Total Pengunjung Blog

Pengikut

Popular Posts

Rabu, 04 Juli 2012

Zaman dulu, tepat saat masanya lahir cikal bakal walisongo, namun belum terjadi peristiwa mahesa jenar.

zaman dulu, tepat saat masa masanya Gadjah Mada turun pangkat, terbuang dan beradu di peristirahatan, setelah Perang bubat mengakhiri jabatannya, serta dalam perjalanan yang tak lagi bertahta, dia mulai mengenal islam, dia mulai bertanya tanya suara lagu yang merdu nan indah yang di jawab oleh masyrakat sekitar pantai daerah jawa timur disebut adzan.

ya, zaman dulu itu, adalah zaman disaat islam mulai berkembang , pertama kali di Indonesia.

Di zaman dulu itu, orang – orang yang haus akan ketentraman dan pencarian akan siapa Tuhannya, tertaut pada agama ini, pada agama islam. Di mana di ajarannya, orang – orang ini dapat merasakan selalu keberadaan Tuhan, Allah semesta Alam, Tuhan yang Esa, serta Tuhan pencipta segala dan tidak dicipta. Orang orang ini menemukan sebuah kalimat tauhid yang begitu luar biasa bagi dampak segala kehidupan, Laa illa ha illallah… Sebuah kalimat yang selalu ditanamkan didalam hati setiap orang yang memeluk agama ini serta selalu mendenyutkan ke dalam setiap aliran darah.

 

Waktu itu, orang – orang zaman ini selalu haus akan dzikir, haus akan menyebut kalimat tauhid ini, haus akan lidahnya terbasahi kalimat ini, serta jantungnya selalu mendetakkan kalimat agung ini . Bukan karena apa, namun karena dengan selalu membasahi lidah dengan kalimat ini, dengan mendetakkan kalimat agung ini dalam jantungnya, seluruh aliran darahnya akan berjalan sesuai dengan ayat – ayat Allah, lebih tepatnya akan sangat mudah berjalan di jalan yang lurus, dan bukan jalan yang sesat , se sesat diri orang – orang ini dimana selalu melakukan khilaf. dengan raganya di aliri darah darah berdenyutkan kalimat tauhid tersebut, orang – orang ini sangat sadar, akan sangat mudah membedakan mana hal yang sunnah dan sesuai dengan perintah rosull untuk di jalankan, serta mana yang di haramkan sesuai dengan kitabullah maupun sunnah rosulnya. Mereka menjadi sangat gemar berdzikir menyebut nama Allah dengan kalimat tauhid itu, mereka selalu berdzikir sebanyak – banyaknya, agar jalannya selalu ada di ridho Allah.

 

Celakanya!!!mereka adalah manusia biasa, orang – orang seperti kita masa kini, yang harus hidup di dunia dan pula mencukupi kebutuhan hidup di dunia ini dengan bekerja

celakanya!!! mereka adalah manusia biasa, yang memiliki eskalator iman, pasang surut kemauan mereka dalam beribadah.

Celakanya!!! kehidupan dunia terkadang membuat lupa, bekerja membuat lupa untuk selalu berdzikir.

Celakanya!!! dia makluk sosial yang terkadang pula harus bercakap cakap dengan manusia lain, hingga terkadang mengundang percakapan yang tak di perlukan, hingga tertawa terbahak bahak karena bahagia. Celakanya, kebahagiaannya itu menggantikan hatinya untuk berdetak dengan selalu menyebut Allah. Celakanya, dengan bercakap cakap itu oran g- orang ini lupa akan basahnya lidah dengan kalimat tauhid ini.

maka untuk mengingatkan untuk selalu berdzikir kepada Tuhannya, mereka mencoba selalu memegang sebuah alat yang disebut tasbih. Dengan tasbih itu, saat orang mulai tergoda dengan keasikan dunia, mereka akan segera teringat untuk selalu mengisi hatinya dengan dzikir, menggerakkan lidahnya dengan bacaan tasbih. Berangsur angsur, alat ini menjadi semakin membudaya bagi masyarakat sehingga segala obrolan – obrolan yang terjadi setiap waktunya menjadi suatu obrolan – obrolan yang tak sia sia. Berangsur angsur, alat ini menjadi bagian dari kehidupan mereka, sehingga berbagai kegiatannya selalu teriringi dengan niatan Lilahi ta’ala.

 

Celakanya…………….

berbagai pergerakan, berbagai sejarah yang mampu mengubah kebudayaan, berbagai peperangan yang membuat tata budaya hancur, dan berbagai media informasi yang menanamkan kepada peng-konsumsinya, sebuah hal yang tak akan habis habis dicari, tak akan habis habis bila di miliki, dan tak akan puas puas apabila mengkonsumsi, kebahagian dunia semata yakni harta, sahwat, dan gemerlapnya dunia.

semakin hari, semakin kesini, hingga aku lahir dan hidup dalam berbagai kebingungan. Ombang ambing antara bi’dah yang dilontarkan oleh segolongan umat muslim membuat aku, orang yang tak mempunyai prinsip ragu ragu dalam menyikapi tasbih. Segolongan denganku, semua anak muda, akan lebih bangga memegang hal lain dan merasa malu untuk membawa tasbih kemanapun dia berada. Celakanya!!!memagang hal lain itu, adalah sebuah hal yang tak akan habis habis dicari yang telah aku ungkapkan tadi. Aku pun demikian, lebih bangga memegang koin receh  daripada tasbih. Aku pun demikian, lebih bangga memencet keypad keypad stick PS daripada tasbih. Aku pun demikian, lebih bangga memegang remote TV daripada tasbih. Aku pun demikian, lebih bangga melentikkan jari jari ke keyboad laptop daripada tasbih.

 

Sungguh….aku celaka, segala perjalanan kehidupanku telah melupakan dzikir dalam setiap langkahnya hingga berkatalah generasi kita ini

“apa mungkin kita dapat berdzikir dalam keadaan berdiri, atau duduk , atau dalam keadaan berbaring sementara kegiatan kita sebanyak ini?

 

 

Al Qur’an (QS.Ali imran : 191)

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

 

Yogyakarta, 04 Juli 2012

 

Andy Eko Wibowo

4 komentar:

Rinda mengatakan...

*speechless

Anonim mengatakan...

dirimu punya tangan yang senantiasa bisa dimanfaatkan untuk bertasbih..ingat, disunahkan berdzikir menggunaakan TANGAN kanan.....seperti gambar di ats..........

itheng mengatakan...

iya ya....!!makasih dah di ingetin

pakuningprang mengatakan...

makasih untuk Info yang super Duper mantabs cara menghitung Tasbih dgn Metode jari nya..