Total Pengunjung Blog

Pengikut

Popular Posts

Rabu, 18 Agustus 2010

Mereka telah berkarya…

Untuk mereka yang telah berkarya…., ku tuliskan sebuah karya.

19 Agustus 2010

dimana tertanggal hari ini, mereka!!!! telah menunjukkan hasil karya. Suatu kesuksesan besar hasil pembangunan dalam jangka 4 tahun lebih. Mereka menunjukkan kepada keluarga masing – masing, “inilah aku ! bagian keluargamu! bagian dari margamu! garis turunan darahmu! Aku kini sarjana!”

Aku sebagai penulis, hanya bisa mengingat pengorbanan mereka, tanpa melaksanakan suatu celebrasi kebanggaan, seperti yang dilakukan mereka, “ aku telah berkarya!!!” ( karena aku memang belum berkarya).

Berkarya bagi mereka, sungguh indah! Ya….Sungguh indah! Dibutuhkan berjuangan panjang untuk meraih hasil dari karya – karya mereka.

Untuk sampai “disini” saja, mereka harus menumbangkan ribuan harapan dan mimpi, baik dengan “otak” mereka, dengan “okol“ mereka, ataupun dengan “kelebihan” yang mereka miliki. Secara  jelas! Mereka telah bekerja keras. Pada akhirnya, Mereka membuktikan layak berada “di Sini”, Saat ini, tertanggal hari ini, 19 Agustus 2010. Bukan berlebih, jika mereka membanggakannya. Karena (lagi!), Banyak diantara mereka (yang telah menumbangkan harapan ribuan orang itu), juga tidak bisa berkarya seperti mereka. Mereka sadar, banyak orang yang jelas – jelas ada didekat mereka namun tak sama maupun belum sama berada di posisi mereka.

“Yang telah menumbangkan harapan ribuan orang yang  dulu itu”, juga tidak bisa berkarya karena bermacam – macam hal, sama dengan hal-hal yang membuat mereka masuk dan menumbangkan harapan dan mimpi, yaitu karena otak mereka, karena okol mereka, maupun karena “kelebihan”nya, tapi salah jalan.

Rengasdengklok , 16 Agustus 1945 juga bernasib sama, menjadi saksi dimana soekarno pertama kali memproklamirkan kemerdekaan secara lokal sebelum peristiwa 17 Agustus 1945 terjadi, di jakarta, Bangsa Indonesia saat itu telah berkarya, menghasilkan karya yang luar biasa, dan dinanti – nanti oleh setiap orang, setiap keluarga, dan setiap bangsa Indonesia seperti setiap keluarga yang menanti – nanti mereka (anaknya) untuk mengenakan TOGA ada pada acara hari ini, tanggal 19 Agustus 2010, di Grha Saba Permana , UGM. Aku tak bisa merasakan setiap “roh” di dua peristiwa “empat lima”, tapi aku bisa merasakan gelora puncak menggelegar pada “sepuluh”, setiap “roh” kepuasan “usia” yang telah lama berjuang.

Aku bukanlah bagian dari pelaku rengasdengklok, maupun bagian pelaku dari wisuda, aku hanyalah saksi bisu, merasakan bagaimana kerasnya perjuangan mereka untuk wisuda dan mencoba mengaitkan pada perjuangan orang “zaman dulu” merdeka.

Aku bukanlah bagian dari pelaku jakarta, agustus 45, maupun bagian pelaku dari Gadjah Mada 10, aku hanyalah penglihat yang mendengar bagaiamana mereka berteriak Merdeka maupun Tangis air mata telah berhasil selesai dalam studi.

MEskipun aku bukanlah pelaku, tapi aku mampu merasakan, bagaiaman perjuangan keras mereka yang ada di Gadjah Mada 10, karena aku ikut berjuang, bedanya aku lah yang gagal, tapi apakah aku akan mencela mereka?Tidak…tidak!!aku akan ikut berjuang melanjutkan perjuangan ku sendiri, untuk membantu  kesuksesan mereka, karena aku yakin mereka suatu saat akan membutuhkan aku, bersama – sama membangun suatu bentuk menjadi Indonesia baru.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

kata dosen ku..
syarat jadi sarjana di indonesia itu, ngga cukup hanya degan ilmuu
tapi juga keberpihakan

walaupun ilmu masih sedikit, tapi klo punya keberpihakan, berarti udah saya anggap alian setengah sarjana

sedikit ilmu dan banyak keberpihakan.. kata mas uceng, zainal arifin mouchtar begitu...
shila

Anonim mengatakan...

keberpihakan yang dimaksud apa shila??(itheng)