Total Pengunjung Blog

Pengikut

Popular Posts

Jumat, 11 Agustus 2017


Assalamu alaikum
Dear… rekan rekan apoteker dimana pun berada ataupun adek adek calon apoteker yang sedang rajin – rajinnya belajar. Pernahkah rekan rekan semua sering mendengar beberapa kata – kata yang ada dibawah ini :
ih..apotek itu bisnis banget!, bukan pelayanan kefarmasian yang baik!’
 eh..kok bisnis banget ya apotek disana itu!!! , apa apa dihitung pakai uang!!”.
“buat apa sih kaya – kaya, wong harta tidak dibawa mati !!”, “cari uang terus, kapan ibadahnya !!”.
Pasti rekan – rekan semua sering mendengar kata – kata diatas, entah dari rekan sejawat lainnya maupun orang terdekat anda. Jika didalam pikiran rekan-rekan semua, masih setuju dengan istilah di atas, silahkan untuk segera membuang buku ini ke tong sampah, karena buku ini hanya akan menjadi racun bagi diri rekan rekan semua, hehehe…Namun, bila rekan-rekan sudah siap untuk ter’brainwash’ otaknya, maka silahkan untuk melanjutkan bacaannya. Segera putuskan !!!

Terima kasih telah tetap memegang buku ini ditangan masing-masing, karena sebentar lagi saya akan mengemukakan alasan bahwa kata – kata diatas itu adalah mental blok yang harus dihilangkan oleh semua apoteker muslim yang membaca buku ini. Berikut adalah 5 alasan mengapa perkataan tesebut harus dihilangkan sekaligus merupakan lima pola pikir tentang kekayaan yang harus dimiliki oleh rekan – rekan apoteker muslim.
Pertama, Bisnis apotek bukanlah tentang uang. Rekan – rekan apoteker muslim semuanya, bagi saya, bisnis apotek bukanlah tentang bagaimana kita mengumpulkan uang. Bagi saya, bisnis apotek adalah bagaimana seorang apoteker mengurusi urusan orang lain yang orang tersebut tidak mampu mengurusinya dan tentunya itu berputar sekitar obat, alat kesehatan, suplemen, dan produk – produk farmasi lainnya. Bagi saya, uang yang banyak adalah parameter bahwa saya sebagai apoteker, benar – benar berkontribusi bagi masyarakat sekitar. Semakin keberlimpahan uang, maka pastinya semakin banyak orang yang saya uruskan urusan yang tidak bisa mereka atasi. Dan itulah dakwah dari seorang apoteker muslim. Dan itulah cara bgaimana kita meraih surga.
Kedua, keluhan yang sering diungkapkan oleh para apoteker muslim yang berada di apotek tentang gaji sedikit alias miskin, sama halnya mengingkari An-Najm (53), ayat: 43-45, dan 48
وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَى
"dan Dia-lah yang menjadikan orang TERTAWA dan MENANGIS."
(QS. 53:43).
وَأَنَّهُ هُوَ أَمَاتَ وَأَحْيَا
"dan Dia-lah yang MEMATIKAN dan MENGHIDUPKAN." (QS. 53:44).
وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنثَى
"dan Dia-lah yang menciptakan berpasang-pasangan LAKI-LAKI dan PEREMPUAN. " (QS. 53:45).
وَأَنَّهُ هُوَ أَغْنَى وَأَقْنَى
"dan Dia-lah yang memberikan KEKAYAAN dan KECUKUPAN." (QS. 53:48).
Dari ayat alquran tersebut, menunjukkan bahwa Allah selalu memberikan kita semua kekayaan, setidaknya kecukupan. Hanya kitalah yang memberikan label miskin kepada diri kita sendiri. Apoteker tidak boleh mengeluhkan akan pendapatannya yang kecil. Apoteker yang mengeluhkan hal tersebut, artinya tidak mengimani ayat ayat yang ada di alqur an tersebut.
Justru apoteker muslim baik menjadi pemilik sarana apotek (investor) maupun apoteker pengelola apotek harusnya mengerti bagaimana membuka pintu – pintu rezeki yang sesungguhnya telah tersedia. Dan dalam buku ini, saya berharap dapat memberikan inspirasi kepada para rekan rekan apoteker semua tentang porsi sebuah pemikiran yang pastinya sudah lama ada, hanya saja saya mencoba untuk mengemasnya dalam sebuah buku. Pemikiran yang baik tentang bagiamana porsi seorang pemilik sarana apotek untuk mendapatkan free cash money dari laba bersih maupun porsi tentang bagaimana apoteker pengelola apotek dapat mendapatkan bonus maupun bagi hasil yang juga dari laba bersih. Dengan pengelolaan keuangan apotek menggunakan pencatatan model rosetta stone, akan nampak secara transparan berapa free cash money dari laba bersih yang dapat diambil atau bonus dari laba bersih yang didapatkan.

Ketiga, Apoteker muslim hendaknya terobsesi akan hidup keberlimbahan rezeki alias hidup kaya raya. Saya agak sedikit kaget, ketika dulu mendegar berbagai frase kata – kata yang membuat mental blok terbentuk. Dan setidaknya, saya mulai menghilangkan mental blok tersebut sedikit demi sedikit agar persepsi “kaya itu haram, atau dilarang menjadi kaya” itu mulai runtuh dalam diri saya. Rekan – rekan apoteker semua, betapa kagetnya saya, ketika ternyata justru agama islam sendiri yang penuh dengan rekomendasi kita untuk hidup kaya. Bagaimana tidak? Kita lihat didalam sholat kita, dalam bacaan sholat kita, terdapat bacaan yang itu jelas – jelas menyuruh kita untuk kaya. Bagaimana mungkin kita sebagai orang islam mengingkari doa tersebut dengan berbagai kata – kata mental blok yang dibangun oleh orang lain.
Ya Allah, ampunilah aku, sayangilah aku, cukupilah aku, bimbinglah aku dan berilah rezeki padaku.(bacaan duduk diantara dua sujud)
Jelas – jelas dalam bacaan tersebut, secara klausal kita meminta kepada Allah untuk mencukupi kehidupan kita serta memberikan rezeki kepada kita. BIla doa yang terucap dalam lidah kita seperti demikian, apakah hati dan pikiran kita masih berbeda ???Rekan – rekan apoteker semua yang bisa menjawab. Jika memang rekan – rekan apoteker masih ingkar bahwa kita memang di wajibkan untuk kaya, maka mari kita lihat rukun islam zakat dan haji. Siapa yang berkwajiban untuk membayar zakat dan haji? Jika memang kita orang muslim dan rasa cinta kita kepada Allah sangatlah besar, maka pantaskah kita untuk tidak menjalankan semua rukun islam ? Tentunya, hanya hati dan pikiran yang bersih yang mampu menjawabnya, Dan kaya keberlimpahan rezeki yang barokah adalah salah satu jalannya. Dari sinilah, kepada rekan – rekan apoteker semua, mari berpikir bagaimana agar kita dapat kaya. Tentunya, masih banyak alasan – alasan lain yang menuntut kita untuk kaya, seperti
Anjuran memberi (sodaqoh) banyak sekali di tekankan baik dalam alqur an maupun hadist, Rosullulah di masa – masa awal adalah pengusaha yang kaya dan terpandang, Para sahabat untuk menegakkan islam memiliki kekayaan yang laur baisa, dan Anjuran kaya secara eksplesit muncul dalam hadist hadist rosull

Keempat, Apoteker muslim harus benar – benar mengenali karakter dirinya saat berhadapan dengan uang dan mencari solusi atas karakter dirinya tersebut. Untuk poin ini, rekan – rekan apoteker bisa mendebat saya, karena ini hanya hipotesa saya sendiri berasal dari pengalaman saya ditambah beberapa buku yang say abaca salah satunya buku karya om jaya setyabudi “buka langsung laris”. Saya, adalah tipe orang yang ramah, tertawa ngakak, berjiwa melayani, dan cocok jadi seorang sales. Ternyata tipe orang seperti saya ini, dalam buku “buka langsung laris” tidak cocok untuk membawa uang banyak. Dan benar apa adanya, saya bukanlah orang yang ketika memegang uang dapat awet. Ketika saya memegang uang banyak, saya akan berpikir bagaimana agar uang tersebut habis! Dan itu bahaya. Istri saya, adalah tipe yang berkebalikan dari saya. Secara karakter dia pendiam, ketika tertawa hanya senyum simpul, dan sedikit innocent. Tipe ini adalah tipe anjing penjaga, karena dengan uang sangat detail sekali. Karakter seperti ini cocok untuk memegang uang. Nah…ada 4 tipe dasar karakter diri yang dapat rekan rekan apoteker baca di buku buku psikologi (DISC, dll), atau silahkan secara simple dapat rekan rekan apoteker baca di buku “buka langsung laris”. Di sini, yang perlu digaris bawahi adalah, kenali karakter rekan rekan apoteker mengenai uang, dan carilah solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh karakter rekan rekan apoteker tersebut.

Kelima, Setelah kaya, lalu apa? Pertanyaan yang harus dijawab adalah, mau seberapa kaya rekan rekan apoteker semua? Mau sampai berapa kaya nominal yang anda peroleh? Mau sampai berapa pendapatan setiap bulannya? Lalu setelah itu lalu apa? Rekan – rekan apoteker semua, kita semua, terutama saya, tentunya mau tidak mau masih mengakui bahwa kita selalu berproses, saya pun jelas demikian. Saya menulis ini, bukan karena saya telah mampu, tapi saya ingin berbagi apa yang saya miliki serta menjadi pengingat say ajika dimasa depan saya memiliki kesalahan – kesalahn. Mari kita rangkum poin dari satu sampai poin empat. Bisnis Apotek bertujuan untuk mengurusi urusan orang lain yang tidak bisa mengurusi urusannya mengenai obat, alat kesehatan, supliemn, dan produk – produk farmasi lainnya. Bisnis apotek tersebut adalah sarana dakwah kita. Semakin banyak orang yang membutuhkan bisnis kita ini, maka semakin banyak uang yang dapat kita kumpulkan. Uang adalah parameter seberapa banyak orang yang mengambil manfaat dari bisnis apotek kita. Keberlimpahan uang menjadi kewajiban bagi apoteker muslim, karena islam secara langsung maupun tidak langsung meminta hal tersebut. Permasalahannya adalah, karakter kita dalam menghadapi uang adalah berbeda – beda. Karakter tersebut menimbulkan masalah yang bila tidak dihadapi dapat menimbulkan awal kehancuran bagi hidup kita. Lantas, setelah kaya, apa yang harus kita lakukan? Jawabannya adalah, kembali ke point pertama kita! Apakah rekan rekan apoteker muslim semua bersedia dengan harta, tenaga, dan pikiran nya mengembangkan dan membesarkan bisnisnya untuk kebermanfaatan yang lebih besar lagi? Jika bisnis anda masih sekecamatan, apakah rekan rekan apoteker tidak mau membuat kebermanfaatan untuk sekabupaten? Se provinsi?Dua provinsi?Menasional? Berdakwah melalui jalur kesehatan lainnya? Inilah kewajiban kita sebagai apoteker muslim !! SEBAGAI APOTEKER MUSLIM !!!!
Bila ada kesalahan, semuanya berasal dari diri saya seorang manusia….Bila ada kelebihan, semata – mata karena Allah swt.
Wa alaikummusalam wr.wb

1 komentar:

Arif the Storyteller mengatakan...

Berarti Rosetta Stone ini membantu kita bersikap adil dalam Profit n Profesi. Terimakasih atas motivasinya Om Andy.