Total Pengunjung Blog

Pengikut

Popular Posts

Jumat, 11 Maret 2011

kekagumanku

oleh ***************** pada 09 Maret 2011 jam 8:35

tidak seperti yang aku lihat pada aslinya..

Nampak kosong tak menarik.

Tapi berusaha aku semakin mengenalnya bukan karna dia yang minta tapi aku memang ingin benar2 mengenalnya.

Penuh misteri tapi kaya akan motivasi diri.

Mungkin setiap hembusan nafasnya isinya semngat juang tanpa akhir untuk dirinya,teman2nya dan keluarganya.

semakin tertarik membaca semua tentang dirinya.

Belajar dari kehidupannya, membuat aku semakin dewasa.

Nampak negatif semuanya, tapi isinya benar2 luar biasa positifnya.

Kawan,…kali ini aku ingin berterima kasih kepadanya. Kepada seseorang yang telah membuatkan kata-kata indahnya untukku. Kata-kata yang memberikan nafas baru untuk semangat-semangat mengubah hidup ini menjadi orang yang lebih berarti.

 

semoga dia membaca ucapan terima kasihku dan selalu mengingat bahwa saat ini aku berharap kepadanya untuk mampu lebih dewasa dan lebih kuat. Aku tak ingin dia menjadi seseorang yang dalam kerapuhannya memberikan hari –hari ini terlewatkan begitu saja.

 

Semoga dia membaca ucapan terima kasihku dan selalu mengingat bahwa masih banyak hal yang harus ia lakukan. Untuk dikerjakan, untuk di buktikan, bahwa ia memang mampu melakukannya.

 

Kawan…ini bukan masalah cinta…karena cintaku akan tumbuh setelah matang pada waktunya esok. Kepada siapa?kepada yang telah sah untukku (insyaallah). Ini lebih dari sekedar masalah cinta, ini adalah sebuah masalah kehidupan, dan kedewasaan pola pikir agar mampu bangkit lagi di dalam dirinya. Menjadikan masa depannya tidak hanya berarti untuk dirinya sendiri (berdiri sendiri), namun juga berarti untuk linkungannya, dan kaum-kaum marginal yang benar-benar saat ini terpojokkan.

 

Wahai seseorang !!!

akan aku ceritakan apa yang sesungguhnya terjadi pada diri ini..

 

engkau tahu??? Bagaimana pengalamanku jatuh ke dalam jurang yang dalam???(sebaiknya engkau mencari tahu,agar engkau mampu tahu seperti apa kondisi yang akan aku ceritakan).

Sungguh berat, untuk naik dari jurang itu. Berat sekali!!!Membutuhkan waktu yang relatif panjang dan hal yang mampu mengangkat harga diri ini. Bahkan, tak pernah berpikir ternyata Allah masih mengizinkanku untuk melewati hari ini disini, ditempat terindah bagi diriku bersama keluarga, sahabat, dan orang –orang hebat  dalam hidupku.  Menuntut ilmu dan menyebarkannya kepada orang –orang yang benar-benar membutuhkan.

 

Setelah aku mampu naik, ternyata jurang itu  memberikan pelajaran yang begitu dalam bagi jiwaku. Jurang ini memberikan pelajaran yang berkesan, bagaimana penting nya sebuah waktu, bagaiamana untuk tidak menyia –yiakan waktu, dan bagaimana agar waktu kedepan dapat aku isi dengan hal –hal yang bermanfaat dan berkualitas. Saat ini, mungkin hal –hal yang aku lakukan belum sepenuhnya selalu bermanfaat dan berkualitas, namun aku benar-benar sadar bahwa ada hal –hal tertentu yang benar-benar tak sanggup aku lakukan lagi seperti waktu lalu. Mungkin beberapa diantara pembaca menganggap diriku lebay dan sok-sok an. Tapi semoga, dirimu, dirimu yang mengenalku, mampu tahu dan paham apa yang aku maksud. Aku tak berharap engkau memahamiku, bukan itu harapanku. Harapanku kepadamu lebih besar. Aku berharap engkau mampu berjuang dengan kaki-kakimu sendiri dan berlari. Janganlah berhenti maupun terhenti. Cukup jadikan masalalumu sebagai kenangan indah yang akan menjadi cerita anak mu kelak (aku juga paham, itu butuh waktu dan proses). Namun, saat ini, Mulailah untuk mengimplementasikan hal –hal kecil untuk hal –hal besar yang akan kamu capai dalam pikiranmu.  Bukan karena sebuah pembuktian, dan bukan karena sebuah keterpaksaan. Namun, jadikanlah hal –hal besar tersebut sebuah hal yang mampu menjadikan dirimu lebih berarti, lebih berisi, dan lebih berpengaruh untuk negeri ini.

Aku tak berharap kau berjuang sendiri, karena saatnya nanti, kita akan menjadi partner, memperjuangkan apa yang kita sebut dengan “kemakmuran dan kesejahteraan negeri”. Saat ini aku juga sedang berlari, dan berdiri dengan kaki –kakiku sendiri. Tak akan pernah terhenti maupun berhenti. Cobalah kejar aku, cobalah ungguli aku. AKu menunggu kencangnya larimu. Dan suatu saat, dengan sebuah senyum hebat, engkau akan berkata kepadaku “Apa yang bisa aku bantu ?Di daerahku, ditempatku hidup, sudah tidak ada lagi orang berpola pikir miskin!!!”. Aku pun saat itu akan menjawab, “sudah saatnya kita keluar dari lingkungan kita, menuju daerah dimana pola pikir pola pikir kemiskinan harus diperangi!!"

Seandainya engkau bingung dengan apa yang dimaksud dengan pola pikir miskin, baiklah!!akan aku sajikan sebuah cerita dan insyaallah ini akan aku masukkan dalm sebuah novelku kelak…

 

 

Eka ayuthaya khanif putra

Eka, kami sadar, bahwa rakyat miskin takkan hilang di muka bumi ini, tapi kami mulai sadar pola fikir seseorang agar ia tidak mau mengakui dirinya miskin yang harus diubah. Karena engkau tau? Definisi mampu? Definisi kaya? Allah memberikan ketetapan bahwa muslim yang mampu wajib menunaikan ibadah haji. Lantas apa Eka tidak bertanya siapa sajakah yang mampu itu? Orang yang mampu itu bukan orang yang kaya menurut data RT, dan orang yang miskin/tidak mampu itu bukan orang yang terdata sebagai keluarga miskin di pedukuhan. Itu hanya sebuah perbandingan. Tapi definisi mampu di sini, menurut Allah, adalah orang yang punya kemauan. Kurang paham Eka? Oke, aku berikan gambaran. Kusadurkan cerita yang aku dapat dari kaskus.( http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1812147)

Jawaban Elegan dari seorang tukang bakso

Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh yang sedang belajar menggambar peta, juga mewarnai. Hujan rintik rintik selalu menyertai di setiap sore di musim hujan ini.

Di kala tangan sedikit berlumuran tanah kotor,...terdengar suara tek...tekk.. .tek...suara tukang bakso dorong lewat. Sambil menyeka keringat..., ku hentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa mangkok bakso setelah menanyakan anak - anak, siapa yang mau bakso ?

"Mauuuuuuuuu. ...", secara serempak dan kompak anak - anak asuhku menjawab.

Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya. ...

Ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini ketika saya

membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue semacam kencleng. Lalu aku bertanya atas rasa penasaranku selama ini.

"Mang kalo boleh tahu, kenapa uang - uang itu Emang pisahkan? Barangkali ada tujuan ?" "Iya pak, Emang sudah memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yang sudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja, Emang hanya ingin memisahkan mana yang menjadi hak Emang, mana yang menjadi hak orang lain / tempat ibadah, dan mana yang menjadi hak cita -cita penyempurnaan iman ".

"Maksudnya.. ...?", saya melanjutkan bertanya.

"Iya Pak, kan agama dan Tuhan menganjurkan kita agar bisa berbagi dengan sesama. Emang membagi 3, dengan pembagian sebagai berikut :

1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidup sehari - hari Emang dan keluarga.

2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq/sedekah, atau untuk melaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi tukang bakso, Emang selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnya yang ukuran sedang saja.

3. Uang yang masuk ke kencleng, karena emang ingin menyempurnakan agama yang Emang pegang yaitu Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya yang mampu, untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu butuh biaya yang besar. Maka Emang berdiskusi dengan istri dan istri menyetujui bahwa di setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini, Emang harus menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan haji. Dan insya Allah selama 17 tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi Emang dan istri akan melaksanakan ibadah haji.

Hatiku sangat...... .....sangat tersentuh mendengar jawaban itu. Sungguh sebuah jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang memiliki nasib sedikit lebih baik dari si emang tukang bakso tersebut, belum tentu memiliki fikiran dan rencana indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkali berlindung di balik tidak mampu atau belum ada rejeki.

Terus saya melanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai berikut : "Iya memang bagus...,tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang mampu, termasuk memiliki kemampuan dalam biaya....".

Ia menjawab, " Itulah sebabnya Pak. Emang justru malu kalau bicara soal mampu atau tidak mampu ini. Karena definisi mampu bukan hak pak RT atau pak RW, bukan hak pak Camat ataupun MUI.

Definisi "mampu" adalah sebuah definisi dimana kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya sendiri. Kalau kita mendefinisikan diri sendiri sebagai orang tidak mampu, maka mungkin selamanya kita akan menjadi manusia tidak mampu. Sebaliknya kalau kita mendefinisikan diri sendiri, "mampu", maka Insya Allah dengan segala kekuasaan dan kewenangannya Allah akan memberi kemampuan pada kita".

"Masya Allah..., sebuah jawaban elegan dari seorang tukang bakso".

Spoiler for kesimpulan:

Berterimakasihlah pada orang-orang kecil yang memberikan teladan dan menebarkan harapan perbaikan hidup pada kita. Mereka tiang penyangga yang menahan langit dari keruntuhan. Mereka peredup terik mentari kehidupan yang ada kalanya terasa panas membakar.....

Hebat bukan eka….mang tungang bakso. Aku berharap eka, di era kepemimpinan generasiku nanti, masyarakat kita memiliki pola pikir yang selaras dengan ini. Agar mereka tak meminta – minta lagi, agar tidak ada antrian sembako yang justru membuat mereka bangga ketika di shoting televisi, dan agar tidak ada masyarakat yang selalu dan selalu menjelek – jelekkan pemerintahan, atau bahkan yang namanya mahasiswa merusak gedung – gedung anarki ketika berdemo. Apa itu bukan sama saja dengan perusak!. Eka...yang lebih miris eka, agar tidak ada lagi pengemis yang bertengger di perempatan di dekat universitas – universitas terkenal di penjuru dunia.

Mungkin…saat ini, sekian  dariku untukmu….

aku tak ingin dirimu hanya menjadi generasi muda yang terjebak dalam kehidupan Generasi muda pada umumnya, nongkrong, belanja, jalan-jalan, dan kehidupannya hanya berputar masalah percintaan. Semoga pikiranmu mulai dan segera terbuka, bahwa banyak hal yang lebih penting daripada itu, dan yakinlah bahwa jodoh kita telah ditentukan seperti Allah menentukan rejeki dan kematian.

 

maafkan aku, jika ku terlalu sok, menasehati dirimu. Anggaplah aku angin lalu jika hanya itu yang engkau anggap seperti itu. Tapi sungguh, sebuah ketulusan bagiku, karena ada sebuah harapan ku untukmu, menjadi seseorang yang sangat berguna dan bermanfaat lebih dari orang –orang lain sebayamu.

6 komentar:

Anonim mengatakan...

buat siapa Ndy...kayaknya ngerti..buat salah satu anak Farmasi ya..ehem2....

itheng mengatakan...

seperti isi blog-blogku lainnya..tidak hanya ditujukan untuk personal saja, namun untuk sememangat para pembaca lainnya sehingga mampu menimbulkan semangat yang lebih....hehehe

itheng mengatakan...

no coment....g yow....

tacha_1704@yahoo.com mengatakan...

hatur nuhun :)

Anonim mengatakan...

wah...saya jadi merasa tersanjung, ......

vivit and bayu mengatakan...

Wah,,,semangat Andy!!Mari kita jadi kaya buat membantu sesama!!Nice post deh