Total Pengunjung Blog

Arsip Blog

Pengikut

Popular Posts

Selasa, 27 September 2011

 

Jauh yang lalu….aku tak mimiliki keberanian untuk bermimpi, memimpikan pendamping seperti dirimu. Membayangkan bagaimana indahnya kehidupan bersamamu, surut padam melihat kokohnya benteng yang harus aku lalui. Tak kurang dan tak lebih, hanya mampu sekedar menatap sekali tatap dan menundukkan pandang, entah….namun setiap papasan, engkau pun melakukan hal yang sama. Aku tahu, inilah norma, agama, dan kesucian yang menjadi benteng kokoh memanjang tak berujung dan tak tahu dimana pintunya, untuk memasukinya dengan salam. Tak mungkin aku merobohkan sebuah norma, agama, dan kesucian yang telah disusun semenjak engkau lahir.

Jauh yang lalu…mimpi itu semakin terhapus, mimpi untuk mendampingkanmu dalam dekap pelukku, serta sholat sunah dua roka’at sebelum mencumbumu terasa sangat – sangat mustahil. Aku tak lagi membayangkan, bagaimana keluarga yang akan terbentuk dan keindahannya apabila engkau menjadi pendampingku, tak lagi terbayangkan !. Benteng dalam diriku bertatakan nafsu, kelalaian, dan kealphaan penuh dosa telah membuat jarak antara diriku dengan engkau dan bentengmu. Semakin lama, aku terlupa.

***

Sepanjang perjalanan kehidupan…..mar’atus sholihah….

Aku tak mengerti, mengapa didalam alam bawah sadarku, secara nyata  engkau selalu  muncul. Pernah suatu kali, engkau melambaikan tanganmu, mengajakku menuju taman indah penuh bunga. Suatu kali lagi…engkau muncul entah apa yang terjadi, namun ketika terbangun, perasaan berbekas indah bahwa aku telah lega bisa melihat wajahmu dalam mimpi. mengapa demikian bahagianya diriku? Karena jika tidak dalam mimpi, tak akan pernah engkau tersenyum untukku. Jelas, bukanlah setan yang menyamar, karena bagiku mimpi ini membuat kebaikan. Kebaikan yang saat ini menjadi semakin menebal dan layak untuk dipertahankan.

***

Entah jalan mana saja yang ku tempuh, ada kelegaan tersendiri ketika jalan itu menuju arah untuk meraihmu. Ada kekuatan tersendiri yang mampu mencegah nafsu harus disingkirkan untuk menyakinkan Tuhan bahwa aku pantas untuk dirimu. Bahkan, ada doa tersendiri disetiap sepertiga malamku, untuk merengek – rengek kepada Tuhan, agar Tuhan sang pembolak balik hati berkenan untuk menghadirkan dirimu menjadi mar’atus sholihah yang aku pinang.

setiap sepertiga malamku, aku  mendoakan diriku

setiap sepertiga malamku,  aku memiliki doa untukmu

setiap sepertiga malamku, diriku bersimpuh dihadapNya, hanya untuk memohon…

dihadapNya, Tuhan pembolak – balik hati pemilik cinta

tetapkanlah hati, untuk menjadi istriku….

Aku tahu, tak akan pernah ada waktu tersendiri untuk menunjukkan ketertarikanku kepadamu. Tak akan ada perhatian khusus darimu untukku. dan tak akan ada jaminan bahwa dirimu mau bersamamu. Tak akan pernah ada cerita panjang yang aku ceritakan kepadamu, tak akan pernah ada celoteh ceria manja yang kau tujukan padaku, tak akan pernah ada senyum untukku, dan tak akan pernah ada sms darimu.

Tapi, itu semualah yang membawa kedamaian dalam hati untuk selalu terbangun dalam sepertiga malamku, mendoakan dirimu. Itu semualah yang membawa kebahagiaan dalam diriku, untuk selalu meningkatkan kualitas diri dan memarahi nafsu dalam diriku agar tak berbuat ricuh.

Satu hal yang ku pahami dari janji Tuhan, bahwa aku diperbolehkan bermimpi untuk meminangmu. dan berhak memperoleh wanita yang selevel dengan kualitas diriku. Dan engkau tahu, Mar’atus sholihah….hanya ada satu jalan untuk mengetuk pintu berucap salam dalam benteng kokoh imanmu….

hanya ada satu jalan membuat dirimu akan halal bermanja – manja denganku, bercerita panjang untukku, menyuguhkan senyummu, dan saling memperhatikan dalam kerudung cinta…

jalan itu hanya aku yang bisa melakukan, karena memang aku lah yang ingin sekali mencintaimu dalam bingkai halal….

 

 

Ku tempuh jalan itu, meskipun aku tak akan pernah tahu ujungnya…..

ku tempuh jalan itu, meskipun Tuhan berkehendak lain….

ku tempuh jalan itu, meskipun hatimu belum terbalikkan….dan tak terbalikkan

ku tempuh jalan itu, agar Tuhan mengabarkan dalam mimpimu, bahwa aku lah yang engkau cari….

jalan memperbaiki diri meningkatkan level kualitas seorang manusia, mengabdikan diri kepada Rabbku melalui sesama.

 

Yogyakarta, 28 September 2011

Untuk meminangmu, tak mau aku, hanya  hanya sekedar dengan basmalah.  

 

 

seri cerita mar’atushhalihah lainnya. Ikutilah terus sampai akhirnya menemukan rangkaian ceritanya….

Jika Istriku, al mar’atus sholihah I
Fiksi, perjalananku -“Mar'atusshalihah Story II”
Fiksi: Aku mulai mengenalnya -“Mar'atusshalihah Story III”

LAMARLAH DIA!!!“Mar'atusshalihah Story IV”

4 komentar:

Anonim mengatakan...

bolehkah saya menamai tokoh perempuannya?

sepertinya ada satu nama yang saya tahu, tepat untuk nama tokoh perempuan itu.

untuk tokoh aku: apalagi yang ditunggu? jangan membuat orang lain menunggu kesakitan! Saya harap ceritanya happy ending ^^

itheng mengatakan...

silahkan....berilah nama, agar cerita ini bisa hidup...
jawaban dari tokoh aku : nantikan saya apa yang "aku" lakukan...

astrian sutriana mengatakan...

hanya sekelumit membaca coretan" ini dalam blog Anda, membuat saya berpikir sejauh mana renyah nya sosok Anda...

Subhanallah

itheng mengatakan...

terima kasih dah mampir di blog saya mbak astrian sutriana..semoga bermanfaat..