar – benar sama, yakni berjuang untuk menjadi pemimpin, pejuang membebaskan negeri ini dari pola mikir miskin, karena kita telah tahu dan mengerti bahwa kemiskinan itu lah yang membuat banyak sekali orang – orang merasa tidak cukup hingga hidup melarat, padahal sesungguhnya mereka selalu di berikan rezeki oleh Allah swt.

Hal ini pula, yang melandasi aku, bersama teman-teman KOPI lainnya berjuang di daerah binaan yang kini , kita di percaya untuk mengurusi masalah pendidikan baik pendidikan orang tua maupun pendidikan adik adik disana. Kawan….engkau ingin tahu, berapa bulan kami telah berjuang disana? Hampir satu tahun, kami dengan penuh keistiqomahan/konsistensi mengabdi di Negeri itu (kami sebut negeri, karena di daerah tersebut tak ada RT,RW, dan perangkat pemerintahan). Engkau tahu? Waktu tersebut tidaklah singkat apabila kita melihat bahwa setiap hari kita selalu berada di dalam lingkungan tersebut minimal empat jam/harinya.

Kali ini, aku akan bercerita tentang bagaimana perubahan sikap anak – anak yang kami didik.

kawan….

Dulu, pertama kali kami disana, dengan jumlah personil yang sangat sedikit, kami menemukan semuah hal yang aku anggap begitu gila, begitu mengejutkan. Banyak sekali kekerasan yang dilakukan oleh anak- anak disana. Sikap liar lebih cenderung dominan dalam kondisi mereka. Misalkan saja, Nindita, begitu seringnya dia menganiaya laras, menjambak rambutnya lah, memukulnya lah, dan itu dia lakukan dengan senang hati, dengan tertawa - tawa. Sebuah pertanyaan yang wajib dijawab, apakah ini normal? Bahagia karena menyiksa manusia lain? Dan itu anak – anak. Bagaimana jika dewasa? Belum lagi di sela – sela aniaya itu, dari mulutnya keluar kata – kata kotor hina, dari “supir grobak”, “binatang penjulur lidah kaki empat”, “binatang yang dianggap evolusi manusia”, dan macam varian lainnya. Lebih gilanya, diluncurkan di depan orang tua yang ada disana ataupun kami tanpa rasa malu dan takut dimarahin. Bisa kalian banyangkan kawan, etika macam apa yang dibangun disana? kegagalan sopan santun seperti apa yang ada di daerah tersebut? Contoh lainnya, adalah sering pula, kami, menjadi korban aniaya mereka. Aku ingat, waktu itu, HPku rusak, tubuhku sakit sekali tercubit mereka. Begitu jengkelnya diriku, karena ditegur berapa kali, dia malah semakin bahagia menyiksaku, ngeyel, dan menjadi. Dan kalian tahu, aku tak punya hak untuk marah pada waktu itu, apabila aku marah, maka tujuanku untuk menjadi pendidik mereka pasti gagal. Teman-teman lain pun aku melihat demikian, melihat dengan mata kepala sendiri, penganiayaan, pisuhan – pisuhan, pembukaan aurat – aurat, etika jalanan, dan kebejatan moral yang berpotensi terbawa hingga usia dewasa. dan perlakuan ini, tidak hanya bertahan selama berhari – hari, namun sampai berbulan – bulan. dan kalian tahu kawan, tidak hanya satu anak yang seperti itu, semua anak berpotensi besar terhadap karakter karakter jalanan. Hal ini bukan karena mereka ingin, namun karena lingkunganlah yang mendukung mereka menjadi seperti itu dan kurangnya kasih sayang serta tidak adany sosok figur yang menjadi contoh bagi mereka, seperti fans sehingga anak – anak ingin menjadi seperti orang yang digemarinya.

Hal ini, belum yang lebih berat, yakni lirikan – lirikan warga yang curiga dengan gerakkan kami, nampak ketidak percayaan pada kami yang membuat ketidak nyamaan tersendiri dalam benakku. Pandangan ketus, tidak bersahabat, dan diamnya jika kita tidak menyapa duluan membuat kami merasa keterbatasan ruang gerakknya hanya ada di selingkup musholla, itupun sudah sangat beruntung apabila ada jamaah orang tua yang juga ikut sholat bersama kami, dan dari jamaah orang tua inilah secerca cahaya muncul untuk mencairkan kondisi hati kami.

Pernah, terjadi…..

anak – anak mogok membaca iqro karena aku terlalu berharap mereka punya sopan dan santun dengan aku paksakan. Dan pada saat itu, kebetulan akulah yang diamanahi mengajar hari itu. Anak – anak mogok , tapi tetap ada di mushola,adalah celaka bagi anak – anak balita lainnya, aniaya dan tangis pun akan segera terjadi. Benar jadinya. Aku berlari ke arah selatan mencegah aniaya, anak yang besar lainnya menganggu balita satunya. Seakan – akan, anak – anak ini mempermainkanku….Mungkin, seandainya tidak mengingat tujuan awalku, dan awal kami, mungkin saja, aku sudah akan membentak mereka, memarahi mereka, dan mungkin memberi pelajaran dengan pukulan atau fisik meskipun ringan karena mereka menurunku yang lalu sangat lebih dekat kepada hewan.

Namun kawan, ternyata sosok Ustad Asep, dimana dengan kesabarannya, dan bantuan teman-teman KOPI lain yagn selalu istiqomah, membawa perubahan yang begitu signifikan pada tiga bulan kedepan. Anak – anak ini, membuat diriku kaget, Hal termanis yang membuatku sangat berkesan adalah teriakan “Mas andyyyyyyyyyyyy………………….bareng – bareng dan berlarian mengerumuni aku! sambil rebutan salaman cium tanganku”. Itu pula yang dirasakan teman-teman KOPI lainnya. Ternyata, setiap hari, dengan diberikan contoh yang baik, akhlak yang mulia, serta bicara yang baik – baik dengan sentuhan segala keiklasan kasih sayang, mereka telah menganggap kami sebagai figur yagn mereka sayangi, yang ketika Silvia dwi Pulang kampung dan tak balik – balik ke Timoho lagi, maka mereka selalu merindukannya, hingga kini, menanyakan gimana kabar mbak Acha. Yang lebih terasa adalah ketika Aku ke bandung selama 1 bulan, mereka selalu mengangangeniku. Ingat aku, kepada Nafisa dan sekar setelah aku pualng dari Bandung, “Mas andy, G pergi lagi to??aku merasa kehilangan e mas, nek mas andy g ada” Ujar nafisa sambil merasa memelas dan kangen. “Iya e mas….anak – anak pada kangen g ada mas andy”, tambah sekar. Apalagi setelah itu, nindita segera menggandeng tanganku dan memintaku untuk menyimak iqro nya. Bukan dengan senyum licik dan nakal, namun senyum tulus anak –kecil usia kelas 5 SD.

Kini kawan, mereka telah menemukan figur – figur yang dapat di jadikan contoh untuk hari deawasanya kelak. Dan engkau tahu, sikap – sikap mereka manis sekali. Nindita, yang dulu seperti itu, sekarang sangat rajin mengerjakan soal – soal yagn aku berikan, duduk di pangkuanku. Nindita yang dulu sering menakali laras, membuat aku sangat terkejut. Karena pada saat laras sakit panas demam, justru Ninditalah yagn paling semangat menjenguknya. dan kalian tahu, ketika sampai di tempat laras, dialah yang pertama kali memegang dahi laras, mengelus – elus rambut laras, dan menyemengati laras yang usianya balita, “laras cepet sembuh yo…biar nanti ngaji lagi, …aku kangen e ma kamu!”. Engkau tahu kawan….aku saat itu menitihkan air mata, meskipun segera aku hapus, betapa indahnya kata – kata itu kawan….di keluarkan bagaikan adiknya sendiri, dan yang lebih membuat hati ini tersentuh, itu muncul dari kata – kata seorang nindita.

“Aku sayang kamu de!!”.

Saat ini, sudah hampir satu tahun,banyak sekali perubahan karakter yang terjadi oleh adik – adik kita. Naffisa menjadi sangat manis, yang dulu sering sekali berbicara mengenai pacar dan sejenisnya padahal baru kelas 3 SD , saat ini sangat membuatku jatuh cinta, nurut sekali denganku. Sekar dan Ana, sangat semangat sekali belajar, dia selalu datang lebih awal di tempat belajar setelah usai sholat isya, dan kecewa jika tidak mendapatkan pengajar atau pengajarnya harus “menyambi” mengajari anak lain. Barno, yang setiap malam biasanya di paksa mengamen oleh orang tuanya, kini tidak mau lagi ngamen, dan lebih senang mengaji serta belajar usai isak. Anak itu pun, sangat jenius kawan…..matematikanya begitu hebat, daya tangkapnya sangat wah…Aku yakin, dengan pendidikan yang kuat, dan karakter yang ditanamkan, mereka akan menjadi orang – orang hebat kelak. Bagaimana dengan nindita? Selalu ada di pangkuanku, duduk manis mengerjakan soal, dan jika soalnya sulit, dia bersedia membuka buku mencari jawabnya dengan penuh kesadaran. Hal termanis yang paling aku sukai adalah, ketika ia menyerahkan hasil pekerjaannya padaku, senyumnya sungguh elegan dengan kata “sudah selesai mas”. Usai itu seringnya masuk ke pangkuanku, dan mengoreksinya bersama – sama. Lagi – lagi, aku sayang dirimu de…Anak – anak lainnya pun demikian, perubahan karakter yang sangat signifikan muncul, yagn dulunya, harus di jemput satu persatu ketika waktunya magrib dan sholat isya, kini dengan adanya adzan di Mushola, sudahlah pertanda mereka berlarian datang menghambur ke masjid. Apabila ada satu temannya sakit, maka mereka segera berlomba – lomba menggeret ku ataupun pendamping lainnya untuk segera menjenguknya dan bilang, “ngajinya nanti ya mas…yang penting njuguk dulu”. Hingga pada waktu itu, ninditalah yang sakit, maka anak – anak pun langsung menggeretku dan beramai – ramai menjenguknya. Misal lagi, saat ini, kami sedang menggalakakn cuci tangan dengan menyediakan sabun, maka anak – anak pun secara rutin selalu mencuci tangan mereka dengan sabun sebelum wudhu. Kita sedang menggalakan wudhu usai belajar (menjelang tidur), maka anak – anak pun segera bersemangat berlarian menuju pancuran wudhu, meskipun ada beberapa yang ngeyel, hehee..Sungguh…mereka itu laskar pelangi. dan masih banyak sekali perubahan yang terjadi dan terekam di memori ini kawan…dan yagn lebih mengejudkan, banyak sekali anak – anak yang sering di ajak mengamen dipaksa orang tuanya, saat ini mulai bergabung ikut mengaji dan belajar. Bahkan saat ini, Dukungan warga dan pemuka – pemuka ledok Timoho sangat kuat, kami diberikan kepercayaan yang lebih, bahkan untuk mengelola uang 10 juta untuk pendidikan mereka, serta akan di bangunkan tempat belajar mengajar yang layak berdinding batako dan keramik serta ruagnan khusus sebagai sekretariatan kami, para mahasiswa. Dan saya kira, kita pun telah mampu mengubah mental miskin yang sebagian dari orang tua di mereka, menjadi pola pikir kecukupan.

 belajar andy

ruangan ini nantinya akan di garap di dinding dan keramik, serta akan di buat ruangan sekretariatan khusus kita..

 IMG_6268

karung – karung itu adalah pasir yang dikumpulkan oleh warga, untuk membuat batako sebagai usaha mengimplementasikan ruang belajar kami yang nyaman.

Perubahan – perubahan karakter yagn sudah mulai menunjukkan jalan terang adanya etika baik, moral – moral islami, serta bibit – bibit kepemimpinan masa depan serta dukungan /kepercayaan yang lebih baik, membuatku dan teman-teman untuk berpikir lebih maju, yakni membuat sebuah sistem yang benar – benar baik. Bayangan kami, adalah bahwa KOPI tidak akan meninggalkan mereka sampai mereka/anak - anak menjadi penerus dan masuk bagian dari kami, melanjutkan Visi KOPI, membuat anak – anak seperti mereka di daerah lain menjadi penerus KOPI. Oleh karena itu, karena waktu perjuangan yagn tidak lagi hanya bulan, namun puluhan tahun, maka di perlukan sebuah sistem sehingga orangnya boleh beda, namun tujuannya harus sama, adalah mendidk karakter dan menjadi figur bagi mereka. Oleh karena itu, mulailah di buka volenter – volenter untuk mengisi sistem – sistem yang ada, seperti TPA, Belajar, Privat untuk kelas 6, 3,dan 3, pendampingan anak usia pra sekolah (balita), dan pendekatan kepada anak – anak yang belum masuk kegiatan (team pshikologi), pendidikan orang tua (tujuan mengubah pola pikir miskin menjadi kecukupan (an najm 43-48), team kesehatan, team ekonomi, dan masih banyak lagi. Kami, yang bermula merasa bahwa mencari volenter sulit, ternyata tidak!!!ternyata banyak sekali volenter yang bersedia membantu kami, hingga pada akhirnya banyak sekali mahasiswa yang datang tanpa bisa kami kontrol. Inilah yang kami namakan mahasiswa, Ujarku!!!!. Tiga organisasi yang sangat bersemangat dalam perannya, adalah Gadjah Mada Mengajar, Safety Street Center, dan Lembaga pendindikan longsmart. Awalnya kami sangat senang, mereka sangat bersemangat. dan saya merasa optimis, inilah jalan keluar yang akan membuat anak – anak itu berkarakter dan sukses mengentaskan keluarganya dengan memanusiakan manusia.

 

Kawan….namun ternyata, SDM yang melimpah ini, mejadi cobaan bagi kami, dengan berbagai karakter SDM yang ada, membuat anak – anak susah sekali di kendalikan. Bahkan kami kecolongan, tidak bisa mengkontrol SDM yang datang membantu, ada beberapa SDM yang arahnya material dan menganggap anak – anak kami menjadi obyek, beberapa SDM sangat mudah memberikan uang tanpa alasan apapun. Ada SDM yang pakaiannya tidak layak untuk di contoh adik adik dari segi pendidikan, dan penampilan. Adik – adik terkadang tidak fokus belajar, karena asik mainan Handphone canggih bawaan para SDM, bahkan cenderung liar lagi ketika di ingatkan.  Ada pula SDM yang kerepotan meminta perhiasan /atau alat – alat elektronik canggih yang direbut adik adik, hingga adik – adik cenderung liar. Lebih kerepotannya lagi, ketika aku dan sebagain temen-temen KOPI yang mencoba untuk mengingatkan dan sedikit memarahi, anak – anak cenderung liar. Bahkan saat itu, anak – anak sangat susah diatur, dikendalikan, karena ketika kita mengingatkan, mereka tidak cenderung merasa bersalah, namun lebih cenderung memilih mendekat ke SDM lainnya, padahal SDM yang didekatinya cenderung belum paham bahwa anak – anak itu bukanlah tempat untuk mengeksploitasi uang maupun ke hedonisme an.

Kawan…saat itu, terkadang betapa lelahnya aku, keluh selalu ada, mengingat ternyata perjuanganku selama ini mencurahkan pengabdian di Ledok Timoho sepertinya sangat sia – sia. Anak – anak menjadi sangat susah di kendalikan lagi. Aku lelah, aku tak tahu harus bagaimana,…mengeluh dan mengeluh..hingga ternyata Kawan – kawan lainnya, terutama ustad asep menemui hal yang sama.

Hingga pada akhirnya, muncul sebuah kesimpulan, bahwa Semua SDM yang ada di Ledok Timoho saat ini, sangat mudah menjadi figur bagi anak – anak karena mereka telah percaya kepada kami. Untuk itulah, tercetuslah sebuah ide, dimana SDM yang ada memang harus di kontrol dan di selaraskan sebagai figur yang memang  baik bagi anak – anak, siapapun orangnya, paling tidak dia bisa memberikan contoh kepada anak – anak, sehingga anak – anak akan terjamin karakternya. dan pendekatan yang baik, adalah pendekatan islam, karena memang, aku telah membuktikan sendiri, cara ini adalah cara terbaik dan efektif dalam mengubah karakter mereka, bahkan karakter orang tuanya. Dulu pun, aku tak percaya, namun setelah perjalananku satu tahun ini, aku percaya., aku paham, bahkan aku yakin.  Mungkin kalian percaya kawan! aku yakin kalian percaya dengan pernyataanku, namun aku tak yakin kalian paham karena aku yakin kalian belum mengalami berbagai keajaiban yagn ada. Hingga terbikinlah aturan – aturan sebagai berikut yang memang sesungguhnya, aturan ini aku yang membuat sendiri.

 

TATA TERTIB PENGAJAR

TAMAN PENDIDIKAN ANAK LEDOK TIMOHO

1. Pengajar adalah setiap orang yang melaksanakan tugas mulia mengajarkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk anak-anak, remaja, dan orang tua di Ledok Timoho.

2. Pengajar merupakan pendidik sekaligus contoh tauladan yang akan ditiru oleh anak-anak dan masyarakat Ledok Timoho.

3. Setiap pengajar diwajibkan mengisi formulir biodata pengajar dan diserahkan kepada koordinator pendidikan.

4. Setiap pengajar wajib melaksanakan sholat berjama’ah di Mushola Ledok tepat pada waktunya. Terutama untuk jadwal pengajar TPA, diharapkan datang sebelum adzan maghrib berkumandang.

5. Setiap pengajar wajib menanamkan nilai-nilai islami kepada anak-anak dan masyarakat, seperti berdoa sebelum dan sesudah kegiatan, berwudhu sebelum&setelah kegiatan (terutama usai kegiatan belajar), dan lain sebagainya.

6. Sebisa mungkin pengajar tidak mengeluarkan handphone, dompet, aksesoris, dan atau barang berharga lainnya agar tidak mengganggu proses belajar mengajar (adik adik pasti akan pinjam, dan akhirnya mainan handphone).

7. Setiap Pengajar wajib mengenakan pakaian yang sopan, rapi, dan dapat memberi contoh bagi adik adik. Bagi pengajar laki-laki diharapkan tidak mengenakan celana pendek, kalung, gelang, anting, dan aksesoris yang tidak memberikan tauladan baik. Bagi pengajar perempuan wajib memakai rok, tidak mengenakan celana jeans, berjilbab, dan menutup aurat sesuai dengan syari’at Islam.

8. Setiap pengajar dilarang keras memberikan uang dalam bentuk apapun tanpa adanya prestasi anak (reward/hadiah). Untuk pemberian hadiah harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan penanggungjawab pendidikan.

9. Setiap pengajar yang hadir, wajib mengisi daftar hadir di buku presensi.

10. Setiap pengajar diharapkan berinisiatif dan kreatif dalam melaksanakan kegiatannya.

11. Harap lapor kepada koordinator perharinya untuk meminta formulir bagi pengajar yang baru.

Aku  berpikir, dengan aturan aturan ini, pasti banyak SDM yang selain mengerti dan paham dengan hal yang dilakukan disana. Namun aku juga berpikir, pasti SDM  ada juga yang menolak/protes dengan kebijakan terutama mengenai penampilan fisik, hingga akhirnya kemungkinan yang paling buruk, mereka tidak setuju kebijakan ini dan menyingkir tidak ikut dalam kegiatan ini. Untuk itulah, aku memohon dengan sangat, teman-teman ku, kawan-kawanku yang sangat semangat berjuang di ledok entah dari latar belakang apapun,  aku berharap kawan – kawanku berusaha mengerti latar belakang dibuatnya aturan ini, karena semata – mata ini untuk masa depan adik adik. Pasti teman-teman juga ingat, bagaimana orang tua kita mendidik kita, agar bisa menjadi lebih baik, bahkan ada orang tua yang sebejeat – bejatnya pun, mereka tidak akan menampakkan keburukannya didepan anaknya. Untuk itulah….aku berharap kawan-kawan paham dengan hal ini dan mampu menyamakan konsep ketika berada di ledok. Seandainya ada yang berkilah bahwa, “aku ingin tampil apa adanya , dan diriku lah seperti ini, aku tidak mau menjadi orang lain”, maka demi anak – anak ini, aku berharap kita menjadi orang lain yang mengajarkan segala jenis kebaikan untuk mereka, meskipun aku sendiri pun juga mengakui, bahwa aku pun tidak sempurna, tidak baik, bahakn aku pun bejat, namun aku berusaha menampilkan tampilan yang terbaik untuk anak – anakku, agar mereka bisa mencontoh segala kelakuan baikku. Seandainya dikatakan aku munafik, maka jika ini memang sikap munafik, maka aku lebih suka menjadi orang munafik untuk kebaikan adik – adik. Namun aku rasa, teman-teman sepakat, bahwa aku bukanlah orang yang munafik.

Teman……kawan….

hanya satu pintaku….mohon sampaikan lah keluh kesahku ini….sehingga semua teman-teman, paham…..

teman….kawan……

dukung terus ya pergerakan kawan – kawan di Ledok Timoho, karena perjuangan masih panjang, dan tak tahu entah kapan akan menampakkan keberhasilan, karena keberhasilan hanya milik Allah swt, yang manusia boleh lakukan, hanya berjuang untuk menuju keberhasilan.

 

Aku sayang kalian kawan , kawan………….

salam pengabdian !!!

 

 

Yogyakarta, 27 Oktober 2011…

 

Andy Eko WIbowo

dan benar juga, banyak kontra dari teman-teman, namun semoga dengan adanya tulisan ini, temen-temen dapat paham dan mendukung tulisan ini…..

image image image

 

kawan…..

Meskipun demikian, aku juga paham, terkadang pola pikir kita pun berbeda, mungkin dengan penjelasan ini pun, terkadang ada alasan yang belum terpahamkan dan tidak bisa diterima oleh kawan – kawan yang ingin membantu dan berkontribusi. Karena kita memang di ciptakan dengan berbagai pola pikir. Namun, apakah dengan demikian kita tidak bisa dipersatukan?? tentu saja tidak bukan, Aku akan mendukung kawan…jangan sampai hanya karena peraturan ini, menghambat semangat teman-teman untuk berkontribusi, dan kontribusi itu bisa di tunjukkan dengan membantunya dari luar jika memang belum bisa secara teknis menaati peraturan tersebut. Banyak yang bisa dilakukan untuk kontribusi ini kawan, dan aku berharap kita semua berinisiatif dalam berkontribusi dan mengabdi. Karena kita ini, pemuda…kaya inovasi untuk negeri.

Mungkin, kawan-kawan bertanya, kontribusi apa selain langsung terjun disana??banyak kawan….dengarkan rencanaku…

dengan berbagai kendala yang ada di timoho serta untuk mengajak anak – anak yang masih di jalanan (tapi bermukim ditimoho agar terangkul di kita), aku berencana membentuk team psikologi yang bisa saja menjadi kawan private belajar mereka pada waktu kosong mereka.

Hal lainnya, dengan membuat mereka berprestasi (saat ini sedang di adakan ekskul silat dan dokcil), maka pola pikir mereka akan cenderung meraih prestasi daripada di jalanan ataupun bermain PB.

Selain itu, aku berencana membentuk team untuk memetakan daerah daerah yang butuh pengabdian seperti Ledok Timoho. Ada dua pola pikir di benakku, yang pertama adalah, adanya anak jalanan pasti tidak sekedar mereka ingin di jalanan, tapi di picu juga faktor orang tua yang memaksa mereka (anak jalanan jenis 2,baca besok buku ku menyangkut ini, bisa di download gratis, tapi besok ya…). Nah….untuk mengabdi dan mendidik anak – anak ini, ternyata teori paling efektif yang aku praktekan dan terbukti adalah mengembalikan mereka di linkungan masyarakat. Dengan di lingkungan masyarakat, dia akan di ajari adab dan etika. yang kedua, sudah penuhnya SDM yang membantu di Ledok Timoho. Terlalu overload sehingga SDM tidak efektif. Aku tahu, bahwa itu juga sebagai tanggung jawabku untuk memberikan jalan bagi pembantu volenter – volenter agar mereka bisa bealjar bahwa pengabdian itu tidak dibatasi waktu, tapi mengabdi itu sampai perubahan itu tercapai, inilah yang disebut pergerakan pemuda. Karena kalian tahu kawan, kegagalan pemerintahan kita, sesungguhnya juga di picu oleh kita, pemuda – pemuda yang tidak bisa menyalurkan anggaran yang diberikan oleh pemerintah atau mengubah pola pikir miskin masyarakat marginal. Anggaran tersebut di berikan oleh lembaga tak bertanggung jawab yang digunakan untuk kepentingan pribadi ataupun secara langsung diserahkan oleh orang – orang yang belum bermental kecukupan, sehingga uang tersebut akan langsung habis, berapun jumlahnya, karena pola pikir mereka lah yang sebenarnya bermasalah. Buktinya, bahwa penghasilan mereka sebenarnya lebih /jauh diatas UMR jika kalian percaya, namun pengeluarannya dan gaya hidup negatifnya lah yang besar.

Hal lain yang sesuai denagn nama Komunitas Peduli Indonesia, karena kebetulan relasi yang ada di seluruh indonesia adalah pengajar muda (mentang – mentang aku juga mantan calon pengajar muda batch III , hehehe), maka dengan pemberangkatan pengajar muda angkatan III bulan november-desember ini, maka kita akan mensupport kebutuhan mereka. Saat ini, kita telah mensuport kegiatan pengajar muda angkatan II, Marlita yagn juga team KOPI, dengan mensuport pengumpulan buku serta bertukar surat sebagai sahabat pena antara anak – anaknya dan anak ledok timoho, berbagi cerita. yang berkaitan lagi adalah, bahwa temen-temen team kesehatan sebentar lagi akan selesai dari koas dan mereka akan ditugaskan di daearah tujuan yagn jelas terpencil. Mereka akan membawa visi KOPI dan membentuk visi kopi terealisasi di lingkungan mereka, maka tugas kita adalah mensupport kebutuhan mereka nanti.

Sesungguhnya masih banyak hal yang ingin aku ceritakan kawan…..namun, rupanya ini sudah cukup untuk membuat kawan-kawan berfikir general , arif, dan bijaksana tentang kebijakan dan kontribusi apa yang ingin dilakukan kawan – kawan…

Aku sayang kalian kawan…….

dan aku berharap, pemuda dapat lebih tahu, sesungguhnya pergerakan apa yang sebenarnya harus mereka lakukan. Karena saat ini, aku melihat banyak pergerakan dan organisasi yang dilakukan oleh pemuda, banyak sekali, namun tujuan dari mereka lah yang belum tajam dan secara langsung mengubah wajah Indonesia. Bayangkan apabila  pemuda kita produktif dengan pergerakan yang tajam mengubah negeri ini, maka aku yakin, kita dapat bangkit dari keterpurukan tidak peduli siapa yang ada di kursi pemerintahan.

Tetap semangat….tetap berkontribusi….

Pengajar….peneliti, dan pengabdi!!!!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Assalamu’alaikum..
Subhanallah…
Argh, rasanya saya belum melakukan byk hal d Timoho. Aplgi Rabu malam kemarin sempat terbawa emosi saat menemani belajar. Harusnya saya tidak seperti itu… T_T

Dari tulisan mas Andi di atas, sy bisa memahami bagaiman perjuangan ‘teman2 terdahulu” hingga saat ini. Rasa2nya kita yang baru2 inilah yang agak mengacaukan cita-cita teman2. Maaf ya.. Sayapun merasakan adaanya ikatan batin yang cukup kuat antara teman2 dgn adik2. Smg bisa tetap terjaga.

Untuk Tatibnya ada 1 hal yang agak kurang sepakat, yaitu pakai rok. Kalu pake jilbab saya sepakat, tapi untuk rok kayaknya belum. Saran saya boleh pakai celana tapi dari bahan kain yang tidak ketat. Tapi saya manut aja. InsyaAllah Tatibnya segera saya komunikasikan ke teman2 dan menyarankan baca tulisannya ini, hhe. Berarti saya dan teman2 yang baru harus mengumpulkan biodata ya?

Jadi semakin SEMANGAT!!

Inilah cita-cita saya sejak awal masuk kuliah, slalu terpikir bagaimana membina saudara2 kita di jalanan. Sayangnya, karena terperdaya oleh rasa lemah dalam diri dan putus asa karena tak kunjung mendapat teman utk memulainya. Akhirnya cita2 itupun hanya tertulis di dalam buku dan setiap kali membukanya hanya bisa menyalahkan diri sendiri yang tak bersegera berusaha mewujudkannya. Alhamdulillah, bln September kemarin bisa bergabung dengan KOPI.

Dari komunitas ini saya banyak belajar, bagiamana caranya membina “mereka” dengan “memanusiakannya” (mengambil kata2 ustdz Asep) dan bagaimana bekerja sama dengan teman2 dari berbagai latar belakang. Insya Allah kalau awal tahun depan saya jadi kembali ke kampung halaman, saya mhn izin untuk mendirikan KOPI di sana ya…

Pas moment Sumpah Pemuda, semangat pemuda saat itu luar biasa ya. Saat ini semangat itu semakin hilang. Bukan hanya ditelan bumi, tapi juga menguap dan tak kunjung kembali menjadi mutiara embun yang jernih dan menyejukkan. Gaya hidup hedonis, oportunis, portugis. Lho koq portugis?? Hhe. (jadi ingat ceritanya Indonesia menjajah Belanda). Pemuda yang berpendidikan katanya banyak. Nggak Cuma S1, ada yang sampai S4 malah, hhe.

(serius ni)
Trus sekarang dmn semangat itu?? Nggak usah jauh2, deket kampus koq.

Di sini …. Di KOPI… Insya Allah..
So, untuk teman2 yang sudah bergabung jangan ragu untuk terus berjuang bersama di kereta ini menuju stasiun harapan. Pak Masinis yang hati2 ya.
Yg pasti diniatkan hanya mengharap ridho Allah Ta’ala. Saling mengingatkan ya.

Salam Perjuangan!!
Wassalamu’alaikum.
_dhariska (ari)_