Total Pengunjung Blog

Pengikut

Popular Posts

Kamis, 27 Mei 2010

“Masa yang akan datang”

pada waktu itu, dan pada saat itu aku akan mengatakan pada wanita yang tepat “Dengan segala hormat, dengan segala ketulusan hati, sudah waktunya aku mengatakan ini sekarang,  ijinkanlah aku menjadi imammu, agar aku bisa terhormat ada disampingmu”. Dan kata – kataku bukan hanya kata – kata saja, akan berlanjut dalam waktu yang singkat, karena orang tuaku telah tahu dan kepada orang tuanya kusampaikan keinginanku, hingga akhirnya kita halal untuk bersama.

“Masa yang akan datang, setelah kita bersama”

Usai aku mengimaminya sholat magrib, dan dia ada dibelakang sebelah kiriku , ku rebahkan badanku hingga kepalaku menempel di pangkuannya,“Umi, berapa uang yang tersisa di akhir bulan ini?”, ujarku dengan nada lembut. “Abi tenang saja, insyaallah cukup untuk maem kita, sampai abi gajian besok seminggu lagi!, tapi abi “ berhenti sejanak, ia menjawab dengan senyum teduh, menatap mataku dengan tulus, dan ia melanjutkan perkataannya tadi“tapi abi juga harus mau ya, maem hanya lauk tempe dan tahu, yang penting yang masak  aku kan?” Kali ini senyumnya genit dan manja, hanya denganku dia seperti ini. Ku tak menjawab, hanya menatapnya, dan tersenyum. Beberapa saat kemudian kuraih tangan kanannya keletakkan di keningku, ia membelai rambutku dan kukatakan “belai lembutmu ini, akan memperpanjang waktu paruh tempe dan tahu yang ada di dalam perutku dua kali lebih lama”. dia tersipu malu dan mulai mencubit lenganku dengan tangan kirinya. “Ih…Abi gombal, makasih ya bi!!, aku sayang abi”.

Aku tahu, bahwa ia hanya menenangkan aku, agar aku tak risau memikirkan kekurangan uang untuk seminggu kedepan. Aku tahu dari membaca buku catatan anggaran, pemasukan, dan pengeluaran yang  selalu ia up date setiap hari. Istriku memang pintar,dia memberikan tanda bahwa “uang tidak cukup sampai akhir bulan” tanpa berani meminta dan dengan cara yang manis, aku tahu dia  meletakkan buku itu dimeja kerjaku dengan sengaja, agar aku membacanya.

Aku bangun dari pangkuannya, dan ku kecup keningnya, “kamu pinter banget sich umi!”…merah lagi pipinya, dan kutatap dia “umi, aku agak lupa surat an nuur ayat 26, minta tolong bacakan!” (Dalam segi agama aku memang jauh ketinggalan dari dirinya, dialah guru bagiku).

dia kemudian membacanya, mulai melantunkan suara yang kecil , tipis, dan indah, sungguh jika dia mendengarkan ini keorang lain selain aku, maka aku akan cemburu.

imageSetelah selesai, aku terdiam sejenak, menikmati keindahan dunia dari mendengarnya….”Umi tahu artinya?”…dia menggeleng…kemudian dia membuka musaf, membolak – balik musaf untuk mencari ayat tersebut, setelah menemukannya, ia mencoba untuk mengeja artinya

wanita – wanita yang keji adalah untuk lelaki yang keji, lelaki yang keji adalah buat wanita – wanita yang keji (pula), dan wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk lelaki yang baik pula…

dia terdiam, suasana diam, hening….matanya memerah, dan sekarang kepalanya telah bersandar dalam bahuku….memeluk lenganku, air matanya menetes, “afwan abi, maafin umi, G terbuka sama abi, umi hanya ingin abi tak terlalu memikirkan terlalu dalam…abi juga udah tau kan?”. Aku menoleh samping ke bahuku dimana dia bersandar, menatap matanya yang teduh namun meneteskan air mata dan mengusapnya sambil mengeluarkan senyum termanisku, “Lanjutkan umi menerjemahkanya!!”..dia pun sesugukan melanjutkan

mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia

Lembut aku katakan pada istriku”Umi…kau tahu apa itu rizki yang mulia?”. dia menggeleng sambil menatapku, melihat tajam mataku dan menunggu jawaban dariku. Aku sengaja memperlama dan tanpa ekspresi, hanya diam, agar dia penasaran. dan beberapa saat aku tersenyum manis lagi lalu berkata “engkau akan mendapatkan surga”. Dia memelukku lega, tersenyum…Pikiran kita kemudian nampaknya sama, jauh kedepan , menerawang

“seminggu menahan kelaparan bersamamu kekasih, aku akan bisa. Tetapi seminggu menahan untuk tak memelukmu, aku tak kan sanggup”

beberapa saat, kita saling menatap dan secara bebarengan tersenyum, dan pelukan itu berlanjut…

 

Tiba – tiba istriku lepas dari pelukanku, kemudian dia mulai bersiap – siap membaca sebuah ayat (Kebiasaan istriku saat dia akan membaca ayat, dia selalu memposisikan jilbabnya dengan benar atau jika sedang tanpa jilbab, ia akan merapikan rambutnya). Kemudian ia mulai membaca sebuah ayat:

image

“an nisaa’ :128 abiku tersayang….!!”

aku tercenung dan tersenyum padanya…tersenyum dan mulai menerjemahkan artinya kata – perkata :

dan jika wanita khawatir akan nusyuz (suami bersikap keras thd istri, tdk mau menggaulinya, dan tdk mau memberikan haknya), atau sikap tidak acuh dari suaminy, maka tidak megnapa bagi keduanya mengadakan perdamain yang sebenar – benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka walaupun manusia bertabiat kikir, Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Aku langsung mendekap tubuh lembutnya, kupeluk dan mataku berkaca- kaca (Ya Allah, engkau betapa Besarnya, menganugerahkan aku istri seperti ini). Beberapa saat kemudian, istriku (masih dalam pelukanku) berguman “abi…taukah maksud mengadakn perdamain yang sebenar – benarnya?”. Dalam berkaca – kacanya mataku, aku bertanya balik “apa itu umi?”. “aku bersedia beberapa haknya dikurangi asal suamiku, dirimu kekasihku, abi,  mau baik kembali!!”

pelukanku ku perkuat…tangisku tak tertahan….Ya Allah…maha pemberi nikmat….

lirih kukatakan “maafkan aku umi….!!”

8 komentar:

Anonim mengatakan...

PERTAMAXX GAN!!!
haahahahaha
hadehh, yang udah lulus dan dapet kerjaan.. orientasinya udah nikah2an
jadi takutt, hahaha
jadi target seanjutnya adalah cari istriiii
shila tunggu undangannya yaaa!! ^^

itheng mengatakan...

hahahaha..kamu ne ada aja shill...aku lagi pengen nyyoba buat karya sastra yang lain dari pada lain, tapi ternyata ya seperti ini shill...ternyata membayangkn untuk menulis ssuatu hal yang belum pernah dilakukan itu sulit, makasih coment nya de shilla..

adeL mengatakan...

hemz...
sebutan "abi&umi" itu, mengingatkanQ pd seseoRang yg pRnh mengatakan haL yg sama sprti ap yg km cRitakn di atas...
kpn yaaaahh... ad yg mengatakan haL itu padaQ dgn kata yg bkn hny sekedaR kata2...??
hufft..

itheng mengatakan...

entar lak yo ada del...hehehe

gadis_joglo mengatakan...

i dont like this note, but i love it.
ahey...
hopely someday...
lanjutin nulisnya nDy,bisa bwt inspirasi...

itheng mengatakan...

makasih gadis joglo...semoga dengan comenmu bisa menambah semangat nulis....
tunggu kisah selanjutnya, Jika Istriku, al mar’atus sholihah II

gadis_joglo mengatakan...

yep...
tak tunggu kisah selanjutnya...

^__^

itheng mengatakan...

udah datang tuh...update an yang kedua..heheh