Total Pengunjung Blog

Arsip Blog

Pengikut

Popular Posts

Sabtu, 26 September 2009

Pecundang itu aku, pecundang itu aku aku…aku….

aku….

Pada mulanya adam diciptakan sendiri dalam kehangatan surga.

Pada mulanya lelaki diciptakan sendiri dalam keinginan TuhanNya.

Pecundang ini adalah lelaki lelaki yang kuat pada mulanya karena lahir sendiri lelaki yang mampu berjuang penuh motivasi, semangat, dan emosi untuk meraih bintang diatas sana, di surga sana. Namun tiba - tiba muatan motivasi, semangat, dan emosi itu hilang ditengah perjalanannya.

Pada pertengahan, terlahirlah sosok hawa, sosok hawa yang akan menghangatkan sosok adam dalam kesendirian.

Pada pertengahan, terlahir sosok wanita, sosok wanita yang diciptakan dalam keinginan TuhanNya. Pecundang ini adalah lelaki lelaki yang kuat pada mulanya, untuk berjuang meraih bintang dengan kobaran motivasi, semangat dan emosi. Hingga pada pertengahan, pecundang ini ditemukan oleh sosok rusuknya untuk menemani dan menikmati keindahan bintang.

Pecundang ini adalah lelaki…

lelaki, terkadang ada dipuncaknya. Tiba – tiba merosot turun. Pada saat dipuncak kita akan berkata bahwa kita ini adalah terhebat, kita ini adalah terkuat, dan kita kita lainnya….(penuh kesombongan dan penuh dengan kenyakinan bahwa puncak ini selalu bersamanya). Namun tiba – tiba saja tanpa disadari kita telah ada dibawah.Dan saat – saat inilah kehebatan wanita muncul dalam hidup sosok lelaki. Bagiku, bagi Pecundang seperti aku kehebatan wanita seperti inilah yang membuat ku masih tetap hidup didunia. Polanya pun tetap sama, namun penyampaiannya yang berbeda. Bunda… Engkaulah sosok wanita yang paling hebat dan setia membuat pecundang seperti aku kembali bangkit agar diatas lagi, agar kuat lagi, agar berjaya lagi. Dengan belaianmu kau kobarkan api yang hampir padam ini, dengan senyummu kau ciptakan pancaran hati yang mulai redup. Wanita-wanita terdekatku… engkaulah sosok wanita anggun yang membuat pecundang seperti aku masih mampu menikmati keindahan dunia ini. Dengan adanya kau disampingku, naik kepuncak amatlah ringan. Dengan adanya kau disisiku, perasaan nyaman tercipta. Wanita – wanita terdekatku….makasih ya…makasih telah memberikan arti hidup. Sebuah sosok karunia surga.

Pecundang ini adalah lelaki…

pada suatu ketika akan begitu berat melepas sosok wanita…

pada suatu ketika kekuatan itu hilang begitu saja karena sosok wanita…

pada suatu ketika hancur karena sosok wanita…

pada suatu ketika akan melemahkan hati seorang lelaki…

pada suatu ketika akan merasakan sunyinya tanpa sosok wanita

SUNYI I

Wanita, sunyi itu menyakitkan.

Namun sakitnya akan hilang menjadi keramaian setelah bersamamu.

Wanita, aku takut, aku lemah…karena sunyi itu pasti akan kembali lagi

wanita, aku bukan dewa, aku bukan siapa – siapa…aku ini pecundang yang tak mampu kendalikan sunyi….

SUNYI II

wanita, jangan hiraukan aku dalam kesunyian karena ini adalah alam yang harus aku jalani

wanita, lewati dengan kebahagian dirimu dalam waktu sunyiku walaupun nyanyian sunyi membisikan nada tajam hingga hatiku remuk

wanita,walaupun dalam waktu sunyiku, kau tetap seperti awalnya, pesona dari surga

lelaki ini adalah pecundang begitulah akhirnya….

ya!!! lelaki ini adalah pecundang…. yang ’saat kemarin’ mati roh hidup raga akibat sosok wanita.

Lelaki ini adalah pecundang…yang ’saat kemarin’ tidak mau menerima kenyataan bahwa kehidupannya tidak sesuai dengan harapan.

Kali ini wanitalah yang membuat lelaki dipercundangi.. Dan mungkin inilah keburukan wanita. Yang pada mulanya lelaki kuat tanpanya, Yang pada pertengahan memberikan kehidupan penuh dengan sinar anggunnya. Namun kadang kala berakhir dengan jatuh menjadi pecundang.

Namun kehidupan ini tetaplah berjalan…

namun Bumi ini terus berputar…

Namun matahari terus bersinar…

Dan lelaki , pecundang ini tidak boleh lemah terus – menerus.

Dan lelaki , pecundang ini haruslah kembali berjalan meneruskan mimpinya

dan lelaki, pecundang ini segera menguatkan dirinya

Lelaki ini, Pecundang ini, harus mempelajari ‘Waktu kemarin’ untuk kuat.

Lelaki ini, pecundang ini, harus berjuang seperti “pada mulanya”

Lelaki ini, pecundang ini, kembali kuat….dan akan kuat…. PECUNDANG INI AKAN BANGKIT UNTUK MENGGAPAI BINTANGNYA, DENGAN ATAU TANPA KAU, WANITA.

yogyakarta,28 januari 2006

pecundang ini adalah lelaki

dan lelaki ini adalah aku….aku…aku dan aku.

Hingga pada suatu saat kita akan menikmati bintang bersama.




0 komentar: